Di Antara Dua Hati

1.2K 39 2
                                    


    Setelah bersujud, Tommy masih menunjukkan ekspresi angkuh.

“Begini, aku akan bayar ganti rugi. Itu sekitar sepuluh jutaan lah. Lagi pula, aku belum menghabiskan semua uang sakuku tahun ini. Tenang saja, itu sih hal mudah bagiku.”

Saat melihat Tommy memamerkan kekayaannya, Leon ingin sekali menertawakannya!

Leon yang memiliki uang saku lebih dari sembilan ratus juta seperempat tahun saja tidak mengatakan apa pun. Siapa yang memberinya keberanian untuk memamerkan kekayaan yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekayaan yang dimiliki Leon?

“Oke, karena kamu bisa menutupi kerugian di toko kami dengan mudah, aku akan memberimu sedikit hiburan. Kamu akan bekerja di lokasi proyek sebagai petugas lapangan selama delapan jam setiap harinya. Selain itu, kamu akan bekerja sebagai pengawal paruh waktu untukku. Jadi, kapan pun aku membutuhkanmu, kamu harus selalu siap siaga.”

Leon tidak peduli dengan pekerjaan yang diberikannya. Dia hanya ingin memanfaatkan Tommy sebagai kaki tangannya. Lagi pula, dengan kemampuan yang dimilikinya, Leon sama sekali tidak membutuhkan perlindungan dari siapa pun.

Begitu mendengar hal itu, Tommy pun murka.

“Apa-apaan ini?! Petugas lapangan? Kau!”

Awalnya Tommy ingin sekali mengatakan kamu gila pada Leon, namun kata-katanya tertahan karena tatapan tajam Pak Dani yang terus diarahkan padanya.

Melihat peringatan dari kakeknya itu, Tommy mengurungkan niatnya.

“Kamu tenang saja. Pengoperasiannya mudah kok. Awalnya dibutuhkan kecepatan tangan untuk mengoperasikannya. Saat kamu mengoperasikannya di lokasi konstruksi, lama-lama kamu akan terbiasa,” ujar Leon sembari tersenyum.

Kalau kamu tidak mau menerimanya, tidak masalah. Kita akan tetap memainkan permainan ini. Habislah kamu!

Saat ini, ekspresi wajah Tommy benar-benar buruk. Dia terlihat mirip seseorang yang sedang sembelit.

Tommy berpikir jika setelah ia membayar kompensasi, masalah ini akan selesai. Namun nyatanya, dia justru menerima hukuman fisik!

Ya Tuhan, ampuni aku!

Tommy menyesali perbuatannya. Bukannya melihat toko itu hancur, dia malah membuat dirinya ditimpa kesialan!

Melihat ekspresi wajah Tommy yang terlihat tidak senang, Leon pun tersenyum tipis.

Setelah ini, akan ada banyak hari yang penuh kepahitan yang akan menantinya. Kita lihat saja nanti.

Beberapa saat kemudian, Leon, Tommy, dan Pak Dani keluar dari toko.

Leon baik-baik saja. Keadaannya itu membuat semua orang kecewa.

Tidak hanya itu, mereka juga melihat Leon keluar dari toko dan berdiri di antara Tommy dan Pak Dani.

Itu artinya, posisi dapat mencerminkan status seseorang.

Sejak awal, pemandangan itu terlihat seolah-olah cucu dari Keluarga Dani itu sedang menemani Leon dalam kegiatan kunjungannya.

Pemandangan itu sontak menjadi bahan pembicaraan semua orang dan membangkitkan keraguan di hati mereka.

“Apa-apaan ini? Kenapa dia diam saja?”

“Ternyata dia tidak bisa diganggu gugat oleh Keluarga Dani. Pasti ada sesuatu yang kita tidak tahu darinya!”

Di saat bersamaan, Rachel pun ada di sana dengan penuh kekhawatiran. Begitu melihat Leon keluar dari toko dalam keadaan baik-baik saja, kekhawatirannya seketika lenyap begitu saja.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang