Al dan keempat anaknya kini berada di ruang kerja Al yang kedap suara. Mereka tengah membicarakan kejadian yang terjadi kemarin sewaktu di sekolah. Mereka sengaja membicarakan ini di ruang kerja Al karena ini hal privacy dan orang yang di curigai berada di mansion ini.
"Jadi apa kesimpulan kalian Cella dan Cello tentang kejadian kemarin?" Tanya Al tanpa basa-basi
"Abel adalah duri dari segala permasalahan ini dad" ucap Cella yakin
"Kalian baru sadarkah? Cella, Cello kalian terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan untuk membantu orang. Awalnya mommy dan Daddy sudah curiga, namun kami menunggu dia sampai mana akan berani menghancurkan keluarga kita. Ternyata... Mommy harus jadi korban huft" ucap Al mengingat perbincangannya dengan Angel waktu itu saat mencurigai teman dari Cella dan Cello itu.
"Jadi, Daddy dan mommy sudah curiga dari awal? Kenapa nggak bilang ke kita hiks pastinya kami akan menurut perkataan kalian hiks" ucap Cella menanggapi sambil menangis. Sedangkan Cello, Niel dan Nio merasa bersalah karena tak menyelidiki ini semua lebih jauh sehingga mommy nya menjadi korban hanya karena obsesi seorang wanita.
"Awalnya Daddy juga ingin memberitahu kalian tapi mommy tak mengijinkan, katanya hanya ingin kalian lebih cerdas dalam mengambil keputusan" ucap Al pelan
"Tapi dad hiks hiks hiks" ucapan Cella dengan tangisnya hingga tak lagi sanggup berkata-kata
"Sudah Cella, mungkin ini sudah takdir mommy. Mommy sudah bahagia disana, tinggal sekarang kita harus membasmi hama-hama yang berada di dekat kita. Kita harus saling jaga dan percaya" nasihat Al sambil memandang keempat anaknya
"Baik dad" ucap keempat anak Al serentak
Di keheningan itu, ada salah satu anak dari Al yang merasakan sesuatu yang membuat ia gelisah. Entah itu hanya perasaannya saja atau firasat buruk yang akan terjadi.
"Ada apa Niel? Sepertinya kamu merasakan sesuatu?" Tanya Al. Nio, Cella dan Cello pun langsung menatap ke arah Niel dengan seksama
"Hmm... Aku merasakan sesuatu yang entahlah membuatku gelisah dad. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi, sebaiknya kita harus segera mencari bukti semuanya agar segera eksekusi hama itu. Aku tak ingin ada kehilangan-kehilangan lain setelah mommy" jelas Niel
"Benar kata Niel, lihatlah di pintu merah menuju perpustakaan pribadi Daddy itu tapi kalian lirik saja. Ada seseorang yang berani masuk ke area pribadi daddy dan memata-matai kita" ucap Al sangat pelan namun masih terdengar oleh keempak anaknya. Sontak mereka berempat melirik ke arah pintu penghubung ruang kerja Al dengan perpustakaan pribadi Al itu.
Terkejut? Iya mereka berempat terkejut karena sebelumnya memang tak ada yang berani masuk ke area pribadi Al kecuali Angel. Terlihat seorang wanita mengintip di sela pintu penghubung yang terbuka itu, tapi untungnya pembicaraan mereka dengan suara pelan jadi takkan terdengar jika disana.
"Dad, apa itu Abel? Bukannya ruang perpustakaan pribadi itu hanya mommy dan Daddy yang boleh memasukinya apalagi membersihkannya" tanya Cella dan diangguki saja oleh Al
"Berarti kita bisa mulai dengan cara ini untuk menjatuhkan dia dad" bisik Cella lagi dan hanya diangguki Al lagi
"Ayo, kita mulai bersandiwara" ucap Al pelan pada keempat anaknya yang sudah berdiri
"Ehmm... Dad, bolehkah aku masuk ke ruang perpustakaan pribadimu?" Tanya Cella dengan suara yang lumayan keras
"Nggak Cella. Ruang itu hanya bisa dimasuki oleh mommy dan Daddy" tegas Al sedangkan keempat anaknya sedang menahan tawa karena melihat sekilas tubuh wanita itu berdiri kaku di balik pintu
"Hukuman apa yang pantas untuk seorang penyusup yang masuk ruangan itu dad?" Tanya Cello yang seakan mengerti alur sandiwara ini
"Hmm.... Hukuman mati sepertinya terlalu mengerikan" ucap Al seperti berpikir
"Iya dad, jangan hukuman mati dong kan kasian. Gimana kalau kita...."
See you next chapter ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS BROTHER MAFIA (END)
AcciónHallo... ini karya ke 2 author Ini adalah sequel dari "ANGELITA" Bagi kalian yang bingung sama cerita nya, kalian bisa baca dulu "ANGELITA" Hmm... Buat deskripsi langsung ke Prolog aja ya readers HAPPY READING