Tapi ... Gavin nggak seberuntung gue.
Dia dinyatakan meninggal setelah tiga jam berada di ruang ICU.
Mami yang paling terpukul di sini. Mami nggak rela anaknya diambil Tuhan. Saking nggak relanya, beliau sampai meluk Gavin selama lebih dari satu jam.
Iya, mami meluk Gavin yang mungkin udah dingin banget dan kaku.
Asya ikut terhanyut. Gadis itu tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Intan saat kehilangan Gavin. Padahal baru tiga jam Gavin melihat dunia.
Asya merasa kalau dirinya tengah membaca sebuah novel dari penulis terkenal. Ia sangat terbawa suasana pada tulisan tangan Davin yang menurutnya cukup rapi. Mungkin kalau Gavin mendengar Asya memuji kembarannya, ia akan berkata: Halah! Itu mah Davin pasti butuh lima jam buat nulis satu kalimat ini. Mengingat Gavin paling tahu bagaimana kesemrawutan Davin yang sebenarnya.
Dan ternyata keajaiban muncul!
Lo bisa nebak kan?
Gavin kembali bernapas setelah dipeluk mami selama itu.
Hati Asya ikut menghangat membacanya. Gadis itu tersenyum tulus. Padahal ia sudah tahu kalau Gavin pasti akan kembali bernapas. Buktinya, sekarang Asya sudah menjadi pacarnya.
Satu fakta sudah berhasil Asya ketahui. Kini, fakta-fakta berikutnya sudah menunggu. Gadis itu membuka halaman selanjutnya.
Gavin itu nakaaaal banget!!! Lo tau, kita berdua pernah masuk rumah sakit gara-gara kecerobohannya. Waktu itu, gue, Gavin, sama dua tetangga gue main masak-masakan. Singkat cerita karena haus, Gavin pergi ke dapur buat ngambil minuman. Tapi dia malah ngambil dua botol pemutih punya mami yang ditaruh di atas mesin cuci. Dan dengan gobloknya, gue nurut aja gitu waktu dia nyuruh gue buat minum pemutih pakaian. Mungkin karena umur kita masih empat tahun kali ya?
Nggak usah nanya gimana endingnya.
Lo tau, apa yang bikin mami papi kita kesel? Waktu di rumah sakit, Gavin ditanya kenapa ngambil pemutih pakaian itu, bukannya susu vanila yang udah distok di kulkas. Dan dia jawab gini: Kan Gavin pengen cobain pemutih rasa jeruk mi! Biasanya mami kan belinya yang ada gambar daunnya itu. Siapa tau nggak bahaya kan?
IYA! GAVIN SEBENERNYA TAU KALO ITU PEMUTIH PAKAIAN!
Dan gue masih terlalu goblok waktu itu.
Entah kenapa Asya berhasil tertawa dengan tulisan Davin yang ini. Padahal kalau waktu itu Gavin tidak selamat, mungkin lain ceritanya dengan keadaan sekarang.
Gadis itu tak bisa berhenti membaca kisah mereka. Davin begitu terampil menuliskan isi pengalamannya selama hidup bersama Gavin pada buku itu.
Ya, sesuai perkataan Davin, buku itu berisi semua hal tentang Gavin. Dan memang isinya seperti itu.
********
Mereka duduk melingkar di sekitar meja Asya. Kiara dengan ekspresi datarnya, Asya, Tea, dan Gea dengan ekspresi penasarannya. Bertanya-tanya apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Kim dari kemarin-kemarin. Kenapa ini terdengar sangat serius?

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! CERITA INI HANYA UNTUK DIBACA, BUKAN DI-COPY PASTE, DITULIS ULANG, DIJIPLAK, ATAU BAHKAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!! "Kita putus!" Hampir setiap hari kalimat itu dilontarkan olehnya. Ia Gavin, playboy yang satu hari bisa m...