Part 59

1.9K 124 12
                                    

"Siapa yang bos kamu maksud dari milik bosmu?" Tanya Cello santai untuk memancing orang itu

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

"Milik bos kami adalah tuan muda Cello dari keluarga Rexon" ucap orang itu

"Wow... Berani juga bos mu mendekati tuan muda dari keluarga Rexon" ucap Cello santai. Mengapa orang itu tak mengenali Cello? Karena Cello memakai masker dan topi untuk menutupi wajahnya

"Jelas, dia sudah dekat dengan keluarga itu. Tentu saja dia akan sangat mudah untuk mendapatkan hati tuan muda" ucap orang itu lagi dengan bangga

"Wah... Siapa kalau gitu bos mu? Biar aku bawa Ira untuk menghadapnya langsung. Aku takut melindungi Ira kalau ternyata bos mu dekat dengan tuan muda Rexon" ucap Cello santai. Sedangkan Ira sudah menggenggam erat tangan Cello karena ketakutan

"Enggak, aku enggak mau hiks" ucap Ira pelan pada Cello yang ingin membawanya pada bos mereka

"Kamu tenang saja, ikuti drama yang sedang aku buat" bisik Cello pada Ira

"Benarkah? Kau akan membantuku membawa gadis ini?" Ucap orang itu dengan tersenyum lebar

"Oh ya jelas, tapi katakan dulu siapa bos mu" tanya Cello

"Bos kami sekolah disini juga namanya Abel, sekarang dia sudah menunggu kita di gedung tua pinggir kota. Ayo kita kesana sekarang" ucap orang itu dan segera membalikkan badannya untuk segera pergi dari tempat itu

Duarrrrr....

Bagaikan di lemparkan bom jantungnya, tak disangka-sangka oleh orang itu ketika membalikkan badannya, semua anggotanya telah mati mengenaskan. Bahkan banyak darah berceceran di sepanjang koridor itu. Ia tak habis pikir, bagaimana ia tak sadar kalau anggotanya tak ada suaranya.

"Sial, gue dijebak" batin orang itu

"Gimana rasanya ditinggal mati oleh orang-orang bawahanmu? Hahaha sebelum kau juga menyusul bawahanmu, aku hanya ingin mengucapkan terimakasih atas pengakuanmu" ucap Cello dengan dingin dan kekehan yang terlihat sangat menyeramkan sambil mengacungkan pistolnya di pelipis orang itu

"Sialan... Loe jebak gue, siapa loe sebenarnya?" Tanya orang itu sambil mencoba mengalihkan perhatian Cello

"Wow... Ternyata anda tak mengenal mangsa kalian sebenarnya. Sayang sekali, aku adalah Cello, tuan muda keluarga Rexon yang menjadi incaran bosmu itu. Bodoh" teriak Cello lantang dengan muka datarnya sambil membuka topi dan maskernya dengan sebelah tangannya

"Sialan, bedebah loe Abel. Ini namanya nyerahin nyawa ke kandang singa" batin orang itu

"Sudah kenal bukan? Siap-siaplah berkumpul bersama teman-temanmu di neraka karena telah mengganggu orang-orang di sekitarku" ucap Cello dengan dingin, sedangkan Ira sudah ketakutan dan bersembunyi di balik tubuh Cello

"Tu... Tuan... Tuan muda saya minta maaf" ucap orang itu dengan gugup

"Saya bukan seorang pemaaf bagi orang-orang yang sudah mengganggu kehidupan saya" ucap Cello dengan tegas

Dor

Dor

Tanpa aba-aba, Cello menarik pelatuk pistolnya membuat dua peluru bersarang di kepala orang itu. Tak berapa lama, orang itu sudah mati di tempat.

"Hah... Menyusahkan" ucap Cello

"Bereskan mayat-mayat dan sekolah ini" perintah Cello pada salah satu anak buahnya yang sedang menghampiri Cello

"Baik tuan muda"

"Ayo" ucap Cello menarik Ira untuk segera pulang. Mereka pun menaiki mobil Cello untuk pulang bersama.

"Emm... Cello, kamu nggak akan ngapa-ngapain aku kan? Nggak akan bawa aku ke tempat Abel itu kan?" Tanya Ira secara beruntun untuk memecah keheningan di dalam mobil

Tuk

"Bodoh, untuk apa aku membawa mu ke sana kalau orang-orang suruhan dia sudah aku bunuh" ucap Cello dengan ngegas sambil menyentil dahi Ira

"Sakit" lirih Ira tapi masih bisa di dengar oleh Cello

"Maaf" ucap Cello dan tanpa aba-aba mengecup dahi Ira yang tadi ia sentil

Cup

"Udah sembuh kan sekarang?" Tanya Cello pada Ira yang saat ini sedang membatu karena di cium oleh Cello

"Eh... I iya" jawab Ira dengan gugup setelah sadar dari keterkejutannya

"Gemes" batin Cello

Setelah itu tak ada lagi percakapan dari mereka karena keadaan menjadi canggung setelah kejadian tadi.

"Aku udah suruh beberapa orang untuk menjagamu dan keluarga di sekitar rumahmu. Jangan keluar dari rumah untuk sementara, kecuali sekolah karena akan aku jemput" ucap Cello penuh perintah

"Nggak ada penolakan, sayang" ucap Cello tegas saat melihat Ira akan protes namun Ira juga seketika mukanya memerah akibat panggilang "sayang" dari Cello

"I iya" ucap Ira sambil mengalihkan pandangannya keluar padahal mereka sudah sampai tujuan

"Kalau gitu aku turun ya, makasih udah nyelamatin dan nganterin aku" ucap Ira dengan tersenyum

"Iya, sayang" jawab Cello dengan nada menggoda

"Ish... Apaan sih Cello? Jangan godain aku terus" ucap Ira kemudian segera turun dan berlari masuk ke dalam rumahnya

"Hahaha sangat imut, gadisku ini" monolog Cello sendiri di dalam mobil sambil terkekeh pelan

Cello pun melajukan mobilnya ke arah mansion keluarganya setelah melihat Ira sudah masuk ke dalam rumah.

Sepertinya cerita ini udah ada tanda-tanda mau end, readers hehe

See you next chapter ❤️

THE TWINS BROTHER MAFIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang