Percobaan

1.1K 87 13
                                    

Jangan lupa vote, komen, follow, dan share!!!

Dukungan dari kalian akan sangat membantu semangat penulis dalam melanjutkan cerita :)

Happy reading 🔥🔥🔥

***

"Anak-anak Mami!! Cepetan turun!" Intan berteriak ke arah lantai dua dimana kamar kedua putranya berada. Ia tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Meskipun ada Bi Uci, tapi kalau untuk urusan masak-memasak tetap dilakukan oleh dirinya sendiri. Bi Uci hanya bertugas membersihkan rumah, kalaupun harus memasak itupun jarang-jarang.

Intan menghela napas berat ketika Davin dan Gavin belum juga keluar. "Udah pada bangun belum sih?" Ia baru saja hendak menyusul ke atas, namun segera dicegah oleh Tama yang dari tadi sibuk membaca koran.

"Nggak usah Mi! Nanti juga turun sendiri."

Intan berkacak pinggang, "Kalo nanti telat gimana?"

"Ya biarin lah, biar mereka kapok!"

Keduanya menoleh ke arah tangga ketika mendengar suara derap langkah. Siapa lagi kalau bukan Davin dan Gavin pelakunya. Mereka terlihat sudah rapi dengan seragam masing-masing.

Davin dan Gavin mengambil posisi duduk mereka. Formasinya seperti biasa, Davin di depan Intan, dan Gavin di depan Tama.

Namun ada yang aneh di pagi ini. Gavin tidak langsung duduk di tempatnya, ia terlebih dahulu menuangkan empat gelas susu untuk anggota keluarganya. Hal itu membuat semua orang saling pandang dengan tatapan bertanya-tanya.

"Gavin! Kamu sehat?"

Gavin meletakkan gelas di depan Davin, matanya menatap bingung wajah Papinya. "Sehat Pi!" Ia terkejut menyadari seluruh anggota keluarganya memusatkan perhatian padanya. "Pada kenapa sih?"

"Kamu aneh Gavin...," ucap Intan, "nggak biasanya jadi anak baik kek gini!" imbuhnya.

Gavin mendengus kesal, "Jadi anak nakal salah, jadi anak baik juga salah. Maunya apa sih?"

Semua orang tersenyum melihat Gavin kesal. "Habisnya kamu aneh banget loh sayang... Mami malah takut kalo kamu tingkahnya kayak gini."

Davin mulai memasukkan roti bakar terlampau gosong dengan selai cokelat ke mulutnya, diikuti oleh anggota keluarganya yang lain. Bedanya, mereka memakan roti bakar yang normal. Kegiatan itu berlangsung selama beberapa menit sebelum akhirnya mereka selesai dan bersiap untuk berangkat sekolah dan ke kantor.

"Nanti malem kalian harus di rumah ya! Kita makan malam bareng," kata Intan yang sebenarnya merindukan kegiatan makan malam.

"Iya Mi!"

***

Bel pulang sekolah berbunyi. Membuat semua murid SMA Galaksi berhamburan keluar kelas. Gavin berjalan dengan hati gembira menuju ke kelas Davin. Ia meminta agar kembarannya itu menunggu sebentar selama ia melancarkan aksinya.

"Dav!" Gavin melambaikan tangannya dengan senyuman lebar.

Dari arah yang berlawanan Davin dan Kenzo berjalan ke arahnya. "Udah lo ajak balikan?"

Gavin berdecak kesal, "Belum lah, baru juga bel pulang."

Davin tertawa, "Yaudah sana! Gue tunggu kabarnya."

"Lo nungguin di mana?"

"Kelas lo aja!"

Gavin mengangguk. Ia kemudian kembali berjalan untuk menuju ke kelas Asya. Kebetulan letak kelas Asya memang mengharuskan Gavin untuk melewati kelas Davin terlebih dahulu.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang