Bak Seorang DEWA

382 11 2
                                    

Terlebih lagi, saat Leon mengelus rambut Rachel, ekspresi wajah Hugh benar-benar suram.

Perutnya terasa seperti dipenuhi oleh air lemon yang asam. Memuakkan!

Dia ingin sekali berteriak pada Leon dan menyingkirkan tangan kotor itu dari bahu Rachel. Namun jika dia melakukannya, dia tidak bisa membawa Leon ke ruangan mewahnya.

Akhirnya Hugh pun menahannya agar dia bisa memberikan hinaan yang lebih kejam.

“Tunggu apa lagi, ayo kita masuk. Aku sudah lapar nih,” ujar Hugh.

Sesaat kemudian, ketiganya sampai di ruang VVIP.

Ruangan VVIP itu memiliki dekorasi mewah dan bergaya klasik Indonesia, dilengkapi dengan meja dan kursi dari kayu jati yang tampak mengkilap.

Begitu melewati pintu masuk, Leon bertemu dengan kenalan lamanya, Gerald dan Tommy.

Selain kedua orang itu, ada lima mahasiswa Universitas Tarumanagara lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah teman baik Hugh.

Begitu Leon masuk, ekspresi wajah Gerald dan Tommy seketika berubah.

Meskipun mereka telah menyiapkan mental untuk momen ini sebelumnya, namun Gerald dan Tommy masih belum bisa mengendalikan kepanikannya.

Gerald masih teringat pada rasa sakit akibat gigitan anjing Caucasian Sheepdog.

Tommy pun sama. Dia masih belum bisa menyingkirkan bayang-bayang terkencing-kencing yang ia alami.

Di mata keduanya, Leon bak seorang dewa, Dewa Leon!

Jika ada seseorang yang melanggar perintahnya, kalau bukan mati ya terluka!

Di sisi lain, Leon mengekor di belakang dan masuk ke ruangan VVIP itu. Dia melirik ke arah Gerald dan Tommy, lalu tersenyum pada mereka.

Semakin Leon tersenyum, bulu kuduk mereka semakin tegak. Iblis pun tahu apa yang akan dilakukan Dewa Leon hari ini.

Hugh yang tidak tahu apa-apa tidak merasakan keanehan di sekitarnya. Pikiran dia hanya dipenuhi dengan cara untuk mempermalukan Leon.

“Rachel, sini, duduk di sampingku.”

Begitu masuk ke ruangan, Hugh ingin mengambil keuntungan di tempat yang tepat.

Namun, Rachel menggelengkan kepala, “Tidak usah, aku duduk sama Leon saja.”

Mendengar hal itu, ekspresi wajah Hugh kembali suram.

“Rachel, kenapa kamu begini? Aku akan menjagamu, apa yang kamu takutkan?”

“Hugh, kamu salah paham. AC di tempatmu terlalu dingin, aku tidak terbiasa soalnya.” Rachel berusaha mencari alasan agar membuat Hugh menyerah.

“Kepedulian” yang ditunjukkan Hugh padanya, membuat Rachel takut. Sebelum bergabung dalam badan eksekutif mahasiswa, Rachel tidak tahu banyak tentang Hugh Pahlevi. Kesan pertamanya pada Hugh jika dia adalah “pemuda elegan”.

Namun, Rachel baru menyadari jika Hugh adalah orang yang munafik dan membidik Leon untuk menjadi sasaran kebenciannya.

Mendengar penolakan Rachel, hati Hugh semakin dipenuhi kebencian pada Leon!

Ini membuat Hugh semakin tidak sabar untuk segera mempermalukan Leon.

Di atas meja dipenuhi oleh berbagai jenis hidangan yang tampak lezat dan penuh warna.

Selain itu, di atas meja terdapat anggur merah mahal, anggur putih, dan teh terkenal.

Ini adalah jamuan makan dengan standar tertinggi di Hotel Sheraton, yang telah lebih dari cukup untuk menerima tamu asing.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang