Kekalahan Mutlak

1.3K 35 2
                                    

  "Haduh ... sudah membual seharian, cuma ingin pinjam uang dari bank? Pinjam uang untuk beli toko saja lama! Dasar, anjing miskin sepertimu bisa saja berpura-pura." ucap Tommy sebelum pemilik toko sempat bertanya apa-apa.

"Aku? butuh pinjaman? Presiden Steven dari bank SZ adalah orang yang membantu mengatur keuanganku, apa urusannya denganmu?!"

Leon melirik Tommy dengan dingin, lalu mengeluarkan sebuah aura sinis.

Leon akan mengingat Tommy telah menghinanya, ketika Leon membeli toko itu, Tommy akan merasakan kekalahan mutlak!

Tommy tidak mengetahui bahwa dia telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Pada saat itu juga, pemilik toko itu benar-benar menerima uang dua belas miliar itu.

"Hah?! Cepat sekali! Dua belas miliar dan tidak kurang satu sen pun!"

Pemilik toko itu tidak salah hitung atau sedang terbawa mimpi.

Kecepatan pembayaran itu sangat cepat, seolah-olah bank itu dimiliki oleh Leon.

Seluruh orang di toko itu berseru, termasuk para staf itu semua kaget.

Bahkan Sucyanti membuka mulut kecilnya, mata wanita itu melebar dan wajahnya terlihat kagum.

Pasti bohong! Pengiriman uang itu terlalu cepat dan seorang Presiden bank secara pribadi transfer uangnya? Maksudnya apa ini?

Tentu saja ... orang yang paling marah saat itu adalah Tommy.

Tommy berteriak keras, "Ini tidak mungkin! Sama sekali tidak mungkin!"

"Tuan Tommy, ini bukan bohongan." walaupun penjaga toko itu bisa saja menipunya, tetapi mata orang tidak bisa berbohong.

"Tuan, ini kami akan segera menandatangani perjanjian, oh iya, ini adalah kartu namaku." pemilik toko itu dengan cepat menyerahkan kartu namanya.

Menjual toko itu akan menghasilkan banyak keuntungan buat pemilik toko itu dan dia tidak harus mengurus pegawai-pegawai yang hanya sibuk menjilati Tommy seperti anjing.

Tommy sangat marah sehingga kepalanya mulai pusing, apa yang pria itu lihat hari ini telah membuatnya meledak!

Di Jakarta, siapa pun yang telah mendengar namanya tidak akan berani menghadapinya. Tetapi Leon tidak hanya berani untuk melawan Tommy, tetapi juga bisa memutar situasi tanpa terduga!

Pada saat itu, Tommy merasa sangat malu dan telah kehilangan muka.

Sungguh-sungguh keren dan menyenangkan untuk mentertawakan orang lain, tetapi sekarang ... tenggorokan Tommy seperti telah menelan tulang ikan yang tidak bisa ditelan dan tidak bisa dikeluarkan!

Baru hari itu, Tommy hanya bisa pergi dengan kekalahan.

"Ingin pergi? Tidak begitu mudah!" teriak Leon untuk menghentikan Tommy.

"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Tommy.

"Kamu baru saja menghina dan mengolok-olok aku sesuka hati, kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja?" ucap Leon dengan dingin.

"Memang kenapa? Apakah kamu berani menghalangi jalanku?" jawab Tommy dengan nada yang jijik.

"Menghalangimu hanya seperti menghalangi anjing, apa yang harus ditakuti? Aku bukan hanya ingin menghalangimu, aku juga ingin memberimu sebuah hadiah!"

Seusai Leon mengucap itu, pria itu melangkah ke hadapan Tommy dan berhadapan muka bersamanya.

"Bajingan tengik! Ngomong omong kosong saja, di Jakarta, siapa yang berani menyentuh aku?!" teriak Tommy dengan lantang.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang