Bobby pin

1.4K 112 3
                                    

Jalan-jalan ke Yogya pake andong....

Cakep....

Readers tercinta votenya dong....

Asekkk....

Happy reading!!!

Kalo ada typo kasih tau ya!!!

🔆🔆🔆

"Sya, cari besok lagi ya," bujuk Tea. Ia mengusap-usap pundak Asya.

"Iya Sya, udah keburu sore nih, besok aja ya," kata Kiara.

Asya menggeleng cepat, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Gue nggak mau pulang sebelum ketemu...," isaknya. Gadis itu tidak perduli jika harus berada di sekolahan sampai malam. Yang penting bobby pinnya ketemu. Titik! Nggak pakai koma.

"Besok gue janji deh, bakalan bantuin Lo nyari bobby pinnya lagi." Gea ikut mengelus pundak Asya. Ikutan bingung harus memakai cara apa lagi untuk membujuk Asya pulang.

Beberapa teman sekelas yang lainnya masih berusaha mencari bobby pin milik Asya yang hilang ketika ia pingsan tadi. Kemungkinan jatuh saat ia dibawa Gavin ke UKS.

"Zudahlah Sya! Bezok zaja kau cari lagi! Tak tengok kah kalau hari zudah petang? Abang Boy janji bakal bantuin lagi!"

"Iya Sya! Pulang dulu aja yuk! Udah sore nih!"

"Gue bakal bantuin lagi kok besok! Kita pulang dulu aja Sya!"

Mereka membujuk Asya. Kebanyakan yang rela membantu adalah teman-teman Asya yang sering nyontek. Bisa bahaya kalau sampai Asya marah dan tidak memberikan mereka contekan lagi. Tamatlah riwayat mereka di tangan Pak Mamat. Apalagi besok ulangan fisika.

"Asya kenapa?"

Semua orang menoleh pada seseorang yang baru saja datang. Keadaan langsung hening, hanya terdengar isakan kecil dari mulut Asya. Tak ada yang berani menjawab cowok ber hoodie abu-abu itu.

"Kalian gagu?"

Mereka tersentak. Cintya yang merasa paling dekat dengan cowok itu gelagapan. "I...Itu... Anu Al... Bobby pinnya Asya ilang!"

Mereka meneguk ludah. Tidak berani menatap Aldo, salah satu teman sekelas mereka sendiri.

"Eh, gue pulang dulu ya! Emak gue udah ngomel-ngomel nih."

"Waduh! Abang gue udah nungguin di depan! Gue pulang ya!"

Satu persatu dari mereka mendadak melarikan diri. Tidak mau berurusan dengan Aldo. Cowok itu terlalu berbahaya bahkan sekedar untuk diajak ngobrol.

Tinggallah Asya, Tea, Gea, Kiara, dan Aldo di tempat. Keberadaan Aldo yang berdiri di dekat mereka membuat suasana begitu mencekam. Kalau di sinetron-sinetron, para pembuatnya pasti sudah mengganti dengan musik yang menegangkan. Terus nanti ditambah ornamen suara hatinya para pemeran. Jadi ketahuan siapa yang buruk, siapa yang burik.

Baik maksudnya.

"Bobby pin itu apa?" tanya Aldo merasa tidak mengerti apa itu bobby pin. Apakah itu semacam lencana berharga atau perhiasan, atau makanan, Aldo tidak tahu.

Kiara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Em... Kayak gini." Ia menunjukkan lima bobby pin yang masih melekat di rambut bagian kiri Asya.

Aldo terkesiap. Bukankah itu banyak ditemukan di toko-toko? Kenapa sampai pusing mencarinya? "Kenapa nggak beli lagi aja?" Ia benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran para cewek. Terutama yang seperti Asya. Bisa-bisanya barang sepele seperti itu dicari, sampai nangis-nangis lagi.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang