“Omong kosong! Pamanku adalah bos besar di Sheraton!” teriak pria penuh lemak itu.Bang!
Leon menendang pria gendut itu lalu menginjak dadanya dengan kaki kanannya. Adegan ini membuat dua gadis itu menjerit.
Mereka hanya bisa menjerit tanpa bisa membantu atau mencegah. Salah satu dari mereka adalah pacar dari si gemuk sombong itu. Tampak dari wajahnya yang ketakutan.
“Aku beri tahu kamu. Kamu tidak berhak meneriakiku. Pamanmu itu hanyalah manajer umum yang bekerja untuk pemilik hotel ini. Jadi, dia hanyalah karyawan.”
Tidak salah! Meskipun yang menjalankan hotel ini adalah Sebastian, tapi hotel ini adalah miliknya.
Setelah mengatakan itu, Leon pun melepaskan kakinya dan meninggalkan pria gemuk itu begitu saja.
Dia pun bertekad, mulai hari ini, perilaku Sebastian dan keluarganya harus ditertibkan.
Perilaku pria gemuk tadi tentu akan mempengaruhi reputasi hotel ini. Leon berganti pakaian kemudian berjalan ke lobi hotel.
Saat dia duduk di lobi, dia melihat Gerald dan Jason menghampirinya.
“Leon, apa yang kamu lakukan? Kamu sudah memukuli sepupuku. Apa maumu?”
Setelah Gerald tahu bahwa sepupunya dipukuli, dia segera datang ke pemandian air panas. Dia mendapatkan informasi, namanya adalah Leon. Sayangnya dia tidak tahu siapa Leon sebenarnya.
Dulu di kampus, Leon bukanlah siapa-siapa. Tapi sekarang bertolak belakang. Beberapa hari lalu, Gerald dan Jason dipukulnya di tempat karaoke. Hari ini, giliran keponakannya yang dipukul.
Kondisi Jason tampaknya sudah pulih. Dia begitu setia berada di samping Gerald. Seperti anjing yang menjilat tuannya. Melihat Posisi Leon saat ini, Jason menemukan kepercayaan diri. Di sini dia adalah manajer lobi hotel Sheraton.
“Kamu sudah berendam air panas? Apa perlu aku kirimkan ke rumahmu?” ledek Jason.
Leon tidak menggubrisnya. Dia hanya menanggapinya dengan senyuman.
“Apa kamu butuh makanan juga? Tidak masalah. Aku akan mengirimnya. Leon, sekarang aku adalah manajer lobi di hotel bintang lima ini. Aku akan memberikan kemudahan buat kamu,” kata Jason.
“Oya? Baguslah!” Kemuliaan dan kekayaan tampak begitu penting bagi orang itu.
Hanya sebatas manajer area lobi. Mestinya dia tidak layak pamer jika tahu siapa Leon sebenarnya.
“Kamu iri? Cemburu? Ya kan? Bersama Pak Gerald, masa depanku sudah terlihat cerah, kawan. Betapa tepat pilihanku!” Jason tertawa setelah mengatakan itu. Dia tampak menjilat atasannya.
Mendengar itu, Leon tak kuasa menahan tawa kecilnya.
Apa yang dilakukan oleh Jason sangatlah bodoh. Jika saja dia tidak berbuat seperti itu kepada Leon, mungkin di masa depan, dia bisa menjadi orang penting di salah satu perusahaan keluarga Wijaya. Setidaknya, dia bisa menjadi CEO di hotel Sheraton ini.
Sementara bagi Gerald, dia suka orang bodoh seperti Jason. Cukup dilempar tulang, maka dia akan berlutut.
“Jason, kamu urus anjing satu ini!”
Gerald senang menyaksikan ketika Leon dipermalukan hingga Leon sakit hati. Jason terus melancarkan serangan verbal tanpa ampun ke arah Leon.
Tapi Leon menanggapinya dengan tenang. Dia menahan tawa terhadap itu semua. Gerald begitu naif, menganggap hotel ini adalah miliknya.
“Gerald, apa kamu memperlakukan Sheraton sebagai milikmu sendiri? Pertimbangkan baik-baik konsekuensinya. Bahkan ayahmu masih mengandalkanku untuk sekedar makan. Hati-hati!”
“Dan kamu, Jason! Itu adalah keputusan bodoh, karena mengkhianatiku. Itu akan jadi penyesalan terbesarmu sepanjang hidup,” kata-kata Leon menarik perhatian orang-orang sekitar. Suasana seketika menjadi hening. Aura Leon muncul penuh kharisma. Gerald dan Jason pun terdiam.
Tapi sayangnya Gerald tidak menyadari betapa seriusnya kata-kata Leon. Dia berkata dengan nada marah, “Bangsat kau, Leon! Ayahku begitu terhormat di kota ini. Beraninya kamu mengatakan itu!”
“Pak Gerald, dia hanya dipenuhi rasa iri. Biarkan saya yang membereskan,” kata Jason, lalu memanggil petugas keamanan.
“Satpam! Seret anjing ini ke toilet, pukul dia sampai muntah darah di sana!”
Perilaku Jason sebagai pengkhianatan sangatlah menjijikkan. Maka terpaksa Leon ingin menunjukkan identitas dia sebenarnya. Biarlah Gerald dan Jason membayar mahal atas kelakuannya.
Persis sebelum petugas keamanan datang, tiba-tiba terdengar suara berat lelaki paruh baya, “Kalian, tolong hentikan!
Suara yang sangat akrab, yang ternyata adalah suara kakek Indra.
Hari ini adalah hari saat Indra pindah ke villa barunya. Saat melihat kejadian ini, dia bersama cucunya tengah menyeret koper keluar dari Hotel Sheraton.
Wajah Gerald tampak berubah. Keangkuhannya seketika luntur.
“Pak Indra, selamat pagi!” Gerald menyapa hormat si kakek.
Indra begitu terkenal di Jakarta. Dia memiliki koneksi ke banyak pihak.
“Leon adalah teman baikku. Jangan kamu permalukan dia. Dia temanku!” kata Indra lirih.
Mendengar itu, Gerald tampak terkejut. Bagaimana mungkin seorang penuh wibawa seperti kakek Indra berteman baik dengan anak kecil seperti Leon?
Rasa bingung, penasaran, kaget berkecamuk dalam pikiran Gerald.
“Baiklah, karena Pak Indra yang meminta, maka saya patuh,” kata Gerald dengan senyum liciknya.
Lalu, Gerald menarik Jason untuk meninggalkan Leon. Jason tampak tidak puas.
“Pak Gerald, hanya seperti ini kah endingnya?”
“Apa kamu tidak tahu siapa Pak Indra? Dia adalah pengusaha besar di Jakarta. Dia orang penting dan populer. Aku tidak berani melawannya,” Gerald mencoba menjelaskan.
“Beruntung sekali kamu hari ini, Leon!” cibir Jason.
“Aku tidak percaya Pak Indra punya hubungan baik dengan Leon. Paling-paling urusan yang tidak penting,” kata Gerald merendahkan.
“Pak Gerald, Anda benar. Saya 4 tahun bersama Leon, jadi saya tahu dia seperti apa. Tidak ada yang spesial dengan dia. Lalu apa rencana Anda pak?” kata Jason membenarkan.
“Begini Jason. Nanti …” Gerald mencondongkan kepalanya ke telinga Jason, dan berbisik lama.
Jason mengangguk dan tertawa jahat.
“Haha … Pak Gerald, saya akan melakukan tugas itu. Akan banyak darah Leon yang tumpah!”
Faktanya, tanpa bantuan Indra pun, Leon memiliki cara sendiri untuk mengatasi dua orang itu. Bahkan bisa membuat Gerald dan Jason hancur dan menyesal secara bersamaan.
Tapi, Leon dengan sopan tetap berterima kasih kepada kakek Indra.
“Leon, kalau ada apa-apa langsung hubungi saya saja. Sekarang saya pindah ke Gunung Munara. Tempat dimana saya pernah ingin menghadiahkan villa untuk kamu. Sayangnya kamu menolaknya. Jika tidak, pasti kita sudah bertetangga. Dengan begitu, kita akan mudah berkomunikasi,” kata Indra.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Rich Man
Romance(Novel ini merupakan novel terjemahan resmi). Leon bekerja sebagai tukang delivery makanan, bahkan dibully sudah jadi menu hariannya. Tapi tak ada yang menyangka jika Leon, nyatanya adalah seorang putra dari keluarga miliuner. Dia memilih berpura-p...