"Kita putus!"Bagaikan disambar petir, cowok itu berusaha mencerna perkataan gadis di depannya barusan. Ia sama sekali belum paham dengan situasi. "Apa?"
"Iya! Gue minta kita putus." Suara si gadis sudah tidak bisa dibilang lirih lagi. Bahkan mungkin suaranya bisa didengar di lapangan mengingat sekolahan juga sudah sepi.
"Tapi kenapa?"
Si gadis menatap tak percaya pada laki-laki brengsek itu, "Lo masih tanya kenapa?" Ia menjeda kalimatnya. "Coba lo tanya sama diri lo sendiri!"
Ia lalu berjalan dengan cepat. Ingin segera pulang dan mengurung diri di kamar. Kemudian menangis sejadi-jadinya.
"Apa sih?!" Gadis yang mengenakan bobby pin itu menghempaskan tangan cowok yang baru saja mencekalnya. "Dibilangin jangan deket-deket!"
"Gue masih nggak paham sama semua ucapan lo!" Nadanya terdengar frustasi.
"Perlu gue perjelas?" Tawa sumbang mengalun beriringan dengan wajah yang sembab.
Lagi, ia mengusap kasar air matanya yang tidak berhenti keluar.
"Gue udah tau semuanya!"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Подростковая литератураWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! CERITA INI HANYA UNTUK DIBACA, BUKAN DI-COPY PASTE, DITULIS ULANG, DIJIPLAK, ATAU BAHKAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!! "Kita putus!" Hampir setiap hari kalimat itu dilontarkan olehnya. Ia Gavin, playboy yang satu hari bisa m...