Boss Kecilmu

1.1K 30 0
                                    

  “Ini tokoku.”

Leon tampak serius dan berkata dengan sungguh-sungguh.

Toko itu telah dihancurkan!

Seseorang menghancurkan toko di depan matanya, sungguh kejam.

Tanpa berkata, langsung ke Patek Philippe.

Dan pada saat ini, Dani kebingungan.

Dia mengikuti dari belakang, hatinya sangat tidak tenang, ada firasat yang buruk.

“Tidak tahu orang bodoh mana berani menghancurkan toko Anda, berani berbuat onar di depan Anda pasti punya nyali yang sangat besar. Saya harap tidak ada hubungannya dengan Keluarga Dani.”

Pada saat itu, Bagas baru saja merangkak dari kedai teh, dan masih belum jelas apakah tanda sepatu di wajahnya bisa dihapus atau tidak.

Dia yang sudah dihajar oleh Leon, untuk sementara tidak bisa membalas Leon.

Bagas, yang tidak punya tempat untuk melampiaskan, menampar dua kali wajah Linda dengan keras.

“Wanita bodoh, semua gara-gara kamu! Pembawa sial!”

Linda tidak berani menjawab, hatinya sangat sedih, ia berpikir, jika bukan karena kamu yang memaksa untuk berpura-pura, hal ini tidak akan terjadi.

Amarah yang ada dalam diri Bagas belum padam.

Raut wajahnya menakutkan, tatapan matanya terlihat dingin.

“Anak ini, aku sudah mengingat wajahmu, aku pasti akan membalasnya! Tunggu saat kakakku tahu aku dihajar, pasti akan membelaku, saat itu tiba, aku akan mematahkan tulangmu untuk diberi makan ke anjing!”

Kakak perempuan Bagas, ada sedikit latar belakang.

Sebulan sebelumnya, ia menerima dana khusus dari keluarga kuat di ibukota dan datang ke Jakarta untuk memulai usaha.

Acara yang dibuat oleh kakak perempuannya akhir-akhir ini semua sangat populer.

Meskipun ini bukan kekuatan lokal di Jakarta, tetapi akhir-akhir ini ia memiliki banyak citra.

Hanya 500 meter jauhnya, dalam beberapa langkah, Leon dan yang lainnya sudah tiba.

Ternyata toko Patek Philippe dihancurkan, lebih dari sepuluh laki-laki berseragam satpam berdiri di pintu masuk, tinggi, pendek, kurus, gemuk, semua ada.

Dan yang berada di tengah-tengah satpam adalah Tommy.

Tidak salah lagi, anak itu memiliki sidik telapak tangan jelas di kedua sisi wajahnya, yang merupakan karya seni Leon.

Wajah Leon berubah menjadi serius dan dingin, sepasang mata tajamnya terbuka sedikit, namun memancarkan temperamen yang tinggi.

Sekalinya Tommy menoleh, dan pertama kali melihat Leon, amarah yang dipendam dalam hatinya, pada saat ini mulai memanas lagi.

“Bagaimana kamu bisa kamu masih berani datang ke sini? Aku sudah menghancurkan tokomu, sama seperti nasibmu yang malang!” Tommy berteriak dengan keras.

Leon tidak menunjukkan dengan jelas perasaannya, menurutnya, Tommy hanya seperti semut, menghancurkan tokonya, pasti harus membayar harganya.

Seketika itu juga Dani panik.

Firasat buruk yang ia rasakan, pada akhirnya muncul juga.

Dia tidak menyangka bahwa orang yang menghancurkan toko itu adalah cucunya, Tommy.

Tuhan, apa kamu sengaja mempermainkanku! Cucu sulung yang menjual barang palsu sudah merupakan suatu dosa yang besar, cucu bungsu nya ternyata berani menghancurkan toko milik bos kantor pusat, berikanlah waktu untuk Keluarga Dani beristirahat!

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang