Mau Mengusirku ?

1.2K 35 0
                                    

  Menyelamatkan orang harus mengalami pertempuran seperti itu, pria muda itu pasti putra seseorang kaya di Jakarta.

Leon merasa familiar ketika dia melihat wajah pria itu, seakan dia telah melihat pria itu sebelumnya, tetapi Leon sama sekali tidak ingat.

Yang paling utama adalah luka di wajah pria itu, mata kirinya sedang berdarah dan walaupun sudah dilakukan perawatan darurat, tetap saja tidak bisa menghentikan darah itu agar tidak mengalir.

Leon tidak terlalu peduli dengan pria itu, lagi pula, banyak kejadian seperti itu di rumah sakit. Di mata Leon, para pasien itu sama, tidak ada perbedaan antara pasien kaya atau miskin.

Leon tiba di kamar Anna, lalu dia melihat bahwa Rachel baru saja selesai makan sarapan.

sang Yenni yang tidak berada di sana membuat suasana tempat itu terasa jauh lebih bersih.

"Leon, apakah kamu sudah sarapan? Jika kamu belum makan, aku akan membeli makanan untukmu." ucap Rachel dengan prihatin.

Suasana hati Leon menjadi lebih baik ketika pria itu melihat wajah cantik Rachel.

"Tidak perlu, aku sudah makan sepuluh menit yang lalu. Aku telah memanggil seorang tante untuk melakukan konsultasi profesional dan aku akan membuat sebuah rencana perawatan yang jelas. Jangan khawatir, aku akan mengurusnya dengan baik." ucap Leon sambil tersenyum.

Rachel menganggukan kepala dan hatinya terasa hangat, wanita itu merasa nyaman jika Leon berada di sana.

Rachel mengetahui bahwa tanpa Leon ... akan sulit bagi keluarganya untuk menikmati kondisi medis yang sangat baik itu, wanita itu pertama ingin merawat Anna di rumah sakit umum, tetapi di rumah sakit umum itu lift saja tidak ada.

Sebenarnya, kebaikan Rachel telah menyelamatkan ibunya.

Alasan mengapa Leon bersedia untuk membantu Rachel bukan karena wanita itu adalah bunga sekolah. Meskipun wajah, tubuh dan temperamen Rachel sangat menawan, tetapi Leon tidak kekurangan wanita-wanita cantik di hidupnya.

Alasan utamanya adalah karena ketika Leon baru saja dibebaskan dari penjara, hanya Rachel yang menyambutnya dengan hangat, lalu dengan ramah memperingatkan Leon untuk hati-hati terhadap Gerald.

Begitu banyak teman kelas Leon bersembunyi darinya dan hanya Rachel yang percaya padanya, wanita itu juga tidak memandang Leon dengan aneh. Tentu saja Leon akan mengingat kebaikan Rachel hingga hari ini.

Tiba-tiba Rachel mengambil telepon genggamnya dan berkata kepada Leon, "Leon, lihat gadis yang jatuh ini terlihat seperti Yenni!"

Itu adalah berita lokal Jakarta yang secara otomatis diberitakan di telepon Rachel.

"Seorang warga kota Jakarta telah ditemukan terselip di Jakarta Avenue pada pukul sepuluh malam kemarin, wanita itu memiliki potongan rambut aneh dengan pakaian terbuka dan mencolok, dikatakan bahwa perilaku wanita itu sangat tidak terkendali ...."

Di bawah berita, terdapat sebuah gambar.

Wanita itu telah ditutup oleh mosaik di seluruh badan kecuali wajahnya.

Leon melirik berita itu secara sekilas dan mengetahui bahwa itu Yenni.

Gaya rambut pendek yang cantik dan keren itu berkat Leon.

"Iya, agak mirip." Leon mencoba sekuat mungkin untuk menahan tawanya.

"Hanya saja ... bagaimana mungkin Yenni akan menggunakan gaya rambut ini? Rasanya beda, deh?" Rachel tidak yakin dengan gambar itu.

"Mungkin orang gila? Siapa tahu?" ucap Leon sambil mengangkat bahunya.

Konsultasi profesional hari itu berjalan sesuai jadwal.

Para dokter di RS Royal Taruma berkumpul dan bersiap untuk merencanakan operasinya di ruang konferensi.

Leon ingin mendengar apa yang dipikirkan oleh para dokter, lalu jika rencana mereka sangat bagus, maka Leon dapat belajar dari mereka dan menerapkannya kepada ilmu diri sendiri. Tidak peduli Traditional Chinese medicine atau Western medicine, menyembuhkan penyakit adalah obat yang paling baik.

Pertemuan akan segera dimulai dan Leon telah meminta Presiden Ezra untuk mendengar pertemuan itu.

Tetapi ketika Leon masuk ke dalam ruang pertemuan, pria itu langsung menarik sebuah tatapan ketidakpuasan dari pada dokter.

"Siapa kamu? Siapa yang membiarkanmu masuk?"

"Ruang pertemuan ini tidak boleh ada orang yang tidak diizinkan untuk ikut!"

"Lihat dari lencananya itu adalah lencana Universitas Tarumanagara, apakah dia mahasiswa kedokteran?"

"Kenapa seorang mahasiswa bisa datang ke sini, ini bukan tempatnya!"

"Diam dulu dan dengarkan apa yang dia harus katakan, jaga reputasimu."

Sepuluh dokter ahli bedah tampaknya sedang memandang rendah Leon.

Sebenarnya banyak industri memiliki rantai penindasan antara atasan dan bawahan, terutama di industri medis yang memiliki persyaratan tinggi untuk kemampuan profesional dengan promosi yang sangat lambat, umur empat puluh tahun baru bisa mendapatkan posisi Direktur.

Karena itu, bagaimana mungkin para dokter terpintar di Jakarta melihat seorang mahasiswa dengan baik.

"Anak perempuan pasien adalah teman sekelasku. Aku dari departemen kedokteran Universitas Tarumanagara dan aku datang untuk mendengarkan rencana operasi dengan persetujuan Presiden Ezra." ucapan Leon itu bukan omong kosong, pria itu langsung mengeluarkan nama Ezra agar tidak membuang waktu semua orang.

"Dokter Glen, orang ini berkata bahwa Direktur Ezra telah setuju agar dia ikut pertemuan ini, aku bilang kita harus memeriksanya." ucap seorang dokter setengah baya sambil memandang Glen.

Glen adalah penanggung jawab tim dokter itu dan salah satu dokter paling terkenal di rumah sakit itu, jelas sekali bahwa dia menikmati reputasi tingginya di rumah sakit itu.

Posisi Direktur Glen lebih tinggi satu tingkat dari Direktur Iskandar.

Pada saat itu, Glen memandang Leon, "Berpikir dengan logika saja, tidak masuk akal bahwa seorang mahasiswa akan mendengarkan rencana operasi dokter dan itu tidak sesuai dengan aturan. Apakah kamu benar-benar datang dengan persetujuan Direktur Ezra?"

Glen merasa bahwa Direktur Ezra seharusnya tidak membiarkan seorang mahasiswa datang untuk mendengarkan rencana mereka. Hal itu tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga sangat naif.

Di ruangan pertemuan ini semua adalah dokter profesional dan kamu ingin mendengarkan rencana kita? Apakah kamu dapat memahami apa yang akan kita katakan?

Meskipun Glen tidak bertindak agresif, tetapi mata dan ekspresi pria itu penuh dengan penghinaan.

"Tentu saja, jika kalian tidak percaya, kalian bisa menelepon Direktur Ezra." ucap Leon.

Ucapan itu membuat Glen merasa sedikit kesal.

Di RS Mulia, Glen memiliki lebih dari sepuluh ribu bawahan, rumah sakit itu juga memiliki posisi wakil Presiden yang masih kosong, Glen secara otomatis akan dijadikan wakil Direktur utama oleh jajaran direktur dan dia akan menjadi wakil Presiden termuda dalam sejarah.

Di usia empat puluhan, Glen sudah akan naik ke dalam posisi wakil Presiden dan semangat pria itu membakar dengan keras.

"Aku tidak perlu menelepon, bagaimana mungkin Direktur Ezra akan membiarkan seorang mahasiswa datang untuk mendengar rencana operasi? Lalu kamu masih ingin aku bertanya kepada Direktur Ezra tentang hal sepele ini? Apakah aku tidak bisa memberi keputusan sendiri? Kamu keluar sekarang juga!"

Merasakan kemarahan Glen secara tiba-tiba, Leon malah lebih kesal.

Leon adalah seseorang yang Ezra sendiri tidak bisa pertahankan, pria itu adalah pewaris ilmu medis yang berharga, sikap kalian seharusnya menghargai kesempatan untuk berbicara dengan Leon!

Reaksi Leon sebenarnya biasa-biasa saja.

Leon tidak ingin menyinggung para dokter dan telah mendapatkan persetujuan direktur Ezra. Hanya saja kemarahan Glen yang tidak terduga itu sama sekali tidak masuk akal.

"Mau mengusirku? Kamu tidak berhak mengusirku!" ucap Leon dengan dingin.

Bersambung.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang