Jalan

1.6K 102 2
                                    

Happy reading!!

Kalo ada typo kasih tau ya!

Vote, komen, follow, dan share


***



"Serius Lo?"

Kiara mengangguk atas pertanyaan Kim. Tersenyum mengingat betapa manisnya Arkan ketika meminjamkan jaket untuknya.

Sekarang Asya, Tea, Kiara, Gea, dan Kim tengah berada di sebuah kafe. Mereka menghabiskan waktu malam Sabtu di sana. Sengaja mereka pergi malam Sabtu karena kalau malam Minggu takutnya yang sudah punya do'i terganggu aktifitasnya.

"Jangan-jangan Arkan suka sama Lo!" Kim berpendapat seenaknya.

"Ngaco Lo!" sergah Kiara, kurang setuju dengan persyaratan Kim. Menurutnya itu sangat tidak mungkin mengingat Arkan bukanlah cowok yang seleranya sembarangan. Tapi kalau benar ya itu wajar karena Kiara memang bukan cewek sembarangan. Buktinya ia adalah salah satu dari jajaran mantan Gavin. "Palingan Arkan kasian liat gue kedinginan," lirihnya mencari alasan yang cukup masuk akal. Padahal dalam hati ia berteriak kegirangan.

"Lagian Lo ngapain malem-malem keluar pake celana pendek?" tanya Asya dengan raut herannya.

Tea menghela napas berat, "Gue kapan digituin?!" Pandangannya beralih pada Gea yang senasib dengannya, "Lo gimana Ge?!"

Gea juga menghela napas berat, "Do'i nggak peka rek! Dia malah suka sama sahabat gue," ucapnya dengan lesu dan mendapat tatapan prihatin dari sahabat-sahabatnya. Mereka prihatin dengan kisah cinta Gea yang terkesan rumit. Serba salah jadi posisi Gea.

"Lo sama Gavin gimana? Udah ada tanda-tanda bosen belum?" Kim bertanya. Begitu penasaran dengan hubungan mereka.

Asya terdiam sejenak, bingung harus menjawab apa. Ia juga tidak tahu pasti kondisi hubungannya dengan Gavin. Ia mengaduk-aduk minumannya menggunakan sedotan. "Gue nggak tau dia bosen apa nggak, soalnya sikap Gavin tuh ya gitu-gitu aja, dari awal. Kadang bikin baper, kadang bikin gue kesel." Akhirnya jawaban seperti itulah yang keluar dari mulut Asya.

"Apa? Dia ngebaperin Lo?" Asya mengangguk atas pertanyaan Kiara. "Contohnya?"

Asya mencoba mengingat bagaimana Gavin memperlakukannya selama ini. "Kayak gandeng tangan gue, benerin rambut gue, terus... Oh, pas sebelum jadian, Gavin pernah nyuapin gue."

Semua orang terutama Kiara melongo mendengar penuturan itu. Mereka saling tatap, membuat Asya sedikit menyesal mengatakan kalau Gavin membuatnya baper. Mungkin bagi mereka perlakuan yang Asya dapatkan belum bisa dimasukkan ke dalam kategori 'ngebaperin'.

"Kayak gitu bisa dibilang ngebaperin nggak sih?" tanya Asya pada akhirnya karena ia sendiri juga bingung. Kedua tangannya mengepal menahan malu. Bahkan kini matanya sudah menatap lurus ke lantai.

"Sumpah! Gue empat hari pacaran sama Gavin, dia nggak pernah nyentuh gue sama sekali," ucap Kiara menggebu-gebu. "Gavin tuh cuman bikin baper sebelum jadian, serius!"

Pandangan Asya perlahan mendongak, memperhatikan raut Kiara yang sedang berbicara. Ada keseriusan yang terpancar di sana. Membuat Asya akhirnya bernapas lega karena sepertinya perkataannya bukanlah hal yang biasa Gavin lakukan.

"Jangan-jangan Gavin beneran suka sama Lo Sya! Ini juga hari ke lima Lo jadian sama Gavin," Gea bersuara. Membuat semua orang mengangguk setuju.

Kecuali Asya.

Asya menunjuk dirinya sendiri, "Gue? Gavin suka sama gue? Jangan mengada-ngada ah," ucapnya dengan frustasi.

Jantungnya berpacu lebih cepat. Ada perasaan aneh yang mendekam di hatinya. Semuanya terasa campur aduk. Asya tidak bisa memastikan sendiri perasaannya sekarang.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang