Jangan lupa bernapas!!!!
Kalo ada typo kasih tau ya!!!
Happy reading!!!!
🔆🔆🔆
"Hai cantik!"
Gavin mengedipkan sebelah matanya, tersenyum manis para dua orang cewek yang masing-masing memegang satu mangkuk bakso. Mereka dari stan kantinnya Mang Udin yang memang menjual bakso dan mie ayam.
"Hai juga Gavin!!!"
"Tambah ganteng deh!!"
Meskipun baru memasuki istirahat pertama, Gavin sudah melaksanakan kegiatan sehari-harinya sebagai seorang playboy.
Apalagi kalau bukan menggoda setiap cewek yang lewat di depan matanya.
Herannya, hampir setiap cewek yang digoda berhasil luluh dan akhirnya jatuh ke jebakan playboy itu. Entah apa yang merasuki siswi-siswi Galaksi sampai mereka rela, bahkan antri untuk bisa menjadi bagian dari alumni pacar Gavin. Yang kalau sekarang dikumpulkan sudah setara dengan dua tim sepak bola.
Jadi kalau ada kompetisi sepak bola, jajaran mantan Gavin bisa dipertandingkan menjadi dua tim.
Tak hanya berasal dari SMA Galaksi, tapi mantan-mantannya itu menyebar luas ke penjuru negeri. Dari Sabang sampai Merauke.
Kriterianya bukan sembarang kriteria. Minimal si cewek harus memegang predikat sebagai cewek primadona, sepuluh besar cewek tercantik di sekolah lah paling tidak. Syukur-syukur punya otak encer, duit yang mengalir bagaikan air, atau jabatan penting di sekolahan. Entah itu ketua OSIS atau MPK atau pengajar ekstrakurikuler.
Di sebelahnya, Davin tertawa, "Anjir gue kalah start! Padahal niatnya dia bakalan jadi target gue selanjutnya." Tak jauh berbeda dengan Gavin, si Davin juga tak kalah hebatnya dalam urusan menggaet banyak cewek sekali kedip.
Tak jarang si kembar ini saling berbagi mantan.
Maksudnya misalkan besok putus dengan Davin, lusa bisa saja menjadi pacar Gavin. Atau sebaliknya.
Sementara itu, Ezra dan Varo mendengus sebal. Merasa terhina dengan status jomblo mereka yang belum juga terlepas.
"Manas-manasin kita Lo berdua?" tanya Ezra, cowok bergigi kelinci dengan sinis. Ia kemudian mencomot gorengan yang sebenarnya milik Varo. Menggigitnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Bangsat! Punya gue itu!" maki Varo. Wajahnya sudah menahan emosi.
Bukannya minta maaf, Ezra justru meringis tak berdosa. Memperlihatkan gigi depannya yang seperti kelinci.
"Makanya Lo berdua berguru aja sama kita!" usul Gavin.
Varo melengos tak berminat, "Halah... Lo berdua mah enak, udah punya modal tampang sama duit. Lah kita?"
"Sok ngerendah Lo Ro! Mobil aja setiap minggu ganti," Ezra menimpali. Benar sekali ucapan anak ini.
Di sisi lain, cowok yang dari tadi diam kini membuka suara, "Yang patut dikasihani itu Ezra, dua tahun nggak ada sinyal balik dari gebetan," ucap cowok bernama Arkan itu. Sarkas sekali. Ia membenarkan letak headphone yang melingkar di lehernya.
Semua orang kecuali Ezra tertawa. Hatinya tercabik-cabik mendengar kata-kata Arkan yang menusuk.
Yang merasa dinistakan memilih kembali mengambil gorengan milik Varo. Kemudian memakannya.
"Oi! Gue belum makan tuh gorengan udah Lo abisin aja!" kesal Varo.
"Yaelah tinggal pesen. Abang kan direktur, duit banyak, apa susahnya sih?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Ficção AdolescenteWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! CERITA INI HANYA UNTUK DIBACA, BUKAN DI-COPY PASTE, DITULIS ULANG, DIJIPLAK, ATAU BAHKAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!! "Kita putus!" Hampir setiap hari kalimat itu dilontarkan olehnya. Ia Gavin, playboy yang satu hari bisa m...