Seorang Konglomerat ?

1.2K 32 0
                                    

  Tato ini adalah tanda Leon mempermalukan diri Tommy. Tommy tidak akan pernah melupakan kejadian itu.

Penjaga toko itu hanya menurut perintah Tommy, dia tidak tahu apa yang terjadi antara Tommy dan Leon. Dia hanya merasa tato yang ada di wajah Tommy sangat seram.

“Cepat pergi sana!” teriak Tommy ke penjaga toko itu.

Leon membawa Rachel pergi dan melanjutkan jalan-jalan di Jakarta Avenue.

Hari ini banyak urusan yang harus diselesaikan Leon, Mawar bilang sampai saat ini Pak Dani belum terlihat.

Selama empat tahun berada di Jakarta, Leon sudah banyak mendengar tokoh-tokoh penting di kota ini.

Leon hampir lupa dia mempunyai janji dengan Indra untuk mengecek kesehatan istrinya,

Namun Leon suka kebebasan, dia ingin melakukan apa yang ingin dia lakukan terlebih dahulu.

“Rachel, pengeluaran konsumsi warga Jakarta terbatas, hanya di waktu musim tertentu saja baru akan ada banyak barang branded. Sekarang ini belum musimnya keluar barang baru. Tapi kita bisa ke toko batu giok melihat barang kualitas tinggi,” ujar Leon.

Batu giok asli yang baik meningkatkan kualitas pada orang memakainya, dan juga mempunyai keberuntungan.

Jika memakai batu giok asli dengan rutin maka untuk kulit sangat bagus, kulit menjadi halus dan sehat. Batu giok asli juga dapat bermanfaat untuk menyeimbangkan darah.

Menurut Leon membeli batu giok asli lebih untung dibandingkan beli berlian.

Leon bukan orang yang suka dengan barang mewah atau heboh, dia juga bisa melihat Rachel juga orang yang seperti itu.

“Menurut ku tidak perlu lah, kamu sudah beli banyak tas, jika masih ingin beli lagi, sepertinya aku tidak bisa menerimanya,” ujar Rachel sambil mengerutkan keningnya.

Rachel sangat khawatir dengan cara Leon menghambur-hamburkan uangnya.

Menurut Rachel uang ini sebaiknya digunakan untuk berbisnis atau disimpan untuk hari tua, daripada di hambur-hamburkan beli barang yang tidak jelas.

Namun bagi Leon uang dua miliar bukanlah jumlah yang besar, baginya seperti rakyat biasa makan daging.

“Ini adalah yang terakhir, setelah beli batu giok ini, aku janji tidak akan membeli yang lain lagi. Aku harap kepercayaan diri kamu bisa kembali lagi, ingat Rachel kamu adalah bunga sekolah!” ucap Leon membangkitkan semangat Rachel.

Rachel adalah gadis baik yang malang dan menyedihkan, karena background keluarganya tidak seberuntung dengan anak perempuan lainnya yang bisa beli merk kosmetik mahal.

Rachel sangat tersentuh dengan sikap Leon yang begitu baik padanya, sampai dia mengeluarkan air mata.

Meskipun menurut Rachel Leon seperti ini sangat boros menghamburkan uang, tapi dia tahu ini semua demi dirinya.

“Baiklah, semuanya dengar ucapanmu Leon,” ujar Rachel sambil mengangguk-angguk kepalanya.

“Paviliun,” ucap Leon sambil mendongakkan kepalanya melihat papan toko itu.

Leon ingin membawa Rachel pergi melihat toko batu giok ini. Namun siapa sangka kedua penjaga toko ini mencari ribut dengan Leon. Mereka tidak membiarkan Leon dan Rachel masuk ke toko.

Sepertinya orang toko, tidak tahu mengapa tuan muda keluarga Dani melarang Leon masuk ke toko.

“Apakah kalian membuka toko karena kebanyakan uang? Ada customer datang malah di tolak? Apa ini masuk akal?” tanya Leon dengan wajah marah.

Kedua penjaga toko itu menatap Leon dengan ekspresi tidak berdaya.

“Tuan, kami juga tidak ada pilihan lain, ini perintah dari Tuan muda keluarga Dani. Tidak boleh mengizinkan anda masuk. Seberapa terkenalnya toko kami, tetap saja kami tidak berani melawan keluarga Dani. Jadi mohon anda segera pergi,” ucap penjaga toko dengan wajah memohon.

Leon melihat ke arah pintu toko, di situ tertempel poster wajahnya dan ada tulisan “Orang ini dan anjing dilarang masuk!”

Dia sangat kesal melihat tulisan itu, rasanya ingin memukul orang.

“Tuan muda yang mana? Jerry atau Tommy?”tanya Leon ke penjaga pintu toko.

Menurut Leon meskipun mata Jerry hanya bisa melihat sebelah saja, tapi dia masih bisa memerintah orang untung melakukan ini.

Tapi tentu saja Tommy adalah tersangka paling kuat.

Kedua penjaga itu tidak berani membuka mulutnya, mereka hanya diam saja dengan wajah yang ketakutan.

Leon juga tidak memaksa kedua pengawal itu membuka mulutnya, dia juga mengerti kedua pengawal hanya menjalankan tugasnya saja, tidak ada hubungannya dengan keluarga Dani.

Leon tidak akan melepaskan tersangka ini, berani sekali dia menghalangi saya!

“Leon, kamu sakit hati kan? Kesal kan? Dari awal saya sudah memperingatkan kamu, semua perbuatan jahatmu akan berbalik ke kamu sendiri! Kamu harus membayar apa yang telah kamu perbuat! Ini baru awal saja, lihat saja nanti akhirnya akan lebih seru!” ujar Tommy sambil tersenyum kecil.

Leon sangat muak melihat Tommy, dia menatapnya dengan tatapan tajam, seperti sedang ingin memangsanya.

“Dasar orang bodoh, kamu benar-benar membuat percikan api!” ujar Leon sambil tersenyum kejam.

“Tidak usah pura-pura mengancam saya! Kamu tidak melihat kekuatan keluarga Dani, seluruh jalan ini adalah milik keluarga Dani! Kamu punya apa berani melawan saya?” tantang Tommy yang tidak ingin kalah.

“Apa? Jalan ini adalah milik keluarga Dani? Haha,” tawa Leon terbahak-bahak.

“Sudahlah saya tidak mau membuang waktu berdebat dengan orang tidak berguna seperti kamu. Hari ini saya tidak akan mengampuni kamu, jangan harap bisa bersembunyi!” lanjut Leon yang menatap tajam Tommy.

Semuanya adalah orang dewasa, berbuat sesuatu harus bisa bertanggung jawab menerimanya!

Tommy mengira Leon hanya menggertak saja, tapi semakin dilihat rasanya semakin tidak beres. Tatapan mata Leon semakin tajam, seperti ingin membunuh orang.

Tommy baru memikirkannya, tiba-tiba terdengar suara plakkk… orang-orang yang berada di situ langsung terkejut dan menoleh ke arah Tommy.

Suara teriakan sakit Tommy terdengar sampai keluar toko. Suara pukulan Leon benar-benar sangat kencang dan kuat.

“Oh! Leon! Apa kamu tidak tahu memukul orang tapi tidak memukul muka?” tanya Jerry dengan wajah kesal.

Wajah kanan Tommy terlihat bengkak, mulutnya seperti sedang mengunyah es batu besar.

“Tentu saja saya tahu, tapi kamu harus jadi orang terlebih dahulu!” jawab Leon sambil senyum dingin.

“Apakah kamu ingin memberikan tanda lagi di muka saya?”ujar Tommy yang asal bertanya.

“Selamat tebakan anda benar!” balas Leon sambil tersenyum dingin.

Mendengar perkataan Leon, Tommy langsung terdiam wajahnya langsung pucat. Dia mempunyai feeling bahwa wajahnya akan habis babak belur.

Pipi kiri Tommy sudah meninggalkan bekas luka karena dipukul oleh Leon, jika hari ini pipi kanannya juga bernasib sama, maka Tommy tidak akan tinggal diam.

“Brengsek kamu Leon! Akan saya bunuh kamu!” teriak Tommy dengan wajah marah dan sambil menghampiri Leon yang siap memukulnya.

Leon dengan ekspresi yang tenang melawan Tommy, dia menendang kaki Tommy sampai dia jatuh ke lantai.

“Merasakan sakit, kamu baru akan bisa bersikap dewasa. Bukannya mengatakan terima kasih malah datang mau memukul ku. Apa kamu masih disebut manusia?” ucap Leon sambil tersenyum kecil.

Tommy mendengar ucapan Leon semakin emosi, rasanya hampir mau meledak. Apa saya harus berterima kasih karena sudah di pukul? Dasar brengsek kamu Leon!

“Leon! Lihat saja kamu! Saya tidak percaya di wilayah keluarga Dani kamu masih bisa melawan saya untuk yang ketiga kalinya!” ujar Tommy dengan nada kesal.

Bersambung.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang