He's gone (ex chap)

1.6K 71 11
                                        

Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan

Asya mendengus kala membaca kalimat itu.

Tiba-tiba, seorang cowok berhenti di depannya.

"Lo selingkuh sama Davin?" teriak Gavin tepat di hadapan gadis yang kini terbengong. Novel bersampul biru yang semula jadi fokusnya ia letakkan begitu saja di atas meja.

Suasana kantin memang sudah sepi. Namun seperti biasa Asya akan menunggu Gavin di surganya kaum pelajar untuk pulang bersama. Biasanya mereka juga akan berkumpul sebentar dengan teman-teman.

"Apa sih?" tanya Asya kebingungan. Ini Gavin kemasukan setan mana? Datang-datang langsung marah-marah dengan tuduhan yang tidak jelas.

Wajah Gavin diselimuti emosi. Ia bahkan meninggalkan kembarannya yang mungkin saja belum menyelesaikan penjelasannya. "Gue tanya sekali lagi, lo selingkuh sama Davin?"

Tak banyak orang di kantin. Namun perdebatan ini mampu menarik perhatian mereka.

"Nggak, Vin ...," elak Asya dengan nada pasrah. Ia paling tahu Gavin itu mudah terpancing emosi dengan desas-desus jika sudah berkaitan dengannya.

Seperti beberapa hari yang lalu, cowok itu membuat anak orang masuk rumah sakit. Masalahnya sepele. Bara, si senior entah sengaja atau tidak mengolok-olok Asya dengan menyebutnya murahan. Dasar faktanya tidak ada yang tahu. Tentu saja hal ini berdampak buruk bagi Bara sendiri.

Gavin yang tanpa permisi langsung menghampiri kelas Bara. Datang-datang tanpa memberi pertanyaan ataupun interupsi melayangkan tonjokan mautnya.

"Maksud lo apa ngomongin cewek gue murahan?" Gavin menarik kerah baju si senior yang sudah terduduk di lantai dengan hidung berdarah.

Beberapa orang mencoba menahan serangan dari Gavin. Namun pada akhirnya perkelahian tetap terjadi. Dengan Gavin sebagai pemenang.

"Gue denger langsung dari Davin! Kurang jelas gimana?" cerca Gavin tanpa memberikan jeda bagi Asya untuk menjelaskan.

"Demi apapun, gue nggak pernah selingkuh, Vin!"

"Lo tega banget, Sya!"

"Gavin ...." Panggilan Asya sukses diabaikan.

"It's okay kalo lo mau selingkuh. Tapi jangan sama Davin! Dia kembaran gue, Sya!"

Di saat suasana tengah tegang seperti ini, dari pintu masuk kantin muncullah Davin dengan wajah panik. "Gavin! Gue belum selesai ngomong nyet!" Cowok itu berlari. Napasnya tersengal.

Gavin berhasil menoleh.

"Yang gue maksud itu bukan Asya, tapi Asha!"

"Sama aja tuh, Asya, Asya." Gavin masih emosi. Alisnya menukik tajam.

Davin melirik sekilas pada Asya, lalu membuang napas panjang. "Gavin ... Cewek baru gue tuh namanya Asha! A-S-H-A! Bukan A-S-Y-A! Asha, Gav! Bukan cewek lo!" kata cowok itu menjelaskan. Lengkap dengan pengejaan huruf dari dua cewek yang berbeda. Meski cara pelafalannya seratus persen sama.

Wajah Gavin langsung pucat. Ia langsung beralih pada pacarnya yang sudah menatap kesal ke arah si kembar.

"Asya, maafin gue," rengek Gavin seraya memegang kedua tangan Asya.

"Nggak!" Asya langsung pergi meninggalkan mereka berdua setelah sebelumnya meraih novel bersampul biru. Langkahnya sengaja ia hentakkan.

Gavin menepuk jidatnya, "Mampus! Lo sih!"

"Lah, kok gue?" Davin tidak terima dengan tuduhan yang dialamatkan padanya.

"Pokoknya kalo gue sama Asya putus, ini gara-gara lo!"

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang