Amat Menggemparkan!

1.4K 42 0
                                    


   Tangan Rachel yang halus dan mungil digenggam oleh tangan Leon yang kuat membuatnya merasakan rasa aman.

Saat itu Rachel merasa meskipun harus seumur hidup naik motor, itu tidak menjadi masalah baginya.

Tapi dengan segera Rachel merasa ada yang aneh, kenapa Leon malah membawanya ke mobil mewah itu!

“Leon, kamu ngapain?”

Beribu rasa curiga membuat Rachel berpikir apakah mungkin Leon pemilik mobil super mewah tersebut? Tapi Rachel segera menyangkal pikirannya itu, mungkin ini hanya salah paham.

“Sekarang aku jadi sopirnya bos KTV ini. Yuk naik, aku antar kamu pulang.”

Rachel yang polos sama sekali tidak mencurigai penjelasan Leon. Toh selama 4 tahun ini Leon dikenal sebagai orang miskin, jadi Rachel yakin tidak mungkin Leon kaya mendadak hanya dalam 1 malam.

“Apa gak apa-apa kamu pakai mobil bosmu?” tanya Rachel khawatir.

“Gak apa-apa kok, aku lumayan dekat sama dia.”

Leon tidak ingin mengatakan yang sebenarnya karena ingin Rachel bisa perlahan-lahan menerima identitas barunya. Kalau Leon langsung mengaku sebagai orang kaya, dia khawatir Rachel tidak bisa menerima dirinya. Dan juga alasan lainnya karena Leon tidak ingin disorot.

Esok harinya Leon bangun cukup pagi.

Belajar dari kejadian kemarin Leon semakin merasa tidak aman kalau mobilnya diparkir dekat kampus, jadi segera berangkat membeli rumah baru.

Leon langsung mengemudikan mobilnya ke Regatta, salah satu kawasan apartemen paling mewah di Jakarta.

Harga rumah yang mahal di kawasan ini bukan hanya karena lingkungannya yang apik tapi juga karena lokasi yang strategis dan pelayanan yang berkelas.

Di tempat ini para penghuni bisa mendapatkan servis bak hotel bintang lima, serta management dan security yang siap melayani 24x7 jam.

Saat memasuki gedung kantor pemasaran apartemen tersebut, cara para karyawan bersikap pun bisa dibilang tidak judes, tapi juga tidak ramah. Tentu saja semua ini ada alasannya.

Bekerja sebagai konsultan di kawasan elite tentu saja membuat para karyawan di sana merasa kalau diri mereka hebat.

Dan target pasar yang mereka incar pun juga berasal dari kalangan pejabat ataupun konglomerat super kaya, sehingga para karyawan dan konsultan di sana juga memiliki data konsumen dari para petinggi tersebut.

Karena itu ketika mereka melihat Leon datang, mereka tidak menggubrisnya.

Akan tetapi Leon tetap santai, dia yakin di dunia ini semua hal bisa dibeli dengan uang, kecuali Istana Negara.

“Selamat pagi, Tuan, silakan duduk sambil menunggu pelayanan.”

Seorang konsultan datang melayani Leon dengan senyum.

Sikapnya begitu sopan dan juga ramah, tapi Leon tahu ini semua hanya topeng yang harus mereka kenakan atas dasar profesionalitas.

Suasana di gedung pemasaran itu tidak terlalu sibuk, karena orang yang sanggup membeli unit ini di Jakarta juga tidak banyak.

Hanya dengan beberapa karyawan sudah cukup untuk meladeni semua pelanggan yang datang, akan tetapi alasan mengapa Leon tidak langsung dilayani karena mereka khawatir akan melewatkan pengunjung yang baru datang.

Bagi mereka kemungkinan Leon membeli unit apartemen di sana lebih kecil dibandingkan para pelanggan yang baru datang.

Dan di saat itu juga datang seorang anak muda ke tempat itu. Seketika para karyawan pun langsung mengelilinginya seolah dia adalah pohon uang.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang