Jangan lupa vote, komen, follow, dan share!!!
Dukungan dari kalian akan sangat membantu semangat penulis dalam melanjutkan cerita :)
Happy reading 🔥🔥🔥
***
Buat selingan aja🐭🐭🐭***
Ezra menundukkan kepalanya sembari berjalan dengan gontai. Ia menghembuskan napas panjang. Tangannya menggenggam erat tali tas. Sejenak, matanya memindai kondisi sekitar yang sudah sepi.
Namun sepertinya tindakan itu membuat Ezra merutuk dalam hati. Ia menyesal telah melakukannya. Karena matanya baru saja menangkap dua buah objek yang menyakiti hatinya. Cowok itu mengurungkan niat untuk melangkah menuju keluar gerbang ketika hujan tiba-tiba turun.
Juga untuk menghindari dua buah objek yang tak lain adalah Letha dan Arion.
Pasangan yang berada di tengah lapangan futsal itu berlari bersama. Arion bahkan melepaskan jaketnya untuk melindungi kepala Letha dan dirinya sendiri. Mereka tampak kompak.
Dan... romantis!
Ezra mendudukkan dirinya pada anak tangga yang akan membawanya ke lapangan. Cowok itu menyaksikan bagaimana rintik-rintik hujan mulai menghujam bumi. Ia cemberut, menyadari bahwa Pak Rudi, supir pribadinya akan datang terlambat menjemput karena macet. Setidaknya itu yang ia baca dari pesan singkat yang dikirimkan Pak Rudi.
Cowok itu menelungkupkan wajahnya diantara kedua tangan. Sementara itu, kakinya yang terbalut sepatu putih menekuk.
Hawa dingin yang seharusnya ia rasakan seolah menghilang. Yang ada justru rasa panas yang menjalar dari hatinya.
Ezra merasakan ada seseorang yang ikut duduk di sampingnya. Ia lalu menoleh untuk melihat siapa orang itu.
"Gue boleh nemenin lo, kan?" tanya Gea dengan senyuman tipisnya.
Ezra mengangguk, "Boleh." Cowok itu menarik kepalanya agar berdiri tegak. Ia mengamati air yang turun dari langit menabrak lapangan futsal. Sepertinya hujan kali ini sangat deras.
Cowok itu memutar mata pada sebuah tangan yang terulur padanya. "Ini apa?" tanyanya pada Gea yang masih mempertahankan senyumannya.
Cewek di sampingnya ini justru terkekeh kecil. "Cokelat," katanya. Gea lalu menarik tangannya kembali ketika Ezra sudah menerima cokelat pemberiannya. "Katanya sih, efektif buat orang yang lagi patah hati," imbuhnya tersenyum jahil.
Ezra mengerucutkan bibirnya dengan kesal karena merasa sangat tersinggung. Namun ia tetap membuka bungkus cokelat tersebut. Seketika, harum semerbak cokelat menusuk hidung meskipun cokelat itu masih terlihat ujungnya saja. Tak perlu waktu lama lagi bagi cowok bergigi kelinci itu untuk menerbitkan senyum.
Ia lalu memutar badan untuk menghadap ke arah Gea.
"Aaa...."
Gea terkejut ketika Ezra menyuruhnya untuk membuka mulut. "Kan udah gue kasih ke lo!" Cewek itu membulatkan matanya karena Ezra tidak mendengarkan apa yang diucapkannya. Ia bahkan bisa melihat raut memohon dari cowok yang duduk di sampingnya.
"Sekaliii... aja! Please!"
Pada akhirnya, Gea menurut. Ia menggigit ujung cokelat dengan perasaan gugup. Matanya membingkai senyum ceria yang ditunjukkan oleh Ezra. Inilah yang paling disukai Gea dari Ezra. Senyumannya yang bisa membuat hatinya menghangat. Ia sangat bersyukur bisa menikmati senyuman itu dari jarak sedekat ini. Sepertinya Gea harus berterimakasih kepada Letha dan Arion, juga pada hujan yang turun sore ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Novela JuvenilWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! CERITA INI HANYA UNTUK DIBACA, BUKAN DI-COPY PASTE, DITULIS ULANG, DIJIPLAK, ATAU BAHKAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!! "Kita putus!" Hampir setiap hari kalimat itu dilontarkan olehnya. Ia Gavin, playboy yang satu hari bisa m...