Putri dari Keluarga Wibowo itu masih berusaha memamerkan kemampuannya.
Sucyanti dan Leon seperti sepasang musuh abadi. Mereka akan saling menyerang setiap kali ada kesempatan.
“Hentikan omong kosongmu. Nak Leon tidak seburuk yang kamu pikirkan.”
Indra benar-benar dibuat pusing dengan tingkah laku cucu perempuannya itu.
Awalnya, Indra ingin menjodohkan cucunya itu dengan Leon, namun kelihatannya Sucyanti masih menaruh kecurigaan besar pada Leon.
Setelah memahami situasinya, Indra akhirnya menyadari jika kecurigaan Sucyanti pada Leon terlalu berlebihan dan tidak masuk akal.
Sucyanti belum pernah melihat apa yang pernah dialami oleh kakeknya, jadi dia berpikir jika Leon tidak akan bisa melakukannya.
Namun, wanita itu tidak menyadari jika pengetahuan yang dimilikinya sangat sedikit. Ada banyak hal aneh dan tidak masuk akal di dunia ini yang belum diketahui oleh orang-orang seperti dirinya.
Indra adalah orang yang teguh pada pendiriannya. Karena dia sudah mengundang Leon ke rumahnya, dia akan membiarkan pria muda itu untuk mengobati istrinya.
Soal Andrew yang sudah diundang oleh cucunya, Indra akan menyuruhnya untuk kembali lain kali.
“Aku kecewa banget sama Kakek. Kakek tega ngebiarin Nenek di tangannya. Ini terlalu berisiko, Kek,” rajuk Sucyanti yang tidak terima dengan keputusan kakeknya.
“Cucuku, Kakek selalu sayang dan memanjakanmu, tapi kita cukupkan diskusi kita sampai di sini. Nak Leon ini punya kemampuan medis yang sangat baik, bahkan Ezra pun mengakui kehebatannya. Kemampuannya tidak bisa dibandingkan dengan Andrew itu,” ujar Indra pada Sucyanti dengan nada serius.
“Kakek, apa pun yang dikatakan sama si Ezra bukan sesuatu yang harus Kakek dengar. Perawatan medis yang ada di Jakarta itu jauh lebih buruk kalau dibandingkan dengan di tempat kita tinggal dulu. Pengakuan dan penilaian si Ezra bukanlah apa-apa,” tegas Sucyanti yang merasa dirinyalah yang paling benar.
Sucyanti melakukan semua ini dengan satu tujuan. Wanita itu ingin menyingkirkan Leon dari rumahnya, sehingga dia tidak perlu khawatir tentang kondisi neneknya.
Mendengar perkataan cucunya, Indra mengerutkan alisnya dalam-dalam. Hatinya merasa gelisah dengan tingkah laku Sucyanti di hadapan tamunya.
Sucyanti sudah keterlaluan. Meskipun dia meragukan orang lain, dia tidak perlu mengatakannya secara gamblang di hadapan orang tersebut.
Sekarang yang ditakutkan Indra adalah reaksi Leon. Dia sangat khawatir jika pria muda itu akan meninggalkan rumahnya karena marah, bahkan pria tua itu lebih khawatir akan kehilangan teman seperti Leon.
Indra buru-buru melihat wajah Leon untuk mengetahui ekspresi wajahnya. Dia berniat untuk membujuk Leon untuk menenangkannya.
Namun, Leon terduduk tegak. Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajahnya, yang berarti jika Leon tidak terpengaruh dengan ucapan Sucyanti padanya.
Bukan berarti Leon rela dipermalukan seperti itu, hanya saja dia tidak menaruh perhatian pada Sucyanti dan menganggap ucapan wanita itu sebagai angin lalu.
“Ini keputusan orang dewasa. Anak kecil tidak akan bisa mengubah keputusan itu sekalipun dia merengek. Pergi sana, jangan menghalangi pekerjaanku.”
Dugaan Indra salah. Leon baik-baik saja dan bisa mengatasi masalah itu. Pria itu tidak akan pergi begitu saja hanya karena kata-kata Sucyanti.
Jika bukan karena Indra, Leon pasti sudah meledak saat itu juga. Namun, karena profesi dokter bukanlah pekerjaan utamanya, mengapa harus marah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Rich Man
Romance(Novel ini merupakan novel terjemahan resmi). Leon bekerja sebagai tukang delivery makanan, bahkan dibully sudah jadi menu hariannya. Tapi tak ada yang menyangka jika Leon, nyatanya adalah seorang putra dari keluarga miliuner. Dia memilih berpura-p...