Masih Pura-pura ?

1.3K 33 0
                                    


Indra hanya tersenyum ketika melihat Leon ragu-ragu, " Leon, terima saja ... lukisan ini bisa memiliki nilai yang lebih tinggi di masa depan. Ini adalah lukisan Basuki Abdullah yang berbakat."

Ekspresi Sucyanti di samping terlihat sangat keberatan.

"Kakek apakah kamu benar-benar ingin memberinya lukisan ini? Lukisan ini sangat berharga!"

Sucyanti mengetahui bahwa lukisan Basuki Abdullah itu seharga satu miliar! Nilai lukisan itu tidak dapat sepenuhnya diukur dengan uang dan lukisan itu sangat sulit untuk didapatkan.

Sucyanti langsung cemberut lagi dan berkata kepada Leon, "Kamu tidak layak! Aku tidak setuju!"

Sucyanti berpikir bahwa ucapan itu akan mengganggu Leon, tetapi ketika wanita itu melihat mata Leon, mata pria itu terlihat terhina.

Itu hanya sebuah lukisan palsu, kamu mengatakan bahwa aku tidak pantas untuk mendapatkannya? Bahkan lukisan asli Basuki Abdullah di mataku hanya sebuah ornamen biasa, bukan sebuah harta negara.

"Masih pura-pura? Dalam hati kamu pasti ingin mendapatkan lukisan ini, masih pura-pura memberi sebuah ekspresi tidak peduli? Aku sudah tahu trik kamu!" Sucyanti percaya bahwa dia telah melihat segalanya.

Pada saat itu, Indra benar-benar marah.

"Sucyanti! Aku sudah memberitahumu berapa kali? Jaga sikapmu kepada Leon. Aku sudah memutuskan untuk memberi hadiah lukisan Basuki Abdullah otentik ini kepada Leon ketika kita bertemu dan tidak ada yang bisa menghentikannya!"

Melihat sikap serius Indra, kakek tua itu pasti tidak tahu bahwa lukisan itu palsu.

Leon merasa bingung dengan situasi itu.

Indra datang ke Jakarta untuk membuka sebuah bisnis barang antik. Bagaimana mungkin Indra, seorang profesional di dalam budaya barang antik, bisa tertarik dengan lukisan itu?

Setelah itu, indra berkata dengan ramah kepada Leon, "Leon ... aku salah tidak mendidik cucuku dengan benar, Sucyanti masih muda dan bodoh, makanya sangat sombong dan keras kepala. Lukisan ini, terima saja, aku merasa bahwa hadiah ini akan lebih berharga dan bermakna jika kamu menerimanya."

Hati Leon terasa berat, lalu pria itu mengulurkan tangannya dan mengambil lukisan itu.

Leon telah menerima niat baik Indra, tetapi lukisan itu ... tetap saja palsu!

"Kakek Indra ... aku jujur ya, ada sesuatu yang salah dengan lukisan ini."

Sucyanti menjadi lebih kesal ketika mendengar ucapan Leon.

"Kamu memang tidak pernah puas. Kakekku telah menghabiskan satu miliar untuk lukisan ini. Awalnya, kakek ingin lukisan ini untuk diri sendiri, tapi akhirnya dia memberikanmu lukisan itu dengan berat. Apakah kamu tidak tahu rasa berterima kasih?"

"Satu miliar? Sayang sekali ...." ucap Leon sambil menggelengkan kepala.

Meskipun nilai lukisan asli Basuki Abdullah sepadan dengan harga itu, tetapi ini hanya sebuah lukisan imitasi kualitas tinggi dan nilainya kurang dari sepersepuluh dari nilai lukisan aslinya.

"Kamu sebenarnya ini jual apa, sih? Apakah kamu mengerti dengan barang-barang antik?" tanya Sucyanti dengan jijik.

Anak emas dari keluarga Wibowo itu sudah arogan sejak kecil karena dipengaruhi oleh reputasi Indra di bidang barang-barang antik, sehingga membuat Sucyanti bersikap angkuh.

"Aku tahu sedikit-sedikit. Hadiah kakek Indra akan aku terima ... tetapi aku dengan berat hati berkata bahwa lukisan ini palsu!" ucap Leon dengan percaya diri.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang