Davin

891 66 6
                                    

Jangan lupa vote, komen, follow, dan share!!!

Dukungan dari kalian akan sangat membantu semangat penulis dalam melanjutkan cerita :)

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Promosi dikit wkwkwk
Jangan lupa mampir ke cerita sebelah ya ....!!

Judulnya 'Semesta Bercerita'

Tapi itu khusus buat yang udah 17 + aja




Happy reading!!!



****






"Udah sana! Lo ke kelas dulu aja, Zra!" usir Gavin ketika ia hendak pergi ke toilet untuk mencuci muka. Setelah ini akan ada pelajaran fisika. Cowok itu takut jika sebelum gurunya masuk, ia sudah ngantuk berat.

Ezra menggeleng kuat. Masa iya cowok itu harus berjalan sendirian melewati kelas rehabilitasi? Membayangkannya saja ia sudah merinding. Bertemu dengan cowok-cowok yang sering duduk di depan kelas yang tentunya tidak akan membiarkan Ezra lewat begitu saja. Minimal sih, ia akan terjatuh karena tersandung salah satu dari kaki mereka.

Lagian salah Ezra sendiri! Mau saja dibodohi Gavin untuk ikut bertemu dengan Dewa, salah satu penghuni kelas rehabilitasi yang paling legendaris.

Gavin mengerti, kalau ia pergi sendirian ke area itu, cewek-cewek di sana tidak akan berhenti mengganggunya. Dan Ezra adalah salah satu senjata yang paling ampuh untuk mengurangi keagresifan mereka.

Tak apa kan, mengorbankan sahabat sendiri?

"Nggak mau ah! Pipi gue udah sakit gara-gara dicubit sama mbak-mbak tadi," adunya dengan nada kesal.

Gavin hanya tertawa. Pada akhirnya ia membiarkan Ezra membuntutinya.

Cowok itu masuk ke salah satu bilik toilet dan meninggalkan Ezra sendiri di luar.

Daripada bosan, Ezra mencoba untuk menelusuri toilet yang lumayan luas itu. Bahkan, ada sekitar lima bilik toilet laki-laki yang terletak di depan, dan lima bilik toilet perempuan yang terletak di belakangnya.

Ada juga ruang ganti yang terletak di paling ujung di antara toilet laki-laki dan perempuan. Kalau dari depan sih, agak tersembunyi oleh bangunan toilet laki-laki. Lagipula, ruang ganti itu menghadap ke samping, bukan ke depan seperti toilet laki-laki.

Entah ada angin darimana, Ezra mencoba mendekat ke arah ruang ganti. Seperti ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia teringat perkataan banyak orang kalau toilet yang ia kunjungi bersama Gavin adalah tempat paling angker di SMA Galaksi.

"Gavin! Lo masih lama nggak?"

"Bentar, nanggung nih!" teriak Gavin dari dalam toilet. Sedang menuntaskan hajatnya.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang