Tanpa di duga setelah Al mengucapkan kalimat itu, tiba-tiba alat pendeteksi jantung yang berada di samping tempat tidur Angel berbunyi dan menampilkan garis lurus
Tit... Tit... Tit...
🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲
Deg... Deg...
Jantung Al merasa di tikam oleh ribuan jarum melihat alat yang menampilkan garis lurus itu, bahkan pikirannya seketika kosong. Perasaan khawatir dan takut kehilangan semakin menggerogoti tubuhnya.
Masih dengan keadaan linglung ia berusaha mengembalikan kesadarannya agar bisa menolong sang istri. Dengan pelan ia memencet tombol darurat di atas ranjang tempat tidurnya kemudian berteriak histeris agar para bodyguard yang berjaga di depan pintu ruangannya segera melakukan sesuatu.
Tolong... Tolong...
Bodyguard...
Cepat panggil dokter...
Tolong istri saya
Dengan keadaan kacau dan menangis ia berteriak tak peduli dengan image tegas dan dingin yang selalu ia tampakkan pada bawahannya, ini semua demi keselamatan nyawa sang istri.
"Ada apa tuan?" Tanya beberapa bodyguard yang langsung masuk bersama setelah mendengar teriakan sang majikan
"Panggil dokter sekarang, periksa istri ku" teriak Al yang langsung diangguki semuanya tapi saat berbalik para bodyguard menundukkan kepala dan keluar setelah melihat para dokter dan perawat masuk untuk memeriksa keadaan Angel
"Cepat dok, kalau sampai istri saya kenapa-kenapa nyawa kalian taruhannya" ucap Al dingin, para dokter pun hanya bisa menganggukkan kepalanya karena takut dengan Al
"Mohon tenang tuan, agar kami bisa berkonsentrasi dalam menangani nyonya" ucap salah satu dokter dengan sopan dan hanya diangguki oleh Al
Melihat kondisi Angel yang sekarang sedang di pacu oleh pemacu jantung pun ia hanya bisa berdo'a. Air mata nya sudah mengalir deras tak tertahan. Pikirannya sudah melalang buana kemana-mana, bagaimana jika Angel tak bisa di selamatkan, bagaimana hidupnya tanpa sang istri, bagaimana mengurus anak-anaknya
Ia tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan ke depannya tanpa sang istri Angel.Di depan ruang rawat Al dan Angel pun keadaannya sangat miris. Cella yang mendengar kabar keadaan sang mommy pun langsung ikut menuju ke ruang rawat orangtuanya dengan bantuan kursi roda setelah tadi bodyguard mengabarkan kondisi mommy nya ke ruang rawat Cella.
Niel dan Nio dengan pandangan kosongnya menatap pintu ruang rawat orangtuanya, serta Cella yang menangis tersedu-sedu di pelukan sang kakak Cello."Aku mohon mommy bertahanlah untuk Daddy dan anak-anakmu" batin Niel, Nio, Cello, Dan Cella
Kembali ke ruang rawat Al dan Angel
"Ku mohon sayang bertahanlah untuk kami" ucap lirih Al yang tatapannya tak beralih dari wajah Angel
Tit... Tit... Tit...
Tetap... Setelah dilakukan penangananpun alat tersebut masih menunjukkan garis lurusnya. Para dokter dan perawat yang ada disana pun saling pandang dengan pandangan yang sulit di artikan.
"TIDAK... ku mohon sayang jangan tinggalkan aku dan anak-anak. Jangan pergi, aku masih butuh kamu. Anak-anak butuh kamu. Kalau kamu pergi aku dan anak-anak juga..." Ucap Al dengan menangis dan berteriak seketika berhenti karena ia pingsan sebelum menyelesaikan kalimatnya
Aku kasih bonus hari ini up 2 chapter readers...
Semoga suka ya hehe
Kalau nggak suka boleh di skip, asal jangan di hujat okeSee you next chapter 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS BROTHER MAFIA (END)
ActionHallo... ini karya ke 2 author Ini adalah sequel dari "ANGELITA" Bagi kalian yang bingung sama cerita nya, kalian bisa baca dulu "ANGELITA" Hmm... Buat deskripsi langsung ke Prolog aja ya readers HAPPY READING