I'm back!!!
Jan lupa vote, komen, follow, dan share!!!
Kalo ada typo kasih tau ya!!!
Happy reading!!!!
🔆🔆🔆
"Kita putus!"
Ucapan sakral itu membuat seorang cewek menatap tak percaya pada orang yang baru saja mengatakannya.
"Maksudnya? Gu... Gue salah apa sama lo Vin?" Cewek bernama Lia itu matanya mulai berkaca-kaca. Yang tak lain adalah gadis kemarin yang resmi berpacaran dengan Gavin.
Padahal dari pulang sekolah sampai malam hari ia tidak melakukan kesalahan apapun. Chat-chat dari cowok yang mengantri menjadi pacarnya juga ia abaikan demi Gavin.
Demi Gavin ia begadang sampai larut untuk menemani cowok itu di tempat tongkrongan.
Demi Gavin ia mengangkat senyumannya sepanjang malam.
Demi Gavin ia tidak belajar meskipun hari ini ada ulangan fisika.
Gavin menatap sekelilingnya sejenak, berpikir sejenak, "Ya...Lo nggak salah apa-apa sih," ucapnya dengan enteng. Seolah hati seorang cewek adalah kertas contekan yang bisa seenaknya dibuang setelah ulangan berakhir.
"Terus kenapa Lo minta putus?"
Gavin tersenyum manis ke arah Lia yang sudah menangis, "Karena Gue udah bosen."
Setelah mengatakannya, Gavin melenggang begitu saja. Meninggalkan Lia yang kini sudah menangis dan tengah ditenangkan oleh kedua temannya. Ia menghentakkan kakinya kesal. Padahal susah-susah Lia mendapatkan Gavin. Baru kemarin jadian, eh hari ini sudah putus.
Satu tahun Lia berjuang demi cintanya, tapi hanya satu hari ia menikmati buah manisnya itu.
"Udah Ya! Udah... Lo nggak tau aja kalo Gavin itu playboy."
"Kita ke kelas aja yuk! Jangan malu-maluin Ya!"
Lia mengusap air matanya. Menatap punggung Gavin yang sudah duduk diantara teman-temannya. Kakinya kembali ia hentakkan.
"Huaa... Pokoknya Gue nggak mau tau! Kalo sampe ada cewek yang bertahan lebih dari satu bulan sama Gavin, Gue habisin dia!"
Tangisan Lia kembali pecah. Membuat Alda dan Bianca kewalahan sekaligus benar-benar malu dengan kelakuan teman mereka.
Ya... meskipun Lia cukup terkenal di SMA Galaksi, tapi kan tetap saja seharusnya ia masih punya urat malu jika harus menangis di depan umum seperti ini. Di kantin lagi.
🔆🔆🔆
Gavin melenggang santai menuju ke tempat para sahabatnya berkumpul. Seolah tak ada beban, cowok itu duduk di samping Varo. Kemudian mengambil es jeruk yang masih utuh untuk ia minum.
"Bangsat! Itu es jeruk Gue!"
Bukannya berhenti saat si empunya es jeruk sudah marah, Gavin justru semakin gencar. Cowok itu menghabiskan segelas es jeruk milik Varo tanpa tersisa sedikitpun.
Setelah merasa puas, Gavin meletakkan gelas di tempat semula. Mendesah nikmat hingga matanya terpejam karena rasa hausnya terobati. Persetan dengan pemilik es jeruk yang ngomel-ngomel mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Gavin bangsat!! Gue nggak mau tau!! Ganti es jeruk Gue!!!!!
Varo hanya bisa menatap nanar es jeruknya yang sudah menjadi almarhum. "Kenapa sih, dari kemarin Gue nggak bisa menikmati apa yang Gue pesen?" Varo curcol. Berharap ada yang mengasihaninya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! CERITA INI HANYA UNTUK DIBACA, BUKAN DI-COPY PASTE, DITULIS ULANG, DIJIPLAK, ATAU BAHKAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!! "Kita putus!" Hampir setiap hari kalimat itu dilontarkan olehnya. Ia Gavin, playboy yang satu hari bisa m...