Kita Beda

1.3K 38 0
                                    

  Sebastian, Gerald dan Jason pun terkaget hingga bergetar seluruh tubuhnya.

Apalagi

Jason yang kaget hingga pipis di celananya, dia kemudian langsung meminta ampun.

Namun raut wajah Leon masih datar dan cenderung dingin.

Dia telah melakukan yang terbaik untuk memperlakukan seorang pengkhianat.

Semuanya adalah orang yang sudah dewasa, maka sudah sepatutnya menanggung resiko atas apa yang telah diperbuat.

Sebastian dan Gerald pun mulai meminta ampun dan memohon belas kasihan, namun Leon bukanlah tuhan.

“Sebastian, anakmu melakukan kesalahan, biarlah dia yang menanggungnya sendiri, biarkan dia bermain dengan anjing itu, hidup atau matinya biarlah keberuntungan yang menentukan, dan kamu Sebastian saya rumahkan kamu selama 3 bulan, gunakanlah waktu ini untuk berpikir baik-baik.”

Selesai berbicara Leon langsung menarik tangan Gerald dan memasukkannya ke dalam sebuah ruangan dimana di dalamnya hanya ada Gerald, Jason dan seekor anjing galak itu.

Sebastian terdiam di luar pintu, pikirannya melayang.

Dia tahu bahwa ini adalah keputusan yang terbaik, karena putranya telah bertindak dengan semena-mena dan berperilaku sangat buruk termasuk kepada anggota keluarga Wijaya. Sekarang bahkan tuhan pun tidak bisa lagi menolongnya.

Tak berapa lama kemudian, terdengar suara lolongan anjing, hingga membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya berdiri.

Sebastian ambruk di pintu, seolah merasa di ambang tepi kehancuran.

20 menit kemudian, pintunya pun akhirnya terbuka.

Yang terlihat hanya Jason yang sudah tidak sanggup berdiri dan tersungkur di tanah dengan luka gigitan anjing yang sangat parah, terutama di bagian wajahnya, luka di wajahnya bahkan mencapai delapan puluh persen, ditambah lagi dengan luka di sekujur tubuhnya.

Sekujur tubuhnya seakan sudah tidak berguna lagi karena banyaknya gigitan anjing yang dideritanya, apalagi di bagian wajahnya, dapat dipastikan bahwa kini wajahnya telah cacat.

Jika dia bisa sembuh dari semua ini, belum tentu kejiwaannya bisa sembuh seperti sedia kala. Apalagi anjing yang menggigitnya adalah anjing rabies, maka dapat dipastikan dia terkena rabies.

Keadaan Jason sekarang seolah lebih baik mati daripada hidup.

Sekarang kita lihat ke arah Gerald, sepertinya dia masih lebih beruntung dibandingkan dengan Jason.

Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan luka gigitan anjing, namun wajahnya tidak separah Jason, mungkin karena dia sudah menjadi tuan dari anjing ini selama satu minggu, jadi keadaannya tidak separah Jason.

Namun lukanya tetap saja tidak ringan, luka di lengan dan bahunya terlihat sangat parah, jika dia tidak segera melindungi lehernya mungkin juga akan habis digigit oleh anjing itu.

Sebastian melihat putranya masih hidup merasa sangat beruntung.

Bagi dia ini adalah hal yang terbaik yang bisa dia dapatkan saat ini.

Dia sangat berterima kasih kepada Leon, dia tidak langsung memutuskan hidup dan mati putranya, namun diserahkan kepada seekor anjing.

“terima kasih banyak presdir Leon yang sudah memberikan belas kasihan kepada saya, kami janji akan menjadikan semua ini menjadi pelajaran yang sangat berharga, dan dikemudian hari kami akan menuruti semua perkataan presdir Leon!” ucap Sebastian sambil berlutut di depan Leon dengan air mata bercucuran.

“putramu yang memang masih memiliki umur untuk hidup, namun sebelum namaku bersih, aku tidak akan membiarkan kalian begitu saja,” ucap Leon menegaskan bahwa namanya harus dibersihkan.

“pasti presdir, aku akan bersikap kooperatif, agar bisa membersihkan nama presdir,” ucap Sebastian dengan penuh kepastian.

Tidak ada yang lebih penting dari sebuah nyawa, apapun bisa dilakukan sebastian untuk menebus kesalahan anaknya.

Leon kemudian bergegas pergi ke ruang rapat untuk membuka rapat direktur.

Sementara Jason dan Gerald dilarikan ke rumah sakit tanpa ditemani Sebastian.

Leon duduk di meja rapat, Sebastian langsung menuangkan teh hangat di gelas Leon.

Peserta rapat direksi pertama kali bertemu dengan bos besar hotel Sheraton, kesan pertama yang dilihat adalah dia masih sangat muda.

Namun dia terlihat sangat berwibawa.

Semua anggota direksi yang hadir adalah orang-orang yang sangat berpengaruh di kota Jakarta, dan mereka sangat hormat kepada Leon.

Walaupun belum tahu bahwa Leon adalah pewaris tunggal keluarga Wijaya, namun mereka melihat sendiri Sebastian menuangkan tehnya secara langsung, berarti memang dia bukan orang biasa.

Setelah itu, perjamuan yang sudah diatur oleh Sebastian diundur oleh Leon.

Leon kembali ke villa no 9 gunung Munara, dia berdiri di balkon sambil menghirup udara segar.

Gunung yang berada di belakang vila, dan danau yang berada di depannya, membuat udara di sana memang begitu menyegarkan.

Pada saat itu Indra yang baru pindah ke Villa gunung Munara terlihat sedang membawa cucu perempuannya berjalan-jalan kecil.

Kakek dan cucunya lewat persis di depan Villa Leon nomor 9. Setiap orang yang sudah tua memang menginginkan segala sesuatu yang terbaik, apalagi Villa di sekitar sini yang memang menjadi identitas orang berada, kakek sangat menginginkan villa nomor 7, 8 dan 9 yang sudah dibeli oleh orang yang sama.

“sayang sekali, aku tidak bisa tinggal di villa terbaik ini,”ucap kakek melihat ke arah villa Leon sambil menunjukkan raut wajah kekecewaan.

“tidak apa-apa kek, yang kita sekarang tinggali juga sangat bagus,” ucap cucunya menghibur.

“tetap saja ada bedanya, kamu lihat saja 3 villa ini semuanya langsung berhadapan dengan danau dan membelakangi gunung, memang benar-benar sangat sempurna, terlihat sangat megah,” ucap kakek tetap saja ingin memiliki villa itu.

“kakek jangan berpikir terlalu banyak, sebuah hunian itu yang penting kita nyaman kek,” ucap cucunya mencoba menyadarkan kakek dari lamunannya.

“kamu tidak mengerti apa arti sebuah hunian untuk seorang tuan rumah.”

“kakek lihat itu, pemilik villa nomor 9 sedang berdiri di balkon melakukan yoga.”

“kalau ada kesempatan, aku ingin berkenalan dengannya,” ucap kakek sambil menunjuk ke arah Leon.

Sehari kemudian, Leon kembali ke UNTAR.

Mengenai hal yang terjadi kepada Gerald dan Jason tidak ada seorang pun yang tahu. Setelah nanti semuanya terungkap maka nama baik Leon pun bisa kembali dengan sangat mudah.

Setibanya di kampus, dosennya kembali membujuknya untuk bisa masuk ke dalam tim penelitian.

“Leon, percaya denganku, kamu mempunyai kemampuan luar biasa di bidang kedokteran China, sekarang kamu hanya kekurangan teori sistematis, ketika kamu bergabung dengan kami, maka dalam waktu setengah tahun saja, kamu pasti sudah bisa menjadi bintang di kampus ini,” ucap Willy membujuk.

Leon yang memang mempunyai kemampuan keturunan sebagai dokter, sudah tidak perlu lagi mengikuti pelatihan apapun.

Sebenarnya tanpa Willy meminta pun, dia memang sudah berjanji kepada Ezra, namun dengan identitas yang lain.

“Leon, kamu harus memikirkan ini baik-baik, ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk meraih masa depan yang cerah nanti, untuk menjadi dokter yang handal.”

Menjadi seorang dokter yang handal, menghasilkan banyak uang, mungkin ini adalah impian kebanyakan orang. Namun tidak bagi Leon.

Bersambung.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang