Akulah WIJAYA

1.6K 47 0
                                    


  “Ya sudah kalau begitu, gak jadi deh.”

Leon merasa kalau hanya 200 juta saja sudah dianggap banyak bagi para pegawai di sana, itu berarti efisiensi kerja mereka patut dipertanyakan.

Toh hari ini Leon ingin melakukan transaksi yang jumlahnya mencapai miliaran. Leon sendiri pun khawatir para pegawai ini akan melakukan kesalahan saking kagetnya melihat jumlah uangnya.

Sementara itu Shally yang menganggap dirinya menang pun berkata, “Buang-buang waktu saja!”

“Iya nih, buang-buang waktu. Aku langsung cari Pak Steven saja deh.”

Leon tidak tahu siapa nama lengkap Pak Steven, toh semuanya sudah diatur oleh Mawar.

Mendengar ucapan Leon, Shally pun mengangkat alisnya tinggi-tinggi.

“Kamu kira kamu boleh panggil Pak Steven begitu?”

“Kalau begitu, langsung panggil Steven saja gitu? Gak sopan lho.”

Seketika itu juga wajah Shally memuram, menunjukkan ekspresinya yang dingin seperti embun yang beku.

“Satpam! Satpam! Orang ini bikin keributan, cepat usir dia!”

Kedua orang satpam pun bergegas menghampiri dan berdiri di hadapan Leon.

Leon hanya menatap mereka berdua sinis. Aura yang dipancarkan Leon begitu mencekam mendominasi orang di hadapannya.

Sebagai penerus keluarganya, Leon sudah dilatih bela diri sejak berumur 3 tahun. Saat berumur 7 tahun dia dilemparkan ke sarang serigala dan berebut makanan dengan mereka, hanya satpam bukan apa-apa baginya!

Para satpam itu pun alhasil dibuat gentar oleh aura yang begitu kuat dari Leon.

“Kenapa bengong kalian, cepat usir dia!” seru Shally sambil menghentakkan kakinya.

“Kita lihat saja siapa yang berani! Siapa yang berani maju, bakal aku bikin nyesal seumur hidup!” seru Leon dengan senyum menyeringainya.

Kedua satpam itu hanya terdiam kaku saking takutnya. Shally pun jadi semakin kesal hingga wajahnya memerah.

“Dasar gak berguna!” ujar Shally sambil menunjuk ke kedua satpam tersebut.

“Kamu jangan nyusahin mereka, hari ini aku datang bukan untuk cari ribut. Bawa aku ke dalam, aku mau ketemu Pak Steven.”

Shally pun seketika teringat pagi ini Pak Steven bilang akan ada 1 nasabah VIP yang datang, apakah mungkin yang dimaksud adalah anak muda ini?

Setelah dipikir sejenak Shally segera membantah pemikirannya itu. Mana mungkin nasabah VIP yang dimaksud adalah tukang antar makanan.

Lagi pula selama Shally bekerja di bank, sudah banyak data orang-orang kalangan atas di Jakarta yang dia pegang, tapi dia sama sekali tidak pernah mendengar anak muda ini.

Di saat itu juga seorang pria paruh baya berpakaian serba branded memasuki bank tersebut. Shally pun segera memberi salam pada orang tersebut.

“Selamat datang, Pak Jeremy. Bila ada urusan mendesak, silakan langsung menuju ke loket VIP.”

Shally sangat ramah terhadap Jeremy itu, jelas sekali dia bermaksud menjilat.

Jeremy sempat melirik sekilas tubuh montok Shally dengan tatapan nafsu dan berkata, “Bu Shally, aku ada urusan sama Pak Steven.”

Mendengar itu pun Shally mengerti apa yang dimaksud olehnya.

Shally sudah berurusan dengan Jeremy selama 3 tahun, dan tentu dia tahu Jeremy adalah bos yang kaya raya. Kemungkinan besar dia adalah tamu VIP yang dimaksud oleh Pak Steven tadi pagi.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang