Tidak TakutLeon tidak ambil pusing dengan komentar-komentar itu.
Dia memakai barang bermerek dan mewah tidak untuk pamer, namun hanya untuk kenyamanannya sendiri.
Orang lain mengendarai mobil mewahnya ke manapun mereka pergi, sementara Leon hanya menggunakannya sebagai mobilitas pekerjaannya.
Tidak ada yang harus dipamerkan. Lagi pula, koleksi mobil mewah keluarganya pun menumpuk di rumahnya.
Leon dan Rachel berkeliling bersama. Tiba-tiba, Rachel menyadari jika ponselnya ada di dalam tasnya, sedangkan tasnya dititipkan di loker Hotel Sheraton.
“Leon, hp-ku ketinggalan di tas. Tunggu di sini ya, aku mau ambil hp-ku dulu.”
“Aku temani ya.”
“Boleh.”
Akhirnya, keduanya sampai di ruang loker Hotel Sheraton.
Setelah menemukan nama “Rachel Lim” di deretan loker, dia lalu mengeluarkan tas tangan Hermès miliknya.
Tas tangan itu dibeli oleh Leon Jakarta Avenue dan memberikannya pada Rachel sebagai hadiah.
Rachel selalu menganggap tas itu sebagai barang berharga.
Dia tidak menilai sesuatu sebagai barang berharga berdasarkan harganya. Karena itu pemberian dari Leon, Rachel akan sangat menghargainya meskipun tas itu adalah tas kanvas bekas yang harganya hanya puluhan ribu saja.
Saat Leon dan Rachel akan berbalik dan pergi, mereka tak sengaja tertabrak seseorang.
Tas tangan Hermès itu terlepas dari tangan Rachel dan jatuh ke tanah.
Rachel buru-buru membungkuk untuk mengambil tasnya. Kemudian dia membersihkan tasnya dengan sangat hati-hati.
Orang yang menjatuhkan tas itu adalah gadis bernama Jingga Tan. Dia juga salah satu lulusan dari Tarumanagara.
Jingga cukup cantik. Namun karena bukan berasal dari fakultas yang sama, jadi Rachel dan Jingga tidak begitu akrab.
Melihat jika orang itu adalah salah satu mahasiswa Tarumanagara, Rachel tidak bermaksud menyalahkan Jingga.
Namun tak disangka, ternyata Jingga bermulut jahat. Dia malah menyalahkan Rachel, “Hei, Rachel, kamu nggak punya mata ya?”
“Kenapa kamu bicara seperti itu?” tanya Rachel dengan nada sedih.
“Jangan menatapku seolah-olah bukan kamu yang salah, kamu mau minta ganti rugi?” tanya Jingga dengan sinis.
“Jelas-jelas kamu yang bikin tasku jatuh. Aku nggak mempermasalahkan ini karena aku pikir kita sama-sama lulus dari kampus yang sama, tapi kamu malah menuduhku. Ini namanya sengaja cari masalah!” balas Rachel.
“Ha ha, memangnya harga tas bekas begitu berapa sih? Kalau sudah jatuh ya sudah. Apa jangan-jangan kamu sengaja pakai tas murahan ini untuk memerasku?” Jingga menyeringai pada Rachel.
Melihat sikap Jingga, tampaknya dia memiliki dendam tersendiri pada Rachel. Faktanya, dia memang iri pada status Rachel sebagai ratu kampus.
Selain itu, kesulitan keluarga yang dialami Rachel, sikapnya yang baik hati, membuatnya mudah diintimidasi orang lain.
Leon yang sedari tadi berdiri di samping Rachel, setengah berbisik pada Jingga, “Minta maaf padanya!”
“Memangnya kapan giliranmu buat ngomong? Siapa kamu? Anjing penjilat! Terus saja jadi penjilat, ujung-ujungnya nggak akan dapat apa-apa!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Rich Man
Romance(Novel ini merupakan novel terjemahan resmi). Leon bekerja sebagai tukang delivery makanan, bahkan dibully sudah jadi menu hariannya. Tapi tak ada yang menyangka jika Leon, nyatanya adalah seorang putra dari keluarga miliuner. Dia memilih berpura-p...