Tak Butuh

1.3K 34 0
                                    


Bang!!!!

Kantor penjualan seketika hening!

Semua staf di sana terkejut dan tak bisa berkata!

Semua mematung dan saling menatap!

Jerry, anak dari bos Grup DN, tanpa basa-basi langsung membeli villa nomor 6.

Tak mau kalah, dalam sekali nafas, seseorang menyebut tiga nomor villa, yaitu nomor 7, 8, dan 9. Itu artinya dia mengambil tiga villa berjejer yang semuanya menghadap danau selatan. Dia ambil semuanya.

Ini luar biasa. Belum pernah terjadi sebelumnya. Belum pernah terjadi!

Dan sekarang, Jerry telah menghilang dari kantor penjualan.

Dan Leon, sosok yang membeli tiga Villa menghadap ke danau dalam satu tarikan nafas, pasti dia memiliki rencana sendiri.

Tiga Villa berjejer ini pasti akan berguna di masa mendatang.

Setengah jam berikutnya, Leon dengan diantar oleh salesnya, berjalan keluar dari kantor penjualan.

Sekarang, Leon telah resmi menjadi sebagian properti di Gunung Munara. Pada sore hari, dia sudah boleh menempatinya.

Sementara itu, di salah satu hotel bintang lima di Jakarta, Indra berbincang-bincang dengan Sucyanti.

“Kakek, Anda baru datang. Istirahatlah dulu!”

“Sucyanti, kakek sudah memilih villa di Gunung Munara.”

“Terserah kakek saja. Toh saya juga cuman tinggal saat musim panas. Kalau sekolah masuk, saya sudah harus kembali lagi.

“Kelak, kita akan bisa tinggal bersama-sama dengan orang hebat itu.”

“Kakek, maksudnya apa?” Wajah Sucyanti seketika berubah, dia mengerutkan keningnya.

“Saya sudah memutuskan, akan memberikan satu villa di Gunung Munara itu untuk pria itu.”

“Villa itu bernilai miliaran rupiah. Dia kenapa dikasih cuma-Cuma? Tidak bisa!” Sucyanti menolak.

“Sucyanti, saya punya rencana sendiri,” kata kakek tenang menjawab.

“Tidak bisa! Mereka belum layak menerima hadiah ini.”

“Sucyanti, kamu tidak paham maksud kakek. Dia adalah orang hebat. Cepat atau lambat, kamu akan mengerti. Saya menghadiahkannya sebuah villa besar. Pertama, untuk membalas rasa terima kasih kakek. Yang kedua, dia pasti akan bekerja untuk keluarga Wibowo dengan tulus.

Kakek Indra masih tampak sangat percaya diri dengan rencananya. Dia juga sudah mendapatkan nomor kontak pria itu.

Sebaliknya, Sucyanti tampak gelisah dan tidak setuju dengan pendapat kakek.

Setelah Indra membuat keputusan, dia pun menelepon Leon.

Leon melihat angka-angka asing di ponselnya, tapi dia tetap mengangkatnya.

Segera Leon menyadari bahwa orang diujung sana adalah Indra, pria paruh baya yang dia selamatkan di malam itu.

Di tengah obrolan santai mereka berdua, Indra berkata bahwa dia hendak menghadiahkan villa besar untuk Leon, karena telah menyelamatkan nyawanya.

“Leon, kamu harus menerima ini. Sebuah villa di Gunung Munara. Orang seperti kamu, harusnya tahu berapa harga villa di sana,” kata Indra dengan nada sedikit serius.

“Iya, saya tahu.”

Tentu saja, Leon tahu persis berapa harga villa di sana. Bahkan nanti sore pun dia sudah boleh tinggal di sana.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang