Tak selang berapa lama, Cello pun tersadar namun ia mengeluh mual dan pusing.
"A-bang" lirih Cello. Niel dan Nia pun langsung berdiri
"Cello..." Panggil Niel pelan karena Cello terlihat menutup mata kembali sambil meringis menahan sakit. Karena tak mendapat jawaban dari Cello, Niel pun memencet tombol darurat diatas brankar tempat tidur Cello.
"Sebentar ya dek, dokter akan segera datang" ucap Niel yang memegang tangan Cello dan Nia juga mengusap lengan Niel karena melihat Niel yang terlihat panik
🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲
Namun ternyata sebelum dokter datang, Cello memuntahkan cairan berwarna hitam pekat dari mulutnya yang membuat Niel semakin kalang kabut.
"Cello, bertahan dek" ucap Niel terburu-buru dengan memegang tangan Cello
"Tenang tuan, Cello pasti akan baik-baik saja. Bukankah tadi dokter Alin juga sudah bilang tentang efek sampingnya. Kita tunggu dokter saja" ucap Nia dengan menenangkan Niel yang sudah terlihat sangat kacau
"Jangan panggil saya tuan, saya bukan tuan kamu. Panggil saya Niel" ucap Niel yang berusaha untuk menenangkan pikirannya
"Baiklah" jawab Nia
Tak berapa lama dokter Alin pun datang bersamaan dengan Nio yang baru saja kembali dari membeli makanan.
"Ada apa bang?" Tanya Nio
"Kenapa ada cairan hitam di selimut dan pakaian Cello?" Lanjut Nio
"Abang juga nggak tahu" ucap Niel lirih dan memperhatikan dokter Alin yang sedang memeriksa Cello
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Kondisi pasien sudah membaik, memang tadi adalah efek samping dari ramuan penawar racun itu namun itu takkan berakibat apa-apa pada pasien justru malah mematikan racun di dalam tubuh pasien" jelas dokter Alin setelah selesai memeriksa keadaan Cello
"Mungkin 3-4 hari ke depan, pasien sudah kembali normal seperti biasa. Kalau begitu saya permisi tuan, nona" lanjut dokter Alin dan diangguki semuanya
"Alhamdulillah" ucap Niel, Nio dan Nia menghembuskan nafas lega setelah mendengar penjelasan dari dokter. Nia pun langsung menuju ke arah tempat tidur yang digunakan Cella agar ia bisa beristirahat sebentar.
"Makanlah dulu bang" ucap Nio
"Abang belum lapar Nio. Nia, sebaiknya kamu makan dulu sebelum tidur" ucap Niel
"Tapi bang, Abang juga belum makan sedari siang" ucap Nio
"Baiklah aku akan makan tapi kau juga harus makan bersama aku dan Nio" ucap Nia yang kemudian berpindah ke sofa untuk segera makan siang yang merangkap makan malam
"Baiklah" ucap Niel
Skip 4 hari kemudian
Ini aku percepat aja ya hehe
Kalau kegiatan per hari kaya nya ntar ceritanya kelamaan terus pada bosen deh wkwkwkHari ini Cello sudah di perbolehkan dari rumah sakit. Nia pun selama empat hari itu tidak pernah absen untuk menemani Cella di rumah sakit karena Cella tak mau bersekolah jika tak ada Cello. Nia juga tak mampu membantah ucapan Niel yang memintanya tetap menemani Cella dan tentu menemani dirinya juga.
Nia dan Niel semakin hari semakin dekat bahkan sikap posesif Niel mulai terlihat. Kalau biasanya sikap posesifnya hanya ditujukan pada keluarganya, sekarang bertambahlah terhadap Nia. Seperti contohnya kemarin saat Nia hendak pamit ke kantor sebentar karena ada urusan, Niel tak mengijinkan Nia pergi kalau dijemput atau diantar oleh laki-laki lain selain Niel. Padahal belum jadi pacar, pikir Nia.
Sedangkan Nio dan dokter Alin bukannya semakin dekat semakin posesif seperti kakaknya Niel, tapi ini semakin dekat semakin sering adu mulut.
"Cello, sudah siap semuanya. Ayo kita pulang" ucap Cella sambil membantu Cello untuk beranjak dari brankar rumah sakit. Sedangkan Nia membantu membawakan barang-barang Cello walaupun hanya satu tas, karena tas lain sudah dibawa oleh bodyguard. Dimana Niel dan Nio? Mereka tidak ikut menjemput Cello karena hari ini ada rapat penting perusahaan, namun jangan salah bukan berarti mereka tak perhatian. Bahkan mereka sudah menyiagakan puluhan bodyguard agar menjamin keselamatan adik mereka sampai masuk ke dalam rumah.
"Ayo" ucap Cello yang kemudian menggandengan tangan Cella dan Nia yang sudah ia anggap kakaknya sejak ia diperkenalkan oleh kakaknya Niel.
Puluhan bodyguard pun yang melihat tuannya akan keluar rumah sakit bersiap siaga untuk mengamankan mereka. Setelah masuk mobil dan dalam perjalanan ke mansion pun beberapa bodyguard juga mengikuti dari belakang, dari depanpun juga dikawal oleh beberapa bodyguard seakan-akan dijalan seperti ada pawai orang penting
Namun, tiba-tiba di pertengahan jalan....
Maaf ya kalau misal ada typo, soalnya ini ngetiknya udah sambil ngantuk-ngantuk
See you next chapter ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS BROTHER MAFIA (END)
ActionHallo... ini karya ke 2 author Ini adalah sequel dari "ANGELITA" Bagi kalian yang bingung sama cerita nya, kalian bisa baca dulu "ANGELITA" Hmm... Buat deskripsi langsung ke Prolog aja ya readers HAPPY READING