Dada Besar Tak Berotak

1.3K 34 3
                                    

  "Aku harap jalan komersial itu tidak terlalu memakan waktu yang lama." Leon menggelengkan kepalanya dengan lembut.

Haduh, pria muda itu telah mewarisi kekayaan yang seharusnya tidak dia tanggung pada usia itu.

Cita-cita Leon dulu adalah menjadi seorang pelukis yang bisa jalan-jalan ke seluruh dunia dan melukis sesuka hati, tetapi akhirnya dia harus memulai jalan seorang pria yang mewarisi harta senilai triliunan.

Sedangkan orang lain perlu membayar uang sewa rumah, membayar cicilan mobil dan bergantung kepada perusahaan untuk hidup.

Leon akan pergi membeli tempat karaoke, beli hotel dan mengambil alih jalan-jalan komersial.

Benar-benar melelahkan!

"Tuan, ini tidak akan memakan waktu yang lama, tempat itu jauh lebih buruk daripada jalan Emas di Kyoto." ucap Mawar dengan lembut.

"Apakah kamu sedang berbicara omong kosong? Jalan mana di Indonesia yang sebanding dengan jalan Emas?" ucap Leon dengan ringan.

Nada bicara antara Leon dan Mawar selalu kasar, tetapi mereka tidak membenci satu sama lain, hubungan antara mereka berdua sangat dekat dan beberapa kata kasar dari mereka tidak akan dianggap ke hati.

Dalam hal kecantikan, figur dan temperamen, Mawar pasti nomor satu dalam aspek itu, dengan kesabaran seperti seorang peri dan kecantikan bersinar seperti sebuah mahkota emas.

Sebenarnya, Leon sedikit merindukan Mawar, pria itu belum melihat wanita itu selama lebih dari empat tahun.

Pada saat itu, sang Rachel yang berada di dalam ruangan tidak dapat memahami percakapan Leon yang tidak jelas, tetapi wanita itu juga malu untuk bertanya.

Leon dan Mawar mengakhiri panggilan telepon mereka, lalu pria itu tersenyum sungkan kepada Rachel.

Rachel terlihat bingung dan mata jernih wanita itu terlihat murni tanpa keraguan terhadap identitas Leon.

Mungkin ... berpura-pura menjadi anak keluarga miskin di kampus sudah menjadi terlalu populer untuk dilupakan.

Kemudian pada pukul lima sore, Leon salam pamit kepada Rachel, " Rachel, aku pulang dulu ya. Aku akan datang ke rumah sakit lebih awal besok, telepon aku jika terjadi apa-apa ya."

"Terima kasih Leon, kamu sudah banyak membantuku, kita akan baik-baik saja di sini."

Leon keluar dari rumah sakit dan siap-siap untuk pulang.

Namun secara tak terduga, Leon menerima telepon dari Indra.

"Orang tua ini meneleponku setiap hari, bisakah aku melaporkan ini sebagai pelecehan?"

Tetapi Leon masih mengangkat telepon itu, lagipula, Indra sudah memperlakukannya dengan sangat baik.

"Leon, kamu belum makan malam, kan? Sini ke restoran Kahyangan, aku akan traktir!" ucap Indra dengan nada ramah untuk mengundang Leon.

"Sudah, tidak perlu traktir. Aku malam ini sedikit sibuk, kita ganti hari saja." ucap Leon dengan nada tidak tertarik.

"Leon, makanan sudah dipesan, ke sini saja untuk menemaniku. Aku punya sebuah pertanyaan untukmu." ucap Indra

Sebenarnya, Leon dan Indra adalah tetangga, mereka berdua sama-sama tinggal di gunung Munara dan sangat gampang bagi mereka untuk bertemu satu sama lain.

Hanya saja Leon belum mengungkapkan lokasi rumahnya kepada Indra, sehingga Leon bisa menghindari pelecehan yang tidak diinginkan.

Bisa dibayangkan jika Indra mengetahui bahwa Leon tinggal satu daerah bersamanya, dia pasti akan mengganggu Leon setiap hari!

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang