Alasan

1.1K 93 1
                                    

Happy reading!!

Kalo ada typo kasih tau ya!!

Vote, komentar, follow, dan share!!

🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆🔆


Hari ini tepat hari ulang tahunnya. Asya sama sekali tidak merasa spesial. Ia justru merasa sedih. Bukan karena tidak ada orang yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Melainkan ia sedih karena harus kembali mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

25 panggilan tak terjawab dari Gavin
127 pesan belum terbaca dari Gavin
17 pesan belum terbaca dari Tea
20 pesan belum terbaca dari Kiara
4 pesan belum terbaca dari Kim
1 pesan belum terbaca dari Aldo
1 pesan belum terbaca dari Dejan
....

Asya menatap datar layar ponselnya. Kalau hari ini bukan hari Sabtu, mungkin Asya akan izin untuk tidak berangkat ke sekolah, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Ia mengecek satu persatu pesan yang dikirimkan oleh mereka. Kebanyakan isinya adalah ucapan selamat ulang tahun.

Asya meletakkan cup ramen yang sudah diseduh di atas meja belajarnya yang terletak berhadapan langsung dengan jendela kamar. Jadi ketika belajar, ia bisa leluasa menatap keluar. Atau kalau bosan, bisa duduk-duduk di balkon.

Asya menarik kursi meja belajarnya, duduk di sana untuk kembali mengecek pesan yang masuk.

Dejan Xavier

Happy birthday Sya🎉🥳 sehat selalu ya... Tambah cantik, tambah pinter, tambah rajin sholatnya, dan tambah-tambah yang lain :)

Asya terkikik kecil membaca pesan dari Dejan. Jemarinya bergerak untuk mengetik di layar ponselnya.

Makasih 🥰

Ponselnya bergetar, pertanda ada panggilan yang masuk. Nama Gavin Keano tertera di layar.

Asya berdehem kecil, ia mengangkat panggilan tersebut. Perasaannya jadi campur aduk dan tidak tenang.

"Halo?"

"Halo Sya! Awh... Lo di mana?"

Asya mengerutkan kening karena suara Gavin terdengar seperti tengah menahan sakit. "Eh, Lo kenapa Vin?"

"Ng...nggak papa kok, hehehe... Lo...belum jawab pertanyaan gue!"

Asya sebisa mungkin menormalkan detak jantungnya. Entah kenapa ia jadi khawatir dengan Gavin. "Gue di rumah kok. Lo kenapa?" Ia mengaduk-aduk isi ramennya. Mengulang kembali pertanyaan.

Gavin tidak bersuara selama beberapa detik.

"Nggak papa Sya... Gue cuma mau minta maaf buat yang tadi malem, nggak jadi ke rumah Lo! Dan... Happy birthday to you!!"

Asya tersenyum entah untuk apa. Ia hendak membuka kembali suaranya, sampai beberapa kegaduhan yang terdengar di seberang telepon mampu membuat detak jantungnya kembali meningkat.

"Gavin bego! Itu infus Lo kenapa bisa—"

Setelah itu, kalimatnya terpotong karena Gavin memutuskan panggilan sepihak.

"Infus?" gumam Asya. "Gavin kenapa?"

Satu suapan ramen berhasil mendarat di mulutnya. Dengan perlahan ia mengunyahnya. Sejenak ia melihat-lihat bungkus ramen. "Enak banget sih?" gumamnya.

"Beneran dari Jepang asli?! Halal nggak nih?"

Ia memeriksa bagian komposisinya. Sedetik kemudian mendengus kesal karena isi hurufnya kanji semua.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang