Jangan lupa vote, komen, follow, dan share!!!
Dukungan dari kalian akan sangat membantu semangat penulis dalam melanjutkan cerita :)
Tapi kalo nggak mau nggak papa kok(◠‿◕)
Kalian udah luangin waktu buat baca cerita ini aja aku udah seneng.... Banget!!!Happy reading 🔥🔥🔥
***
"Sya! Lo tau cewek kelas X yang rambutnya pendek itu nggak?" tanya Kiara setengah berbisik. Sesekali melirik ke arah Yaya yang tengah berada di stan penjual bakso di dalam kantin.
Asya mengikuti arah pandang Kiara, diikuti oleh Tea, Gea, dan Kim karena mereka juga penasaran. Jujur, Asya tidak tahu siapa nama siswi itu. Tapi ia tahu siswi kelas X berwajah manis itu adalah yang kemarin bersama Gavin. "Nggak tau," ucapnya dengan malas. Moodnya turun ketika Kiara membahas soal siswi tersebut.
"Kemarin pas istirahat, gue kan mau ke toilet, tuh cewek lagi bareng Gavin. Giliran pulang sekolah, gue liat dia bareng Davin."
Asya memilih diam ketika yang lainnya terkejut. Ia sudah lebih dulu tahu soal Gavin yang bersama siswi tersebut, hanya saja ia tidak tahu kalau ternyata Davin juga bersamanya waktu pulang sekolah.
"Yang bener lo!"
"Siapa sih sebenernya tuh cewek?"
Mendengar itu membuat Asya berdecak kesal. Apakah mereka tidak tahu kalau bahasan ini membuatnya meradang? "Ck! Barangkali dia sepupunya, positif thinking kek!"
Tea tersenyum jail, "Cie cemburu...."
"Apaan sih?!" Asya menepis kasar tangan Tea yang menyentuh dagunya.
Kim dari tadi fokus memperhatikan siswi kelas X yang kini sudah berjalan mencari tempat duduk dimana teman-temannya berada. Ia terus menatap Yaya ketika hampir sampai di samping meja mereka. Kebetulan letak meja Yaya mengharuskan anak itu untuk melewati meja Asya dan lainnya. "Gavin nggak jelasin apa-apa ke lo, Sya?"
Asya menggeleng, "Boro-boro mau jelasin, kemarin pas pulang aja kita diem-dieman." Gadis itu mencondongkan tubuhnya ke tengah meja. "Asal kalian tau, kemarin gue nabrak tuh cewek yang lagi bawa buku. Dan yang bikin gue kaget, ternyata Gavin bantuin bawa buku. Kalian tau apa yang bikin gue kesel?" Semua orang menggeleng perlahan, tidak tahu.
"Gavin marah-marah sama gue!"
"What?"
"Serius lo?"
"Lo nggak tanya gitu, siapa kek tuh cewek," ucap Gea dengan penasaran.
"Nggak lah! Gue tuh mau nunggu Gavin ngomong sendiri! Biar dia jelasin ke gue," ucap Asya. Merasa benar dengan keputusannya.
Semua orang menggelengkan kepalanya heran dengan hubungan antara Gavin dan Asya. Mereka sama-sama suka tapi terkadang terlalu mementingkan gengsi. Tidak ada yang mau mengalah.
Byur...
Tiba-tiba Asya merasakan ada cairan panas yang menyiram wajahnya. Gadis itu memekik karena merasa sangat perih di area matanya. Ia tidak membuka mata dan hanya fokus mengipasi wajahnya yang terasa panas.
"Asya! Lo nggak papa?" Tea buru-buru menghampiri sahabatnya itu.
"Kalo jalan liat-liat dong!" Kim menghardik siswi yang baru saja menjadi bahan omongan mereka tadi. Siapa lagi kalau bukan Yaya. Ia menatap tajam Yaya yang kini mencoba berdiri, namun susah karena lututnya ternyata terluka.
"Maaf Kak! Tadi aku kesandung." Siswi ini sama sekali tidak berbohong. Tadi memang ia tersandung kaki yang entah punya siapa hingga membuatnya tersungkur dan menghamburkan seluruh isi nampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN
Fiksi RemajaWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! CERITA INI HANYA UNTUK DIBACA, BUKAN DI-COPY PASTE, DITULIS ULANG, DIJIPLAK, ATAU BAHKAN DIBAWA KE DUNIA NYATA!! "Kita putus!" Hampir setiap hari kalimat itu dilontarkan olehnya. Ia Gavin, playboy yang satu hari bisa m...