Gavin menghentikan langkah begitu mendengar seseorang memanggil namanya. Keningnya berkerut heran mendapati seorang gadis yang ia sendiri lupa namanya tengah berlari tergopoh-gopoh ke arahnya. Gavin memang lupa namanya, tapi ia tahu kalau gadis ini adalah temannya Asya.
"Kenapa lo?"
Tea mengatur napasnya yang tersengal. Ia menunjukkan layar ponselnya yang tengah menampilkan aplikasi Instagram. "Asya DM gue di ig!!!" katanya dengan heboh.
Mata Gavin melebar sempurna. Dengan cekatan, ia mengambil alih ponsel Tea, menggeser layarnya untuk memastikan kalau apa yang diucapkan Tea benar adanya.
'Long time no see (^^)'
Gavin tidak tahu harus berekspresi bagaimana sekarang. Cowok itu mengembalikan ponsel milik Tea. "Thanks infonya!"
Dengan gerakan kilat, ia berlari menuju ke kelasnya. Jantungnya memompa darah lebih cepat. Bibirnya berkedut. Perlahan, senyumnya mengembang. Awalnya tipis, lama kelamaan melebar hingga giginya yang berjejer rapi nampak.
***
"Udah kumpul semua?"
Davin mengangguk menjawab pertanyaan Gavin, "Udah!"
Mata Gavin berkeliaran mengabsen satu persatu wajah anggota Andromeda. Setelah memastikan mereka sudah siap. Ia melajukan motornya, memimpin di barisan paling depan untuk pergi ke lapangan belakang.
Gerombolan remaja bermotor itu memenuhi jalan raya. Banyak pengguna jalan lain yang terpaksa menepi atau bahkan berhenti melihat gerombolan yang mereka duga sebagai geng motor itu. Tak ada yang berani memaki atau menyalip. Takutnya ternyata mereka membawa senjata tajam dan justru akan melukai bagi siapa saja yang berani berurusan dengan remaja-remaja itu.
Padahal kan tidak ada yang membawa senjata tajam sama sekali. Bahkan mungkin kalau ditegur oleh pengendara lain, mereka tak segan-segan untuk meminta maaf. Mereka hanya sekelompok pemain basket yang beranggotakan lebih banyak.
Sekarang pikiran Gavin terpecah menjadi dua. Sembari mengendarai motornya, ia melamun. Memikirkan apa sebenarnya tujuan 8dragon mengajak bertemu, juga tentang Asya yang ingin segera ia temui.
Karena letak lapangan yang menjadi tempat untuk kedua kelompok itu bertemu tidak jauh dari SMA Galaksi, mereka pun sampai lebih cepat. Hanya memerlukan waktu tidak lebih dari lima menit saja.
Lamunan Gavin buyar seketika melihat 8dragon sudah berkumpul di sana. Antara ketua dan anggotanya terpaut jarak sekitar lima meter.
Tanpa basa-basi Gavin meliukkan motornya agar berhenti di depan si Alan, ketua 8dragon yang kini duduk nangkring di atas motor ... Vespa?
Sementara itu, anggota Andromeda yang lainnya berhenti di belakang Gavin. Menatap aneh anggota 8dragon di depan mereka. Kilatan permusuhan nampak meskipun samar. Memang, kedua belah pihak sering mengalami perselisihan hingga menyebabkan tawuran antar sekolah.
Galaksi vs Rajawali.
"Woi! Piye kabare rek!" Alan menurunkan kakinya, ia lalu menginjak rokok yang tadinya ia hisap. Cowok bertindik itu bertos ria dengan Gavin yang masih menampakkan raut curiganya barang sedikit.
"Kenapa sih?"
Alan menyisir rambutnya ke belakang. Berdehem berkali-kali untuk menyiapkan kalimat yang dari tadi sudah disusun. "Jadi gini Vin! Kita, 8dragon itu rencananya mau ngumpulin donasi buat korban kebakaran di perumahan deket temen gue," kata Alan yang membuat Gavin akhirnya bernapas lega.
"Oh, yang kemarin itu?" tanya Gavin menyela pembicaraan Alan dan mendapat anggukan kepala dari cowok bertindik itu. Beberapa waktu yang lalu ia memang sempat mendengar kabar dari Intan kalau ada kebakaran yang terjadi di perumahan jeruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! CERITA INI HANYA UNTUK DIBACA, BUKAN DI-COPY PASTE, DITULIS ULANG, DIJIPLAK, ATAU BAHKAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!! "Kita putus!" Hampir setiap hari kalimat itu dilontarkan olehnya. Ia Gavin, playboy yang satu hari bisa m...