Part 24

2.7K 152 5
                                    

Di dalam ruang ICU

Dokter dan beberapa suster pun mulai menyuntikan cairan itu ke tubuh Cello. Tak berapa lama, tubuh Cello bereaksi kejang-kejang.

"Dok, detak jantung pasien melemah" ucap salah satu suster yang memantau detak jantung pasien

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

"Cepat siapkan alat-alatnya" ucap dokter itu

Beberapa perawat keluar dari ruangan Cello dengan berlarian untuk menyiapkan beberapa alat penunjang lainnya. Di saat melihat perawat keluar dan berlarian membuat yang menunggu Cello (Zack dkk, Cella, Nio, Niel, dan Nia) seketika dilanda kekhawatiran.

"Apa ramuannya tidak ada efeknya?" Batin Nio

"Apa gue salah takaran saat membuatnya?" Batin Niel

"Selamatkan bang Cello, Tuhan" batin Cella

Di sisi lain di dekat ruangan Cello

Tiba-tiba saja ada seorang perawat yang menabrak seorang wanita cantik yang menggunakan jas putih kebanggaannya sampai membuat beberapa orang di sana mengalihkan perhatiannya termasuk Zack dkk, Nio, Niel, Nia dan Cella.

"Maaf dok, saya tidak sengaja. Saya sedang buru-buru karena pasien sedang dalam keadaan darurat dan membutuhkan alat-alat ini" ucap perawat itu dengan terburu-buru sambil membereskan beberapa alat yang jatuh. Untungnya tidak ada yang rusak

"Tak apa, memang pasien mengalami sakit apa?" Tanya wanita itu yang ternyata seorang dokter yang saja lulus dengan gelar lulusan terbaik di universitasnya sekaligus menjadi dokter terbaik di Amerika karena telah berhasil melakukan riset tentang racun dan penawarnya. Bahkan hasil dari riset nya kini banyak di cari terutama para mafia. Namun, beliau tidak akan memberikan hasil riset tersebut kepada orang-orang yang menggunakannya untuk kejahatan.

Back to topic

"Pasien terkena tusukan pisau beracun dokter. Tadi sudah ada penawarnya, namun saat kami menyuntikkan penawar itu pasien melemah. Saya permisi dulu dokter Alin" ucap perawat itu pada dokter Alin. Yap, Alindita Pravistia Zuvi (untuk penjelasan bio lengkapnya aku bakalan bikin part sendiri)

Perawat tersebut berlalu, namun dokter Alin mengikuti perawat tersebut. Namun, ketika akan masuk ke ruangan Cello, ia ditahan oleh seseorang.

"Hei... Siapa kamu? Tidak ada yang boleh masuk ke dalam kecuali dokter khusus, perawat khusus dan keluarga" ucap Nio. Yap, orang yang menahan dokter Alin adalah Nio.

"Maaf tuan, saya dokter disini. Saya hanya ingin membantu dok..." Ucapan Alin pun terpotong oleh Nio

"Anda pikir anda siapa mau membantu? Anda pikir anda lebih pintar dari dokter khusus keluarga kami yang ada di dalam" ucap Nio, sedangkan yang lain di sana hanya mendengarkan perdebatan antara Nio dan dokter Alin

"Tuan, saya tidak bilang bahwa saya lebih pintar. Tapi saya hanya ingin membantu, karena tadi perawat bilang kalau pasien di dalam tertusuk pisau beracun. Kalau memang saya tidak diijinkan membantu ya sudah" ucap dokter Alin kemudian berbalik akan segera pergi dari ruangan itu

Ceklek

"Dokter Alin" panggil dokter yang baru saja keluar dari ruangan Cello. Alin pun membalikkan badannya kembali

"Dokter Bagas" jawab dokter Alin sambil tersenyum

"Kebetulan sekali anda ada di sini, saya membutuhkan bantuan anda mengenai pasien di dalam karena akibat dari racun itu ternyata sudah hampir menyebar di tubuhnya membuat penawar racun yang dibawa tidak bisa berpengaruh dengan baik" ucap dokter Bagas, yang membuat Nio dan Niel seketika terkejut

"Bagaimana bisa dok?" Ucap Nio

"Kami belum bisa mendiagnosis lebih lanjut tuan mengenai kondisi tuan muda Cello. Untuk sementara ini kondisinya sudah kembali stabil karena penawar tadi bisa menunda racun tersebut menyebar namun kita harus mencari penawar racun yang bisa menghentikan penyebaran racun itu" jelas dokter Bagas

"Maka dari itu saya meminta bantuan dokter Alin yang kebetulan beliau sudah sangat ahli dalam bidang racun dan penawarnya" lanjut dokter Bagas

"Tapi maaf dok, saya tidak diijinkan tuan ini untuk..." Ucapan Alin lagi-lagi di potong

"Bantulah adikku, kami tak ingin kehilangannya. Kami akan memberikan apa saja yang kau mau asalkan kamu bisa menyembuhkan adikku seperti sedia kala" ucap Nio dengan memohon. Melihatnya, dokter Alin merasa iba karena ia sendiri juga sudah pernah merasakan apa itu kehilangan

"Baik dokter Bagas, saya akan segera...."



See you next chapter ❤️

THE TWINS BROTHER MAFIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang