Takkan Tergoda

1.3K 37 0
                                    


  Iskandar mulai memahami keangkuhan Leon tadi. Dia menduga Leon memang ada hubungan khusus dengan Ezra. Memikirkan hal itu, Iskandar merasa tidak tenang.

Untuk itu, kedepannya dia harus berhati-hati menghadapi Leon. Sedangkan tentang wajah Ezra yang tampak bersemangat melihat Leon, dia menduga ini tidak ada hubungannya dengan Kakek Indra. Jika ternyata Leon memiliki kemampuan medis yang luar biasa, maka ini bisa menjadi masalah.

Sekarang Leon telah berada di ruang kerja Direktur Ezra. Sesuai dugaannya, di sana telah menunggu seorang pria paruh baya, yaitu Kakek Indra. Dia begitu bersemangat saat melihat Leon, dan langsung memegang tangannya sembari berterimakasih.

Saat berbicara dengan kakek Indra di telepon sebelumnya, suaranya terdengar agak lemah. Tapi kini setelah bertemu langsung, suara si kakek begitu keras, seperti tidak bisa dikendalikan. Di situ, Leon hanya memberikan senyuman dan tetap tenang.

Ezra dan Indra tampak sama-sama bahagia. Tapi Ezra sebetulnya masih belum terlalu percaya dengan kemampuan Leon. Si kakek yang seperti hidup kembali, jangan-jangan bukan karena Leon.

Oleh karena itu, Ezra berencana menguji Leon untuk membuktikannya.

“Kata kakek Indra, kamu menggunakan akupuntur untuk mengobatinya. Meski saya terlahir untuk pengobatan barat, tapi saya juga tertarik mempelajari pengobatan timur. Kalau kamu mau memperagakannya lagi, saya pasti akan memperhatikannya.

Sebenarnya Ezra tidak percaya dengan teknik akupuntur. Oleh karena itu dia mengambil kuliah kedokteran barat. Menurutnya, lubang-lubang akupuntur sangatlah misterius, sama misteriusnya dengan jurus-jurus pada novel bela diri.

Menurutnya, akupuntur tidaklah seilmiah kedokteran barat. Itu hanyalah fantasi dan kebetulan. Tapi Leon ternyata memiliki cara pandang yang lain.

Ezra benar-benar ingin melihat Leon melakukan akupuntur untuk membuktikannya.

“Pak Dekan, saya rasa tidak perlu. Akupuntur bukanlah hal yang aneh,” jawab Leon santai.

Mendengar alasan itu, Ezra mulai yakin bahwa akupuntur hanya mengandalkan faktor kebetulan. Di dalam hatinya, Ezra mempertanyakan penyelamatan yang dilakukan oleh Leon terhadap kakek Indra.

Dalam sekejap terjadi perubahan sikap pada diri Ezra. Dia berkata, “rumah sakit kami ini adalah rumah sakit nomor 1 di Jakarta. Dokter-dokternya adalah yang terbaik. Kami tidak akan membiarkan orang dengan rekam jejak tidak jelas ada di sini.”

Leon mulai curiga dengan kata-kata itu. Tapi dia tetap bersikap tenang. Lagi pula, sebagai mahasiswa, dia tidak punya hak untuk membantah dekan.

Rumah sakit ini memang rumah sakit yang sangat terkenal, tapi bukan yang terbaik di Indonesia, apalagi jika dibandingkan dengan rumah sakit Kyoto. Di rumah sakit ini juga banyak masalah yang berhubungan dengan profesionalitas tenaga medisnya. Leon pun hendak mengungkap itu.

“Sebetulnya saya malas mengatakan ini. Apakah pihak rumah sakit ini membiarkan dokter menerima amplop dari pasien? Apa itu boleh?” cibir Leon sekaligus mempertanyakan.

Kali ini Ezra terkejut dan penasaran. “Siapa? Apa ada bukti?”

“Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dokter Iskandar. Terlihat jumlahnya cukup besar.”

Terjadi perubahan drastis pada wajah Ezra. Dia sangat malu. Bagaikan dipukul tepat di wajahnya.

“Ok! Saya akan menyelidiki kasus ini. Jika memang benar, ini akan diungkap ke publik. Tapi rumah sakit ini tidak butuh pengobatan yang misterius.”

Tentang itu, sebenarnya ini bukan pertama kali Ezra menerima laporan tentang amplop dari pasien. Tapi demi hubungan yang tetap baik, maka kasus ini tidak pernah diungkap.

Terlepas dari itu, Ezra juga tampak marah kepada Leon yang beraninya secara tiba-tiba mengatakan itu. Ezra menganggap dirinya sendiri sebagai orang nomor 1 di sana, dan Leon hanyalah anak magang. Tapi entah bagaimana, wajahnya bisa dibuat malu oleh kata-kata seorang anak magang.

Kakek Indra mulai merasakan sesuatu yang tidak beres di sana. Dengan mencoba untuk menengahi.

“Pak Ezra, apa Anda tidak tahu bahwa teknik akupuntur benar-benar ada? Saya punya leluhur, dia adalah tabib di masa dinasti Qing. Teknik medis ini sangat luar biasa dan diakui secara luas.

Setelah mengatakan itu, Indra menatap Leon, “Leon, sebaiknya kamu tunjukkan saja sedikit.”

Ezra masih tidak percaya. Dia menggelengkan kepala sambil berkata tenang, “Kakek Indra, akupuntur sangat tidak ilmiah. Kalaupun ada, itu masih misterius. Tapi apa Anda benar-benar mempercayai anak ini? Kalau memang dia punya kemampuan itu, kenapa harus ngampus di sini?”

Di posisi ini, Leon hanya tersenyum. Orang kaya sejati, tidak akan memamerkan kekayaannya. Dan seorang ahli sejati, tidak perlu sengaja memamerkannya kepada dunia.

Tapi, sekarang Leon mulai resah. Dia memutuskan menjawab tudingan itu untuk membuktikan kepada Ezra bahwa pengobatan timur tidak boleh dipandang rendah.

“Aargh!”

Leon dengan cepat menusuk titik tertentu pada tubuh Ezra. Dalam sekejap, Ezra berdiri kaku tak bergerak seperti kayu yang tegak.

Hal ini bukan karena Ezra yang tidak ingin bergerak. Tapi karena dia memang kehilangan kemampuan untuk bergerak. Pemandangan ini pun sontak membuat kakek Indra terkejut.

“Aargh!”

Tak lama, Leon segera melepaskan tusukan jarum itu. Sontak Ezra pun langsung terkulai lemas dan jatuh ke lantai. Badannya menggigil, keringat dingin keluar semua.

“Bagaimana Pak? Apakah hal misterius ini membuat Anda yakin?” cibir Leon.

“Kamu! Apa yang kamu lakukan padaku?” Ezra tampak terkejut.

“Pak, kini Anda sudah bisa bergerak normal kembali. Tapi Anda harus berjanji, untuk tidak lagi merendahkan pengobatan timur. Ada banyak hal yang tampak misterius, tapi itu hanya karena Anda tidak memiliki ilmu pengobatan timur.”

“Seperti inikah akupuntur? Benar seperti ini kah?” Ezra masih bingung seakan tak percaya.

Awalnya Leon tidak ingin menunjukkan hal-hal seperti ini. Tapi karena Ezra sudah keterlaluan, maka dia pun terpaksa memberikan pelajaran supaya dia mengerti.

Ezra masih tampak ketakutan. Tubuhnya terasa sangat lemas. Tapi dia menyadari bahwa teknik akupuntur memang tidak mengada-ada, dan bukan teknik yang misterius.

Dengan anak muda bernama Leon ini, maka teknik akupuntur tidak akan cepat punah. Semua keraguan seolah runtuh. Kakek Indra yang sedari tadi memperhatikan pun juga menunjukkan ketakjuban sekaligus ketakutan.

“Leon, sungguh luar biasa. Saya tidak tahu kalau di dunia ini ada orang-orang pandai yang tidak terekspos. Bahkan dia lebih pandai dari orang-orang yang jauh lebih terkenal. Saya malu,” Indra masih bisa berpikir jernih. Dia mencoba menguasai keadaan dengan bersikap lembut.

Sedangkan Ezra, sedari awal memang tidak memiliki kebencian terhadap Leon. Hanya masalah keraguan saja. Tapi kini dia sudah sadar, dan tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.

Selain itu, kepandaian yang dimiliki oleh Leon sangatlah langka. Sebagai direktur yang bijaksana, maka dia harus berpikir bagaimana cara mempertahankan dan menjaga anak muda ini.

Orang yang mewarisi pengobatan timur sangatlah langka. Lebih langka dari panda China. Ketika dia hadir di Jakarta, maka itu adalah peluang yang bagus. Ezra harus bisa memanfaatkan ini.

“Leon, di rumah sakit ini masih ada ruang untuk pengobatan timur. Datanglah sesuka kamu. Pilih ruang mana yang kamu sukai.”

Tapi Ezra salah. Leon bukanlah dokter yang sengaja belajar kedokteran timur. Bakatnya murni turun dari para leluhurnya. Di dunia ini hanya tersisa dua orang yang memiliki kemampuan itu, yaitu Melina dan Leon. Leon tidak butuh tempat dari orang lain.

Bahkan jika Universitas dari Kyoto membuka rumah sakit di sini pun dia tidak akan tergoda.

Bersambung.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang