Romantic Couple

1K 90 9
                                        







"Cie ... Yang kemarin habis jalan sama do'i," goda Kiara begitu melihat Asya memasuki kelas.

"Ha? Siapa Ra?" tanya Gea dengan heboh. Ia bahkan sampai memutar punggungnya agar bisa menoleh ke Kiara yang duduk di belakang.

"Tuh! Orangnya!" Kiara menunjuk Asya menggunakan dagunya, tersenyum jail dengan kedua alis dinaik-turunkan.

"Wih, serius nih?" Tea langsung menyingkirkan tubuhnya, membiarkan Asya lewat.

Yang dari tadi diomongin malah diam-diam saja. Mengulum senyum dengan pipi yang memerah. Asya menaruh tas punggungnya. Duduk di bangkunya yang berada di samping tembok.

"Sya! Cerita dong Sya ...."

"Iya dong! Ayok cerita sama kita ...."

"Asya ...."

Asya menatap satu persatu wajah sahabatnya dengan bibir yang mengerucut kesal. "Apaan sih kalian? Kaya nggak ada kerjaan lain," katanya.

"Iya Sya! Kita emang nggak ada kerjaan, makanya nyuruh lo cerita," tukas Gea yang kini sudah duduk di samping Kiara, meninggalkan Letha di depan sendiri. Semenjak Kim pindah ke Korea, Kiara memang duduk sendiri. Jadi bangku di sampingnya hanya berisi tas Kiara sendiri.

Asya terdiam sejenak, ia memundurkan wajahnya begitu para sahabatnya dari tadi terus menatapnya dengan tatapan memohon. "Kalian kenapa sih?"

Tak ada yang menjawab membuat akhirnya Asya menghela napas berat. Gadis itu menggeser bangkunya agar lebih dekat dengan mereka. Ia kemudian tersenyum lebar. "Oke deh! Gue bakalan cerita!"

Dan pagi hari yang cerah itu dimulai dengan cerita romantic couple antara Asya dan Gavin. Mereka dibuat terkejut sekaligus merinding ketika Asya menceritakan bagian dimana bianglala yang ditumpangi oleh Asya dan Gavin tiba-tiba mengalami kerusakan.

"Kalo gue udah nangis kejer pasti," kata Gea. Membayangkan bagaimana berada di puncak tertinggi bianglala membuatnya berjanji pada diri sendiri untuk selalu berpikir dua kali ketika akan menaiki wahana tersebut. Kiara dan Tea mengangguk.

Kelima siswi itu beralih matanya pada pintu kelas yang tiba-tiba terbuka. Seorang cowok masuk. Namun ia tak sendiri karena cowok itu juga menyuruh seseorang untuk ikut masuk. "Masuk Vin!"

Nampaklah batang hidung Gavin. Cowok itu menebar senyum ke penjuru kelas Asya. Kelas yang tadinya tenang jadi semakin tenang. Kedatangannya membuat Tea, Kiara, dan Gea peka. Ketiga cewek itu pun menyingkir untuk sementara. Membiarkan Gavin dan Asya berbicara empat mata.

Wajah Asya memerah menahan malu. Seluruh atensi tertuju pada gadis itu. Apalagi ketika Gavin duduk mendekat dan memanggil nama Asya dengan bisikan lembut.

"Lo ngapain ke sini?" desis Asya. Beruntung ia sudah tidak lagi menjadi pusat perhatian. Siapa juga yang mau menjadi penonton adegan romantis antara mereka?

Gavin mengerucutkan bibirnya, "Pacarnya nyamperin bukannya seneng kok malah marah sih?" kesalnya. Ia membuang muka ke arah lain.

Ngambek!

"Bukan gitu!"

Asya memegang rahang Gavin agar menoleh padanya. "Yaudah. Lo mau apa Gavin ...." Gadis itu memberikan senyuman terbaiknya. Meskipun hatinya sedikit dongkol dengan sifat Gavin yang belakangan mudah sekali ngambek. Seperti cewek yang sedang kedatangan tamu.

Gavin diam sebentar. Ia melirik ke kanan dan kiri untuk menyiapkan kata-kata. "Istirahat nanti gue mau tanding basket sama kelas XI E, lo dateng ya?! Dukung gue!" katanya seraya menyingkirkan tangan Asya dari rahangnya. Berganti dengan menggenggamnya.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang