Part 8

4.1K 195 17
                                    

Kini di ruang rawat Cella, terdapat ke tiga kakaknya yang setia menemani Cella yang kondisinya masih belum sadar. Sedangkan para kakek, nenek, Oma dan opa mereka sudah pulang setengah jam yang lalu dan akan kembali keesokan harinya. Mereka di dalam ruangan sibuk dengan urusannya masing-masing yang tentunya dengan pekerjaan kantor.

Enghhh...

Lenguhan dari Cella terdengar di dalam ruang rawat yang hening itu membuat ke tiga remaja laki-laki itu mengalihkan perhatiannya ke arah seorang gadis yang tertidur di atas brankar rumah sakit.

"Adek udah sadar, Mau apa dek?" Tanya Nio yang sudah berada di samping kiri tempat tidur Cella

"Mi-num bang" lirih Cella namun masih terdengar oleh ketiga kakaknya dan langsung dengan sigap Nio membantu Angel untuk minum

"Masih ada yang sakit?" Tanya Niel sambil mengusap rambut Cella dengan sayang

"Nyeri kak di punggung" ucap Cella pelan. Kemudian Cello pun memencet tombol darurat panggilan ke dokter untuk memeriksa keadaan kembarannya

Ceklek

"Selamat malam tuan, kami permisi akan memeriksa nona muda" ucap dokter tersebut dengan sopan

"Silahkan dok" jawab Nio yang kemudian ke tiga kakak Cella menjauh dari brankar agar memudahkan dokter untuk memeriksa keadaan Cella

"Keadaannya sudah stabil tuan, hanya tinggal menunggu luka operasi kering saja. Mungkin 2-3 hari mendatang sudah bisa pulang" jelas sang dokter kemudian berlalu setelah mendapat anggukan dari ke tiga laki-laki keluarga Rexon itu

"Istirahatlah dek, abang-abang akan ...." Ucapan Nio pun terpotong oleh suara pintu terbuka yang sangat keras

"Maaf tuan, nona kami hanya akan menginformasikan dari dokter yang baru saja masuk ke ruangan tuan dan nyonya bahwa tuan Alvaro kejang-kejang dan sekarang baru ditangani oleh dokter" jelas salah satu bodyguard yang menjaga di depan pintu ruangan Cella

Tanpa menjawab apa-apa Niel langsung berlari keluar ruangan Cella untuk pergi ke ruangan Al dan Angel.

"Cello, kamu jagain Cella di sini. Biar Abang yang menemani bang Niel, dalam kondisi seperti ini kita harus bisa saling menguatkan oke" ucap Nio dengan menepuk ke dua bahu Cello yang dari tadi hanya terdiam menatap kosong ke dinding rumah sakit. Rasa khawatir, takut, dan sedih menjadi satu.

"Bang, hiks... Daddy... Hiks Daddy akan hiks sembuh kan hiks" isakk Cella yang menyadarkan Cello dari pikirannya. Cello pun hanya bisa memeluk kembarannya sambil mengusap kepalanya lembut

"Semua akan baik-baik saja, kita berdo'a untuk kesembuhan mommy dan Daddy. Ingat kata bang Nio tadi" ucap Cello mencoba untuk menenangkan kembarannya walaupun di hatinya ia sangat khawatir

"Cella hiks pengen ke ruangan hiks Daddy" lirih Cella

"Disini aja ya sama abang, kondisi kamu masih belum fit. Abang nggak mau kamu kenapa-kenapa" ucap Cello yang langsung diangguki pelan oleh Cella dalam pelukan Cello

Sedangkan di dekat ruang rawat Al dan Angel

Nio dan Niel menunggu dengan perasaan yang khawatir. Niel yang mondar-mandir di depan ruangan pun mencoba untuk ditenangkan oleh Nio

"Duduk dulu bang, kita berdo'a agar Daddy baik-baik aja" ucap Nio kemudian menarik tangan abangnya Niel. Niel pun yang ditarik hanya pasrah saja dan duduk di kursi tunggu

Selang satu jam menunggu, dokter pun keluar dengan raut wajah yang sulit di artikan.

"Bagaimana dok Daddy saya? Apa yang terjadi?" Tanya Nio dan Niel bersamaan

"Keadaan Tuan Alvaro........"






Thank you semua nya udah mau baca sekaligus dukung karya author...

Maaf kalau emang cerita nya kurang greget atau berkenan buat kalian, tapi aku juga akan berusaha buat cerita yang beda...

Mohon di maklumi juga aku baru jadi penulis pemula

See you next chapter 😊

THE TWINS BROTHER MAFIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang