Dia Harus Ditemukan

1.4K 45 1
                                    


   “Jenazah?”

Seketika itu Leon sadar. Sesuai dugaan, ini semua memang sudah direncanakan oleh Ferdian, si kepala jurusan.

“Kenapa? Gak mau ya? Anak magang kayak kamu mah aku sering ketemu, banyak gaya doang!”

“Pasti Ferdian yang nyuruh ya?”

“Ini bukan urusan kamu. Orang kayak kamu sudah susah cari kerjaan yang benar, jadi jangan ngelunjak!” tegas Pak Iskandar dengan emosi yang meluap, kemudian dia pergi untuk keliling kamar pasien.

Leon sebenarnya tidak sudi menuruti perintah Pak Iskandar mengangkat-angkat jenazah. Ini bukan hanya hinaan bagi Leon, tapi juga hinaan bagu gurunya, Bu Liana.

Tapi Leon menerimanya karena dia ingin melihat cara apa yang akan mereka gunakan, jadi dia menghabiskan waktunya di kamar mayat.

Suhu di dalam kamar mayat itu sangat dingin, tapi Leon memiliki semacam tenaga dalam sehingga hawa dingin sulit untuk masuk ke dalam tubuhnya.

Leon dengan mudahnya memindahkan jenazah-jenazah tanpa rasa takut sedikit pun.

Meski ini pertama kalinya Leon melakukan pekerjaan ini, bagi dia yang sejak kecil sudah terbiasa menghadapi kematian, ini bukan apa-apa.

Yang mengerikan bukanlah orang mati, melainkan orang yang masih hidup, misalnya orang seperti Jason yang tidak tahu arti kesetiaan!

“Kalau bukan karena aku harus jalanin ujian di sini, pasti sudah aku ratain ini rumah sakit.”

Sesaat itu juga terdengar suara orang lain memanggilnya.

“Anak baru, ngapain kamu ngomel-ngomel sendiri. Lama-lama juga kebiasa, cepat kemari bantu aku angkat mayat, berat banget dah ini orang!”

Mendengar panggilan dari rekannya Leon pun segera menghampiri.

Leon berniat menyudahi pekerjaannya dan pulang ke asrama setelah memindahkan jenazah yang terakhir ini.

Jenazah yang terakhir adalah mayat seorang pria tua yang kelihatannya berusia sekitar 70-an.

“Yang ini gimana meninggalnya?” tanya Leon.

“Dia ini memang awalnya ada serangan jantung atau bahasa medisnya infark miokardial. Ada sekali mungkin karena kecapekan, ditambah cuaca lagi panas banget, jadinya dia pingsan. Sewaktu dibawa ke rumah sakit sudah gak keburu.”

“Keluarganya?”

“Keluarganya lagi perjalanan ke rumah sakit. Begitu anggota keluarganya tanda tangan, jenazah bakal langsung dibawa ke rumah duka. Sudah gak usah banyak tanya, cepat kerja. Setiap hari di rumah sakit ini banyak yang meninggal, nanti kamu juga bakal kebiasa.”

Leon menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari rekannya.

Sejak dulu Leon sudah kebal menghadapi mayat-mayat dan orang mati.

Akan tetapi seketika itu Leon merasakan ada yang janggal.

Barusan tak sengaja dia bersentuhan dengan pergelangan tangan jenazah itu dan merasakan denyut nadinya masih berdetak.

“Belum mati! Yang ini masih hidup!”

“Mana mungkin, Pak Iskandar sendiri yang bilang dia sudah meninggal kok. Malah sampai pakai Defribilator juga masih gak selamat. Dia sudah dinyatakan meninggal kok.”

“Kakek tua ini masih ada denyut nadi, barusan aku bisa ngerasain,” ujar Leon serius.

“Kamu jangan ngada-ngada deh, aku sudah kerja di sini selama 3 tahun gak pernah kejadian kayak gitu!”

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang