Salah Sendiri

1.1K 31 0
                                    

  “Jangan kira mentang-mentang kamu orang berkuasa di Jakarta, maka kamu bisa mengancam saya!” ucap Leon dengan tegas dan menatap dingin ke arah Jerry.

“Apa perlu mengancam? Dasar kamu orang munafik Leon! Mengambil apa yang bukan hak kamu, dasar tidak tahu malu!” balas Jerry dengan wajah marah.

Leon tahu Jerry sangat kesal karena villa yang dia ingin beli sudah dibeli olehnya. Namun menurut Leo beli rumah bukanlah yang mudah, hanya orang yang mempunyai kemampuan saja yang bisa memilikinya.

Keluarga Dani memang tidak kekurangan uang, namun mulutnya terlalu besar, tidak punya kemampuan tapi banyak membual.

“Jerry, percuma saja bicara dengan kamu, tidak ada gunanya!” ujar Leon sambil senyum kecil.

Leon merasa tidak ada gunanya bicara dengan keluarga yang tidak memiliki budaya, maka tidak ada gunanya juga membicarakan tentang kedokteran dengan mereka.

“Ezra saya pergi dulu,” ujar Leon menoleh ke wajah Ezra, lalu dia pergi tidak menghiraukan Jerry.

“Hei! Berani ya kamu pergi!” teriak Jerry dengan kencang.

“Pa, cepet panggil dia kembali! Dia merendahkan keluarga kita, nggak bisa dibiarkan begitu saja!” ujar Jerry memanas-manaskan papa nya.

Pak Santoso semakin panas karena anaknya terus memanas-manasinya, dia bersiap untuk memanggil pengawal. Tapi pak Dani melihat raut wajah Leon yang sangat marah, dia jadi sedikit takut.

“Di sini rumah sakit bukan kediaman keluarga Dani, siapa pun tidak ada yang bisa memerintah saya. Saya mau pergi ya tinggal pergi!” ujar Leon yang sambil jalan sambil membuka suaranya.

Pak Santoso setelah mendengar ucapan Leon nyalinya tiba-tiba berubah menjadi ciut. Dia juga berpikir kalau ribut di rumah sakit, maka bukan hanya akan memalukan diri sendiri tetapi juga citra group DN.

Leon pun jalan dengan santai balik ke kamar pasien Rachel.

***

Setelah Leon pergi jauh, Jerry dan Glen saling menatap dan tersenyum kecil. Mereka berdua sangat senang karena rencananya berhasil menyingkirkan Leon.

Jerry sama sekali tidak ada rasa terima kasih ke Leon, padahal dia tahu yang mengoperasi dirinya bukanlah Glen. Dia hanya ingin membalas dendam ke Leon.

Sedangkan Glen sama sekali tidak ada perasaan malu dan bersalah, benar-benar bermuka tebal, bukan hasil kerja dirinya tapi dengan percaya diri bilang bahwa dia yang melakukan operasi.

Namun Jerry tahu bahwa Leon bukanlah musuh yang mudah dihadapi, sangat terlihat jelas dia mampu beli villa di gunung Munara dan juga dia mempunyai posisi yang lumayan di rumah sakit.

Glen yang melihat hal itu sangat khawatir bahwa posisinya akan digantikan oleh Leon. Maka dari itu dia menyusun rencana bagaimana caranya mengusir Leon dari rumah sakit.

Jerry dan Glen, kedua orang ini benar-benar berhati-hati dengan Leon!

Leon yang kembali ke kamar pasien dan melihat Rachel, hatinya kembali tenang.

Rachel wanita yang lembut dan cantik, membuat orang berada di dekatnya menjadi nyaman.

“Leon kamu pasti haus kan, aku ambilin air minum ya,” ucap Rachel dengan suara pelan dan wajahnya yang memerah.

Sejak datang ke rumah sakit, Rachel langsung salah tingkah di depan Leon. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa rasanya gugup jika berhadapan dengan Leon.

“Tidak perlu, aku tidak haus, aku datang hari ini untuk memberikan tante operasi,” balas Leon sambil tersenyum kecil.

Leon sebenarnya tidak akan melakukan operasi ke Rachel, hanya saja dia ngomong seperti itu untuk membuat Rachel tenang.

“Baiklah, ada kamu yang merawat saya, saya jadi tenang. Uang perawatan saya akan balikin ke kamu setelah kelaur dari rumah sakit,” ucap Rachel dengan lembut dan sambil meantap ke arah Leon.

***

Gossip beredar sangat cepat, seluruh rumah sakit sudah mendengar bahwa dokter Glen lah yang melakukan operasi Jerry.

Para dokter dan suster semuanya membicarakan dokter Glen, yang awalnya hanya dokter ahli, sekarang berhasil melakukan operasi yang sulit. Secara natural dokter Glen menjadi dokter tenar di rumah sakit.

Hari itu dari bagian resepsionis, sampai ke senior-senior dokter semuanya membicarakan dokter Glen. Seperti itulah, nama dokter Glen menjadi terkenal.

Saat isitirahat tiba, semua pekerja pergi makan, mereka membicarakan dokter Glen.

“Apa kalian sudah dengar bahwa direktur Glen yang melakukan operasi besar untuk keluarga Dani!” ucap salah satu suster.

“Benar-benar sulit di percaya! Katanya serpihan kaca dan luka di mata nya juga sudah membaik. Bagaimana cara dokter Glen melakukan operasi besar itu?” tanya suster yang lain.

“Operasi sebesar itu butuh belajar selama 30 tahun!” balas salah satu dokter.

“OMG, kagum banget sama dokter Glen!” ujar salah satu suster.

Saat itu adalah waktu emas bagi dokter Glen, dia menjadi panutan seluruh dokter dan suster.

Awalnya Glen malu-malu karena mendapat pujian terus, namun lama-lama dia semakin terbiasa dengan pujian tersebut.

Namun kejayaan Glen ternyata tidak bertahan lama, tiba-tiba ada hal yang buruk yang membuat Glen berubah jadi panik dan takut. Hal tersebut yaitu mata kiri Jerry terkena infeksi dan terus bercucuran darah sampai bisa menyebabkan kebutaan.

Setelah mendapat kabar, Glen sangat terkejut dan panik, dia hanya bisa meluapkan kepanikan nya dengan merokok sampai ruangan nya penuh dengan asap rokok.

Sedangkan para suster dan dokter lain lari sana sini, panik tidak tahu harus berbuat apa!

Karena tidak ada pertolongan, akibatnya mata kiri Jerry berakhir dengan kebutaan. Kedepannya Jerry hanya akan bisa melihat dengan satu mata. Dia sangat terpukul, tapi tidak ada cara lain lagi selain pasrah menerima keadaan.

“MATAKU!!!” teriak Jerry kesakitan.

“Apa yang terjadi pada mataku?! Kenapa bisa seperti ini?!” oceh Jerry.

“Dasar Leon brengsek! Ini semua pasti sudah direncanakan oleh nya! Lihat saja nanti akan kubalas perbuatanmu!” ujar Jerry yang terus mengomel.

Jerry yang berbaring di kasur pasien merasa kesakitan, dia merasa frustasi dan marah. Dia melampiaskan amarahnya dengan melempar barang yang ada di meja sampai kaca jendela kamar pun pecah olehnya.

Selesai membuat keributan di kamarnya, Jerry segera pergi ke arah kamar pasien mama Rachel. Dia masuk ke kamar dan langsung mengarah ke Leon ingin memukulnya, Rachel sangat terkejut dan takut.

Tapi untungnya Leon bereaksi dengan cepat, dengan cepat menangkis tangan Jerry sampai dia jatuh tergeletak di lantai. Karena Jerry hanya bisa melihat dengan satu mata, dia tidak bisa

“Leon berani kamu menyakiti saya, saya Jerry pasti akan memusnahkan kamu dari kota Jakarta!” teriak Jerry sambil menatap Leon dengan mata melotot dan galak.

“Haha, seingat saya mulutmu bilang dokter Glen yang operasi kamu, seluruh dokter di rumah sakit pun juga tahu. Sekarang kamu cari saya marah-marah untuk apa? Memfitnah saya?” ucap Leon sambil menatap Jerry dengan wajah santai dan senyum kecil.

“Kamu berani melawan saya, habislah kamu Leon!” ucap Jerry dengan nada kasar.

“Saya tidak akan mati, melainkan kamu yang sekarang benar-benar menjadi buta! Kamu sendiri yang membuat masalah menjadi seperti ini!” ucap Leon dengan tegas.

Hal ini terjadi karena ulah Jerry sendiri, dia sendiri yang membahayakan dirinya. Padahal penyakit Jerry hanya Leon yang paling mengerti kondisinya.

Leon benar-benar tidak ada rencana jahat apapun untuk melukai Jerry, ini semua terjadi murni kesalahan Jerry sendiri!

Bersambung.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang