Bawa Aku Bertemu Dengannya

1.1K 30 0
                                    

   Saat ini, Ardi memarahi Bagas dari dalam hati.

“Bocah kurang ajar, bernama Bagas, tetap ingin menarikku ke dalam keributan ini, Nona Keluarga Wibowo, dan aku tidak mampu!”

Meskipun tidak tahu darimana sebenarnya asal usul Bagas, tetapi Ardi tahu persis keberadaan Keluarga Wibowo yang ada di ibukota.

Dan dilihatnya Bagas yang terdiam saat ini, Ardi semakin merasa ada firasat buruk.

Semenjak Sucyanti rela membela pria muda itu, itu berarti hubungan mereka tidak biasa, tidak mungkin adalah cucu mertua Indra, kan?

Ardi saat itu memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.

Dipecat atau tidak sudah tidak peduli, yang penting selamatkan nyawa dahulu.

“Maaf tuan dan nona, saya ingin pergi ke rumah sakit, pergelangan tanganku sangat sakit, mohon ijin!”

Setelah Ardi pergi, Bagas mengerutkan alisnya dalam-dalam, ia berpikir bahwa betapa cepatnya anjing ini kabur.

Dia melihat Sucyanti, dan dirinya sudah tidak ada arogansi seperti sebelumnya.

Plak!

Bagas menampar wajah sang kekasih, Linsa, lalu memarahi nya dengan keras: “Wanita rendahan, lain kali jangan merepotkan ku lagi!”

Orang ini keinginan bertahan hidupnya sangat kuat, tadi masih saja memanjakan kekasihnya, sekarang malah menampar pada wajahnya.

Sang kekasih, Linda, juga adalah orang yang suka menindas tapi takut akan kesulitan nantinya, ia menutupi wajahnya dan tidak berani berkata apa-apa.

Selanjutnya, Bagas tersenyum berhadapan dengan Sucyanti: “Nona Sucyanti, aku sudah pernah mendengar, tidak tahu ada hubungan apakah Nona dengan orang seperti ini.”

Dalam hatinya, Bagas tidak mengakui Sucyanti. Kekuatan di belakangnya dapat bersaing dengan Keluarga Wibowo di ibukota, tetapi statusnya dirinya sendiri, masih jauh di belakang Sucyanti.

“Hanya hubungan biasa, aku tidak membantunya, tapi aku hanya tidak suka melihatmu, sama seperti nyamuk yang berisik, mengusik ketenanganku!”

Sucyanti berbicara langsung, menghadapi siapapun juga seperti ini, apa yang dipikirkan pasti langsung dikatakan.

Mendengar perkataan itu, ekspresi Bagas berubah lagi, alisnya terlihat lebih santai, ujung bibirnya terlihat melengkung, seperti sedang merencanakan sesuatu secara diam-diam.

Mendengar bahwa Sucyanti dan lelaki itu punya hubungan yang biasa, dia merasa lega di dalam hatinya.

“Ini salahku, pertama, aku tidak tahu bahwa Nona Sucyanti minum teh di sini, kalau tidak, aku tidak mungkin berani mengganggu, aku akan mengganti rugi untukmu.”

Setelah berkata demikian, Bagas menghadap ke Sucyanti dan menundukkan kepalanya.

Melihat Bagas yang menunduk meminta maaf, amarah Sucyanti agak mereda, tetapi auranya yang sombong, masih tetap berada di atas Bagas.

“Nona ini tidak menerima permintaan maafmu, aku hanya tidak suka melihatmu, selanjutnya jangan bertemu lagi, kalau tidak, aku akan membuatmu melihat mimpi buruk selama hidupmu!”

Sucyanti menggerutu, dan memberi pelajaran pada Bagas.

“Nona Sucyanti benar, aku yang telah membuat Nona tidak senang.” Bagas menganggukkan kepala, perilakunya tampak sangat tulus.

“Hari ini tidak bisa minum teh dengan tenang, saat pulang aku akan berenang!”

Sucyanti berkata sambil cemberut lalu ia pun meninggalkan tempat itu. Tampaknya dia tidak senang ada orang yang mengganggu mood-nya untuk minum teh.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang