Fitnah

1.1K 29 0
                                    

  Apa? Pendarahan kepala?

Pak Santoso dan Glen, bahkan si Ezra pun semuanya terbengong karena ucapan Leon.

“Jangan pikir hal-hal aneh! Di ilmu kedokteran nggak ada yang namanya operasi pembunuhan kepala!” ujar Glen sambil mengerutkan keningnya.

“Siapa yang bilang kalau sudah dirawat bisa langsung melakukan operasi? Bisa dirawat saja sudah bagus,” ujar Leon dengan wajah yang kesal menatap ke arah Glen.

Di mata Leon , Glen tidak memiliki kemampuan apa-apa, tidak mempunyai hak untuk berbicara mengenai ilmu kedokteran.

“Jika kamu bilang seperti itu, maka anak saya bisa pulih kembali?” tanya Pak Santoso dengan wajah terkejut sekaligus senang.

“Lihat sendiri nanti juga tahu, pecahan kacanya sudah saya keluarkan, sekarang hanya tinggal perawatan saja,” balas Leon dengan nada santai.

Di mata Leon orang sakit tidak ada si kaya atau si miskin, meskipun Leon telah menyembuhkan anak keluarga Dani. Namun Leon tetap dengan sikapnya yang cool, tidak menjilat atau mencari muka ke Pak santoso!

Selesai bicara, Leon dan Ezra meninggalkan kamar pasien.

“Leon apa benar ada operasi pembunuhan kepala? Namanya terdengar sangat aneh, apakah ilmu kedokteran tradisional?” tanya Ezra dengan wajah penasaran.

“Terserah mau bilang apa, saya tidak peduli,” balas Leon dengan wajah yang tidak mempedulikan pertanyaan Ezra.

“Saya mengerti, ilmu kedokteran tradisional memang hebat, benar -benar bikin saya kagum!” ujar Ezra dengan wajah kagum menatap Leon dan memberinya acung jempol.

Melihat Leon mengacungkan jempolnya, Leon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa.

“Leon, apa benar kamu sudah menyembuhkan luka wajah anak keluarga Dani?

“Tentu saja,” jawab Leon dengan percaya diri.

Keahlian operasi Leon memang sangat hebat, tidak ada orang yang berani meragukannya.

Ezra sangat menyukai keahlian Leon, dia merasa mendapatkan harta yang berharga. Dengan adanya Leon maka rumah sakit Kyoto akan semakin kuat dan semakin menjadi pusat perhatian.

Leon tidak pernah memberi tahu orang lain bahwa profesi dia sebenarnya adalah dokter tradisional. Namun, Ezra sebagai direktur rumah sakit sudah bisa menebaknya dari awal.

“Keluarga Dani itu bukankah orang dari grup DN Jakarta?” tanya Leon ke Ezra.

“Benar, Pak Santoso adalah presiden direktur grup DN dan yang sedang sakit itu adalah putranya, anak kembar,” jawab Ezra sambil mengangguk-angguk kepala.

“Oh, pantas saja kelihatannya tidak asing, ternyata anak kembar,” ujar Leon sambil tersenyum kecil.

Meskipun wajah Jerry ada luka, tapi Leon tetap bisa mengenali wajahnya.

***

Hari itu langit berawan cerah, Jerry pergi ke gunung Munara untuk melihat Villa yang akan dibelinya. Namun, siapa sangka ternyata villa tersebut sudah di beli orang lain. Orang itu tidak lain adalah Leon, karena itu Jerry sangat sama Leon.

“Leon apa ada masalah?” tanya Ezra sambil menatap wajah Leon.

“Tidak apa-apa, keluarga Dani semuanya memang sekelompok orang penjahat,” ucap Leon yang kesal terhadap semua keluarga Dani.

Sepuluh menit kemudian, Pak Santoso keluar dari ruangan operasi, dia berjalan dengan wajahnya yang belagu dan sambil tersenyum kecil.

Dalam hatinya Pak Santoso tidak menyangka, bahwa Glen akan dikalahkan oleh anak muda itu, benar-benar sebuah keajaiban! Bahkan pak Dani berencana meminta Leon untuk menggantikan posisi Glen, mengurus keluarga pak Dani.

“Anak muda memang kreatif dan bekerja keras, saya ingin berterima kasih sama kamu, kamu sebut mau berapa!” ujar Pak Santoso dengan wajah yang sombong.

Meskipun Leon terlihat sangat sederhana, tapi siapa sangka di balik penampilan yang sederhana itu itu dia adalah seorang konglomerat.

“Tidak perlu,” jawab Leon dengan santai.

Pak Santoso sangat heran dan bingung melihat ekspresi Leon yang biasa saja, biasanya jika orang ditawari uang, maka dia bakal langsung buka harga, tapi dokter satu ini sangat berbeda dengan yang lain. Jadi dia sangat penasaran dengan Leon.

Di Jakarta siapa yang tidak ingin menjalin hubungan dengan keluarga pak Dani? Keluarga konglomerat yang mempunyai kekuasaan dan kaya raya. Pak Santoso merasa direndahkan dengan sikap Leon yang datar dan biasa saja.

“Kenapa, apa kamu meremehkan saya?” tanya Pak Santoso dengan wajah sedikit kesal.

Leon sudah bisa menebak reaksi Pak Santoso akan seperti ini, memang karakter keluarga Dani semuanya sangat buruk. Hanya bisa menggunakan uang dan kekuasaan membalas kebaikan orang lain.

“Saya tidak butuh uang,” balas Leon dengan ekspresi dingin dan jutek.

“Hahaha, apa? kamu tidak butuh uang?? Saya lihat kamu tidak menghormati keluarga Dani! Selama saya hidup, belum pernah ada orang yang berani menolak saya!” ucap Pak Santoso dengan nada emosi dan wajah marah.

“Siapa bilang tidak ada? Buktinya saya, orang lain mungkin takut sama anda, tapi saya tidak!” balas Leon sambil mengepalkan kedua tangannya dan wajah marah.

“Baik! Jangan kira kamu sudah menyembuhkan luka anak saya, maka saya tidak berani melawan kamu. Kamu ini masih terlalu muda tidak mengerti tentang hidup! Lihat saja nanti, kamu pasti akan menyesal!’ ujar pak Dani dengan nada kesal.

Lalu dari ruangan operasi keluar dua orang, yaitu Glen yang sedang mendorong Jerry yang duduk di kursi roda.

Jerry yang baru selesai operasi, tubuhnya masih sangat lemah, namun karena ingin balas dendam sama Leon. Dengan sekuat tenaga Jerry menguatkan dirinya.

Saat melihat Leon, bukannya ucapan terima kasih yang keluar dari mulutnya Jerry, melainkan wajah yang dingin dan penuh kebencian.

“Leon sama sekali tidak menyembuhkan luka ku, melainkan Glen yang ahli dalam operasi membantu ku melewati masa kritis! Jangan percaya ucapan Leon!” ujar Jerry sambil menunjuk wajah Leon.

Benar-benar tidak disangka, pria tidak tahu diri ini Jerry bukannya berterima kasih, melainkan memfitnah Leon, orang yang sudah menolong hidupnya dari bahaya.

Sungguh keterlaluan!

“Apa yang terjadi, cepat beritahu papa,” ucap Pak Santoso sambil mengerutkan keningnya.

“Pa, dari awal dokter Glen sudah mengeluarkan pecahan kaca itu dari mataku, saat itu banyak keluar darah, jadi dokter Glen mengira dia gagal, padahal berhasil. Penyelamat sebenarnya itu bukan Leon tapi Glen!” ujar Jerry dengan nada percaya diri untuk menyakinkan papa nya.

“Benar Pak Santoso salah saya juga terlalu ingin operasi yang perfect, ada sedikit kesalahan saja saya mengira diri saya sudah gagal. Tidak di sangka keberhasilan saya malah dirampas dengan mudah sama anak muda itu!” ucap Glen sambil menunjuk jarinya ke arah Leon.

Ternyata saat di dalam ruangan operasi Jerry dan Glen sudah bekerja sama untuk menjatuhkan Leon di hadapan Pak Santoso dan membuatnya dalam situasi sulit.

Mereka bekerja sama membuat skenario bahwa yang berhasil menyelamatkan Jerry adalah Glen.

Jerry ingin membalas dendam ke Leon, tentang kejadian di gunung Munara . jadi dia memutuskan untuk membohongi papa nya bahwa Glen yang menyelamatkan dia.

Dengan begini Leon tidak akan bisa mendapatkan kepercayaan Pak Santoso, melainkan cacian makian yang akan di dapatkan Leon.

Usaha jerih payah Leon seakan tidak ada gunanya, sama sekali tidak membawanya ke posisi yang baik, melainkan melukai dirinya sendiri.

Setelah mendengar ucapan Glen dan Jerry, wajah Pak Santoso langsung tidak senang, mukanya sangat terlihat emosi.

“Ternyata kamu berpura-pura hebat ya Leon! Memang benar anak muda sekarang hanya banyak laga, berani-berani nya mempermainkan orang tua! Lihat saja kamu, tidak akan sukses!” ucap Pak Santoso sambil menatap Leon dengan wajah marah.

Bersambung.

Super Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang