Gladi Bersih

1.4K 97 4
                                    

"Ga! Tolong lap in kaca dong!" Tea menyeru pada Raga, ketua kelas XI B.

Saat ini, hampir seluruh kelas di SMA Galaksi sibuk membersihkan kelas mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan besok acara ulang tahun sekolah sudah resmi dimulai. Acara tersebut rencananya akan dilaksanakan selama tiga hari, hari kedua adalah puncaknya. Dimana nanti juga akan ada penampilan dari setiap perwakilan kelas.

"Lo nyuruh gue?!" Raga berkacak pinggang.

"Iya lah, siapa lagi?" Tea melemparkan lap kaca tepat di wajah Raga, membuat cowok itu mendesis kesal.

Meskipun kesal, namun pada akhirnya Raga tetap menurut. Ia mengambil lap yang kini tergeletak di lantai, naik ke atas meja, kemudian memulai pekerjaannya.

Mengelap kaca jendela.

Matanya memperhatikan gerak-gerik dua cewek yang berada di sampingnya. Mereka adalah Tea dan Asya. Raga menghembuskan napas panjang, melihat aksi kedua cewek itu yang masih sempat-sempatnya mengobrol disaat membersihkan kaca jendela. "Cha!"

Merasa kalau itu bukanlah namanya, Tea tidak menoleh. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Meskipun sebenarnya ia tahu kalau Raga tengah memanggilnya.

"Cha!"

"Nama gue Tea!"

Raga mengedikkan bahunya acuh, "Gue pengennya manggil lo matcha."

"Enak aja lo!" kesal Tea. Ia ingin melanjutkan omelannya, namun harus terjeda ketika melihat Asya turun dari bangku. "Mau kemana Lo?"

"Gladi bersih!" Tea mengangguk.

Asya menghampiri Ezra yang berada di depan kelasnya. Kemarin memang mereka sempat janjian untuk datang ke gedung serbaguna untuk gladi bersih bersama. "Sendirian Zra?"

Ezra mengangguk, "Iyalah! Gue kan jomblo."

Asya tertawa mendengarnya. Gadis itu menatap sekilas wajah Ezra dari samping. Sebenarnya kalau dilihat-lihat, Ezra itu cukup tampan. Meskipun ketampanannya itu lebih mengarah ke kategori imut. Mungkin karena sifatnya yang masih agak kekanak-kanakan yang membuat ketampanannya itu tertutupi.

"Sorry ya Sya!"

Asya menoleh dengan tatapan bingung, "Kenapa?"

"Gara-gara gue, hubungan lo sama Gavin jadi... rusak."

Asya tertawa kecil, "Nggak papa kok, gue malah seharusnya berterimakasih sama lo." Gadis itu tersenyum tipis. Mendengar nama Gavin disebutkan membuat moodnya seketika turun. Perasaan kecewa dan marah masih sering muncul ketika nama Gavin disebut.

"Tapi kalo menurut gue, Gavin itu nyimpen rasa deh sama lo."

Asya tersenyum kecut, "Nggak mungkin lah!"

"Beneran! Gue itu tau banget Gavin kayak gimana," ucap Ezra dengan nada serius. "Kalo hari ini putus, besoknya pasti dapet lagi." Cowok itu menjeda kalimatnya. "Tapi semenjak putus sama lo, Gavin belum pernah pacaran lagi."

Asya terdiam. Hatinya seolah menghangat mendengar penuturan dari sahabat Gavin sendiri. Namun meskipun begitu, ia tidak akan pernah mengharapkan Gavin lagi. Asya tidak mau merasakan sakit untuk yang kedua kalinya dari orang yang sama. "Mungkin dia lagi libur," jawab Asya dengan asal.

"Libur apa?"

"Libur jadi playboy."

Mereka berhenti. Saling tatap selama beberapa saat sebelum akhirnya tertawa.

"Ada-ada aja Lo!"

***

Gavin duduk bersandar di tembok gedung serbaguna SMA Galaksi. Acara gladi bersih sudah dilaksanakan, dan sekarang mereka tengah beristirahat. Biasalah, namanya juga remaja, meskipun yang mereka lakukan tidak terlalu berat. Tapi tetap saja butuh yang namanya istirahat.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang