Hugh benar-benar tidak bisa menahan dirinya lagi.
Ternyata, kata-kata yang keluar dari mulut seorang yang katanya rendah hati itu, benar-benar kelewatan.
Rachel yang mendengarnya pun tidak hanya menentangnya, namun juga dia marah dengan kata-kata sarkasme itu. Dia tentu saja menyadari jika kata-kata yang diucapkan Hugh adalah sindiran untuk Leon.
Dengan menggelengkan kepala, Rachel lagi-lagi menolak tawaran dari Hugh.
Saat itu, Leon menunjukkan ekspresi getir dan mengangkat bahunya tanpa daya.
“Kamu benar, aku memang orang miskin, orang miskin yang cuma punya sedikit uang yang tersisa di kantongnya.”
Rachel terhibur dengan perkataan Leon. Dia menyunggingkan senyuman dan mengangkat alisnya yang tampak seperti bulan sabit itu.
Hugh ingin sekali memamerkan mobil Maserati miliknya, namun dia teringat jika hal itu terlalu melewati jalurnya. Bagaimanapun juga, dia harus mempertahankan citra dirinya sebagai pria lembut dan sopan di Universitas Tarumanagara. Jadi dia memaksakan diri untuk kembali ke kampus seorang diri.
Namun jauh di lubuk hatinya, Hugh tidak pernah menghargai keberadaan Leon.
Dia juga merasa jika Leon mungkin saja akan mengancam dirinya, atau bahkan jauh lebih buruk dari yang dilakukan Gerald.
“He he, orang yang banyak bacotlah yang tidak berguna!”
Hugh tersenyum mencibir ke arah Leon. Dia berbalik dan menambahkan, “Rachel, sampai ketemu di pesta kelulusan. Aku harap kamu nggak bareng dengan sampah ini lagi saat kita ketemu lain kali.”
Setelah itu, Hugh berjalan meninggalkan mereka berdua dengan kepala mendongak penuh kebanggaan.
Apa yang tidak diketahui oleh Hugh adalah fakta bahwa Leon benar-benar bukan seorang yang banyak mulut. Bagi Leon, uang tidak ada apa-apanya.
“Kamu pergi setelah selesai membual?” tanya Leon sembari menyeringai.
Leon bukanlah pria penakut, namun demi melindungi identitasnya agar tidak menimbulkan kecurigaan, jadi dia diam saja. Pria itu berusaha untuk tetap berhati-hati dan cermat menghadapi masalahnya.
Mendengar perkataan murahan yang terlontar dari mulut Hugh, Leon menjadi tidak tertarik untuk menunggu pesta kelulusan.
Sebelum pesta kelulusan tiba, Leon akan memberi makanan pembuka untuk Hugh.
Hugh tampak begitu angkuh. Dia tidak menolehkan kepala, namun dia menyeringai sembari membelakangi Leon, “Kasar sekali ucapanmu! Ternyata benar ya, semakin banyak orang yang tidak kompeten sepertimu, semakin rendah pula kualitasnya. Bagiku, kamu adalah orang yang nggak berguna. Aku selalu bersikap toleran pada orang lain, tapi itu pengecualian untukmu!”
Hugh benar-benar memiliki keberanian untuk bicara seperti itu. Jelas-jelas dialah yang mulai berbicara kasar pada Leon untuk menghinanya, namun sekarang dia bertingkah seperti seorang pria yang beradab.
Setelah selesai bicara, Hugh berjalan meninggalkan mereka.
“Hei, aku tanya sama kamu. Setelah kamu puas membual, kamu mau pergi begitu saja, hah?”
Leon tidak perlu berbicara baik-baik pada orang-orang munafik seperti Hugh.
Saat itu juga, wajah Hugh berkedut dan tatapan matanya berapi-api. Hanya karena dia membelakangi mereka, bukan berarti mereka tidak menyadarinya.
Hugh merasa jika dirinya tidak bisa tinggal diam. Dia khawatir jika dirinya tidak bisa menahan diri dan malah berkelahi dengan Leon. Jika sampai itu terjadi, citra sebagai raja kampus dan pria rendah hati akan hancur lebur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Rich Man
Romance(Novel ini merupakan novel terjemahan resmi). Leon bekerja sebagai tukang delivery makanan, bahkan dibully sudah jadi menu hariannya. Tapi tak ada yang menyangka jika Leon, nyatanya adalah seorang putra dari keluarga miliuner. Dia memilih berpura-p...