Sudah sebulan semenjak meninggalnya sang mommy, Angel. Namun suasana di mansion mewah milik keluarga Al sama sekali tak berubah auranya. Aura kekosongan dan kesedihan masih mendominasi terutama sang kepala keluarga, Al dan si bungsu Cella. Bahkan selama sebulan ini Cella sama sekali tak mau sekolah dan sering mengurung diri di kamar. Al pun yang masih sedih atas kepergian istrinya hanya bisa terus menemani Cella, ia juga sudah tak bekerja sama sekali.
Sedangkan untuk Niel, Nio, dan Cello mereka sudah beraktifitas seperti biasanya, namun mereka terlihat lebih pendiam. Nia dan Alin yang sudah menikah dengan Niel dan Nio pun kini sudah tinggal di mansion keluarga Al karena permintaan dari Al agar Cella dan Cello tak merasa kesepian apabila ditinggal oleh kakak-kakaknya.
Untuk pelakunya, penabrak itu sudah diamankan namun dia tak mau mengaku siapa yang menyuruh walaupun sudah disiksa begitu parahnya. Akhirnya si pelaku itu diancam dengan menggunakan keluarganya, namun ia hanya mengatakan bahwa "pelakunya orang terdekat anak Miss Angel dan mengincar Cello untuk menjadi miliknya" kemudian ia meninggal di tempat.
Dengan clue itu, keluarga Al akan menyelidiki orang-orang yang berada di sekitar anak-anaknya. Bahkan orang terdekatnya sekalipun tak luput dari penyelidikan dan pengawasan itu. Pengawasan terhadap Cella dan Cello pun semakin di perketat oleh Alvaro dan anak buahnya. Awalnya Cello sangat risih karena walaupun diawasi dari jarak jauh tentunya yang mengawasi sangatlah banyak.
"Cella, kamu nggak mau ke sekolah dengan Abang kamu?" Tanya Al hati-hati setelah sarapan bersama anak-anaknya dan hanya dijawab dengan gelengan lemah oleh Cella. Al pun hanya bisa menghembuskan nafas lelah menghadapi semua yang terjadi dalam hidupnya
"Kalau kamu kaya gini terus, mommy di sana nggak akan senang lho. Kamu tau kan mommy orang yang disiplin soal belajar dan tanggungjawab. Kamu harus bangkit, harus kuat, harus bahagia. Masih ada Daddy, abang-abangmu, kakak-kakak iparmu, Oma opa, nenek kakek. Mereka sangat sayang dan merindukan Cella yang ceria dan selalu tersenyum" ucap Al lagi mencoba memberi pengertian anaknya. Cella pun mengalihkan pandangannya ke arah Al dengan mata yang berkaca-kaca.
"Daddy..." Lirih Cella kemudian berdiri dan memeluk erat daddy nya
"Maafin Cella, Cella janji akan jadi kuat biar bisa membalas orang-orang yang akan menyakiti keluarga kita" lirih Cella di pelukan Al dan disambut pelukan tak kalah erat dari Al
"Iya nak, ayo kita bangkit. Kita cari pelaku yang udah nyakitin mommy dan akan menyakiti keluarga kita" ucap Al menyemangati Cella sambil tersenyum manis pada anaknya itu
"Angel, aku janji akan menemukan pelaku sebenarnya dari orang yang sudah membuatmu pergi dari ku dan aku akan melindungi anak-anakku dengan seluruh nyawaku" batin Alvaro sendu
"Aku tahu, tak hanya aku yang sedih atas kehilangan mommy. Bahkan Daddy lebih sedih, aku nggak boleh kaya gini terus" batin Cella menyemangati diri sendiri
Cello, Niel dan Nio yang menyaksikan hal itu pun bangkit dari duduknya kemudian memeluk Al dan Cella.
"Kita harus saling menjaga" ucap semuanya di sela-sela pelukan itu
"Jaga keluarga ini, ya Allah" batin Nia dan Alin sambil tersenyum
"Sial... Kenapa mereka harus jadi kompak gini sih? Harusnya mereka pada jadi pendiem dan nyibukin diri masing-masing biar gue gampang nyingkirin Cella" batin seseorang yang melihat keharmonisan keluarga Al di balik pintu utama mansion
***
Cella akhirnya berangkat sekolah bersama Cello, walapun sekarang sikapnya masih jadi pendiam. Sesampainya di sekolah Cella keluar dari mobil kakaknya dan berjalan di koridor sekolah yang sudah lumayan sepi karena bel masuk tinggal 5 menit lagi berbunyi.
Skip istirahat
Cella dan Cello ke kantin bersama sahabatnya Zack dkk, mereka duduk menunggu pesanan mereka di antar.
"Hari ini ada murid baru cantik guys" seru Andreas
"Yang bener loe?" Tanya Yunus menanggapi omongan Andreas
"Bener, tenang aja cewek normal kok bukan cabe-cabean hahaha" ucap Andreas sambil tertawa
"Syukurlah populasi cabe di sekolah ini menurun" syukur Yunus
Mereka pun memakan makanan mereka dengan tenang setelah pesanannya datang. Tak lama ada dua cewek yang datang ke meja mereka.
"Em maaf Cella, boleh kita duduk disini? Soalnya meja udah pada penuh" tanya Abel, tapi tak ditanggapi oleh Cella. Masih ingat Abel kan yang dulu di tolong oleh Cella dan Cello
"Boleh duduk aja" jawab Andreas karena dia tahu bahwa mood Cella sedang tidak baik
Mereka pun duduk bergabung dengan Cello dkk.
"Eh loe murid baru kan?" Tanya Andreas yang melihat wajah asing di sekolahnya
"Iya, aku baru masuk hari ini. Kenalin aku Quensha Fahira panggil aja Ira" ucap Ira mengenalkan diri dengan lembut dan senyuman manisnya
"Wah daebak... Senyumnya manis banget, bikin gue diabetes" goda Andreas
"Dasar loe, semua cewek loe godain" sinis Yunus
"Bodo. Kenalin gue Andreas, samping gue Yunus, yang itu Cello dan sampingnya Cella. Terus yang mukanya nyeremin samping Cella itu, Zack namanya" ucap Andreas memperkenalkan semuanya dan diangguki oleh Ira
"Salam kenal semua" ucap Ira sambil tersenyum
"Senyuman dan tatapannya membuatku nyaman" batin Cello sambil sedikit melirik ke arah Ira yang sedang makan
"Sialan, sepertinya gue harus waspada. Saingan baru" batin seseorang dengan menatap sinis Ira karena melihat Cello sedari tadi curi-curi pandang ke arah Ira
"Sepertinya gue udah tau siapa pelaku sebenarnya. Cihh licik, gue akan ikuti permainan loe sampai gue bisa ngembaliin permainan loe jadi boemerang buat diri loe sendiri" batin Cella yang melihat tatapan sinis dari seseorang
See you next chapter ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS BROTHER MAFIA (END)
ActionHallo... ini karya ke 2 author Ini adalah sequel dari "ANGELITA" Bagi kalian yang bingung sama cerita nya, kalian bisa baca dulu "ANGELITA" Hmm... Buat deskripsi langsung ke Prolog aja ya readers HAPPY READING