Mereka pun makan dengan tenang setelah berkenalan masing-masing. Sampai...
Brugh
Awsss
Terdengar suara seseorang yang terjatuh di area kantin, mengalihkan perhatian semua murid yang dikantin ke arah suara itu. Beberapa siswa mulai berkerumun ke arah seseorang yang jatuh itu untuk membantu.
Tak biasanya bukan kalau ada yang kesusahan membantu? Karena mulai kejadian dikantin waktu itu, Cello dan pihak sekolah sudah membuat peraturan tegas untuk saling membantu tanpa membedakan derajat, ras, ataupun agama. Apabila semena-mena terhadap siswa lain akan mendapatkan sanksi tegas dari sekolah. Dan itu mendapat apresiasi dari semua orangtua murid, semua siswa, dan pihak sekolah tentunya.
"Ceroboh" gumam Cello yang hanya bisa didengar oleh Cella disampingnya. Pasalnya siswi tersebut jatuh karena terpeleset di lantai kantin, mungkin karena lantainya licin habis terkena tumpahan air minum
"Kenapa bang? Biasanya nggak pernah komentar atau ikut campur masalah gituan. Loe suka sama dia?" ucap Cella pelan
"Nggak, nggak papa. Nanti kalau ada yang kenapa-napa disekolah ini jatuhnya juga yang kena Abang kan, jadi sebisa mungkin abang akan memperhatikan hal-hal kecil seperti ini" jelas Cello pelan sambil terus memperhatikan siswi tersebut yang sudah dibantu siswi lain untuk ke UKS dan diangguk-angguki oleh Cella
"Masuk yok, udah bel nih" ucap Cella pada semua temannya dan diangguki semuanya.
Skip Pulang Sekolah
Semua siswa berhamburan untuk pulang dari sekolah kecuali yang sedang mengikuti ekskul dan anggota OSIS. Cella dan Cello dkk juga langsung pulang ke rumahnya, kecuali Zack dkk mereka harus pergi bekerja di perusahaannya dan Irza serta Nick yang juga harus bekerja dahulu. Tian pun tadi sudah pamit untuk pulang duluan.
Cello dan Cella mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang diikuti para bodyguardnya yang menjaganya dari jarak jauh. Jalanan siang ini terasa sangat lama karena sangat macet yang hampir di penuhi oleh anak-anak sekolah yang pulang dari sekolahnya. Cella dan cello pun akhirnya memilih untuk melajukan mobilnya melewati jalan yang sepi agar segera sampai di rumah. Namun, dipertengahan jalan mereka melihat ada seorang cowok yang menggunakan seragam sama persis dengannya sedang dihadang oleh beberapa orang berbadan besar. Nampaknya, yang menghadang adalah para preman yang memang sering melakukan begal di jalanan yang sepi. Tak menunggu lama Cello pun menghentikan mobilnya dan turun karena melihat orang tersebut sudah sangat kewalahan menghadapi preman itu.
"Laki-laki kok beraninya keroyokan" teriak Cello yang sudah berada di dekat tempat kejadian itu sedangkan Cella menunggu di dalam mobil karena tadi saat akan membantu dilarang oleh Cello
"Jangan ikut campur. Lebih baik kalian kasih kami uang agar masalah ini selesai" ucap salah satu preman itu
"Cih... Pengen dapat uang? Kerja, bukan palakin orang. Mereka dapat uang juga karena kerja bukan cuman asal duduk-duduk aja terus uang datang" ucap Cello dengan santai. Cello pun terus berjalan mendekat sampai ia terkejut dengan siapa yang sedang di keroyok para preman itu
"Tian..." Panggil Cello, Tian pun juga tak kalah terkejutnya karena sedari tadi ia menunduk untuk menetralkan nafasnya akibat kelelahan jadinya ia tak melihat siapa yang akan menolongnya
"Cello" balas Tian
"Mending loe pergi aja Cell daripada babak belur. Gue nggak papa kok, lagian gue juga nggak ada barang berharga yang bisa mereka ambil, mungkin cuma motor butut itu aja" lanjut Tian dengan nafas yang masih tersendat-sendat
"Udah loe jangan banyak cincong. Sini serahin semua barang-barang kalian, lumayan tuh pasti yang ini anak orang kaya" ucap preman itu pada temannya sambil menunjuk ke arah Cello
"Mau ambil punya gue? Tak semudah itu. Ayo lawan gue, jangan pikir gue takut" ucap Cello dengan nada dingin yang membuat di sana menelan salivanya susah payah
"Serang"
Bugh
Dug
Brakh
Awsss
Bugh
Bugh
Krekk
Bugh
Krekk
Bunyi teriakan kesakitan dan pukulan menggema di jalanan sepi itu. Kalau kalian tanya dimana bodyguard yang menjaga Cello dan Cella kok tidak membantu? Mereka masih mengawasi namun sudah diberitahu Cella untuk tidak ikut campur.
Semua preman yang disana pun tumbang hanya dengan pukulan tangan kosong yang dilayangkan Cello."Wow... Amazing" gumam Tian yang melihat Cello begitu lihai dalam melumpuhkan preman itu
"Selesai" ucap Cello setelah melihat semua lawannya tumbang. Cello pun berjalan ke arah Tian dan membantunya untuk berdiri.
"Gue anter pulang" ucap Cello sambil memapah Tian
"Nggak usah, rumah gue udah Deket kok. Lagian motor gue juga disini masa mau dianterin loe" balas Tian
"Biar bodyguard gue yang bawa motornya. Gue anter loe, gue yakin kalau tangan dan kaki loe luka" ucap Cello dengan tegas, membuat Tian tak bisa menolaknya
Cello pun memapah Tian dan memasukkannya ke dalam mobil dengan dibantu Cella. Cello juga sudah memerintahkan bodyguardnya untuk membawa motor Tian. Cello melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ke arah tempat tinggal Tian. Sesampainya di tempat tinggal Tian, Cello dan Cello terkejut, namun ia segera mengubah keterkejutannya menjadi biasa saja.
"Ini beneran..."
Karena yang Comment di Q&A cuma dikit, aku cuma dapat satu orang aja yang beruntung kali ini makanya aku bakalan langsung umumin aja ya
Kepada @AniFindrayana selamat...
Silahkan chatt aku di pesan pribadi Wattpad ya, kirimkan chatt ke aku nomor kamu agar aku bisa langsung kirim pulsanyaSee you next chapter ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS BROTHER MAFIA (END)
AksiyonHallo... ini karya ke 2 author Ini adalah sequel dari "ANGELITA" Bagi kalian yang bingung sama cerita nya, kalian bisa baca dulu "ANGELITA" Hmm... Buat deskripsi langsung ke Prolog aja ya readers HAPPY READING