Persiapan

1.7K 102 26
                                    

Jangan lupa vote, komen, follow, dan share!!!


Sider digigit nyamuk


Dukungan dari kalian akan sangat membantu semangat penulis dalam melanjutkan cerita :)

Happy reading 🔥🔥🔥

Nggak nyangka udah 2021




***


Gavin menatap langit-langit kamarnya tak berselera. Semenjak kejadian tadi siang ketika ia melihat Asya bersama cowok lain, moodnya langsung turun. Dari tadi ia juga hanya berdiam diri di kamar, tidak seperti hari-hari biasanya.

"Ck, cowok itu siapa sih?" Ia mengacak rambutnya kesal.

Gavin memejamkan matanya dengan posisi tidur terlentang. Otaknya terus menerus membayangkan bagaimana wajah Asya ketika tersenyum, tertawa, kesal, marah, kecewa, bahkan menangis.

Cklek...

Ia membuka matanya terkejut ketika mendengar pintu terbuka. Ia berdecak kesal mengetahui kebiasaan Davin tak akan pernah berubah. Masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Lo nggak makan?" Davin menggigit roti bakar yang berwarna hitam dengan selai cokelat di dalamnya.

Gavin menoleh malas. "Nanti!"

"Keju masih ada nggak?"

Di ambang pintu Davin mengangguk. Ia kemudian melangkah masuk dan menyentuh apa saja yang berada di sekitarnya. Pandangannya tertuju pada dua buah miniatur angsa yang sudah keluar dari kotaknya. Di sekitarnya terdapat sobekan sobekan kertas kado yang ia yakini sebagai pembungkus dua angsa itu sebelumnya.

Ia melahap potongan terakhir roti yang kalau dimakan orang lain mungkin akan dimuntahkan kembali karena rasanya yang pahit.

Entahlah, selera Davin memang seaneh itu. Bahkan kalau disuruh memilih pizza atau roti gosong, ia lebih memilih roti gosong dengan selai cokelat.

"Ini yang tadinya mau lo kasih ke Asya waktu ultah, kan?" Davin memegang miniatur angsa putih yang jika ditempelkan kedua kepalanya akan membentuk lambang hati.

Gavin bergumam lirih. Ia menutup kedua matanya menggunakan lengan yang terbalut kaos putih.

"Kenapa masih di sini? Nggak dikasihin aja ke Asya?"

Gavin membuka matanya, ia menatap malas wajah kembarannya. "Buat apa? Udah putus juga," ucapnya tak berselera sama sekali.

Melihat itu membuat Davin menggelengkan kepalanya heran. "Lo beneran suka sama Asya?" Ia mengambil posisi duduk di kursi depan meja belajarnya Gavin.

"Tau ah!" Gavin mengambil bantal di sampingnya dan menutupkan ke wajahnya.

Davin berdecak malas, "Udah keliatan banget Lo suka sama Asya! Buruan kejar! Ntar keburu diambil orang baru tau rasa!" katanya menggebu-gebu. Ia tidak mau melihat Gavin menyesal di kemudian hari.

"Emang udah diambil orang."

"Apa?" Davin terkejut dengan pernyataan Gavin. Ia tidak menyangka Asya secepat ini melupakan Gavin dan mendapatkan pengganti yang baru. Atau mungkin memang sebenarnya Asya tidak pernah mencintai Gavin? "Asya jadian sama orang lain?"

Gavin mengambil posisi duduk. "Mana gue tau!"

"Gimana sih? Katanya udah diambil orang lain," kesal Davin. Ia mengambil dua miniatur angsa di meja belajar, kemudian menyusunnya hingga kedua kepala angsa itu menyentuh satu sama lain, membentuk lambang hati.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang