Part 67

1.9K 122 18
                                    

Di ruang bawah tanah

Angel dan Al berjalan berdampingan dengan Al yang merengkuh pinggang istrinya erat seakan-akan takut kehilangan sang istri tercintanya itu. Sesampainya di ruang bawah tanah, terdapat dua orang remaja ah tepatnya pengkhianat keluarga mereka sedang terduduk di dalam ruangan kecil dengan lampu remang-remang. Terlihat sang laki-laki hanya duduk diam dan menunduk sembari menyesali perbuatannya, dan seorang perempuan yang terduduk santai seperti orang yang tak punya salah. Yap, orang itu adalah Tian dan Abel.

"Lepaskan Tian dan bawa dia kembali ke rumahnya" ucap Angel dengan tegas kepada salah satu penjaga yang berada disitu

"Angel, kamu yakin akan melepaskan Tian?" Tanya Al yang heran dengan apa yang diputuskan oleh istrinya

"Iya mom. Walaupun dia tak melukai keluarga kita secara langsung, tapi tetap saja dia ingin memiliki Cella dengan cara yang salah apalagi dia bersekongkol dengan wanita ular itu" ucap Cello yang juga tak setuju dengan mommy nya

"Sayang, Cello mommy yakin Tian tak berniat seperti itu. Dia hanya terlalu mencintai Cella hingga cinta itu berubah menjadi obsesi untuk memiliki Cella. Tapi sebenarnya hati Tian itu baik dan tulus, hanya dia bingung bagaimana cara mendekati dan memiliki kamu hingga dia menempuh cara yang salah untuk mendapatkan Cella" jelas Angel pada Al dan Cello

"Tapi mom..." Ucapan Cello pun terpotong dengan perkataan tegas Angel

"Tidak ada tapi-tapian Cello, keputusan mommy untuk melepaskan Tian sudah bulat. Mommy janji Tian takkan bisa melukai ataupun menyakiti Cella dan keluarga kita seperti Abel. Percaya pada mommy oke, boy" ucap Angel tegas disertai nada memohon di akhir kalimatnya

"Baik mom, Cello percaya pada mommy asalkan jaminannya adalah Cella tidak akan terluka" ucap Cello dan diangguki oleh Angel sedangkan Al, Niel, Nio, dan Cella sudah pasrah dengan keputusan sang mommy

"Segera keluarkan Tian" ucap Angel lagi karena penjaga tadi belum melaksanakan perintah Angel dikarenakan terjadinya perdebatan di keluarga itu

"Baik nyonya" jawab penjaga itu

Penjaga itu pun mengeluarkan Tian dari ruangan kecil dibawah tanah itu dan akan segera mengantarkannya pulang.

"Terimakasih nyonya Angel. Saya minta maaf atas semua perilaku saya selama ini. Harusnya saya tahu diri dengan membalas segala kebaikan keluarga ini dengan tetap berbuat baik namun saya malah ikut-ikutan untuk menghancurkan keluarga ini. Bahkan dengan bodohnya saya mengkhianati sahabat saya Cello dan Cella yang sudah menganggap saya sebagai saudaranya sendiri. Cello, Cella Aku minta maaf atas semuanya aku janji akan berubah menjadi orang yang tak tamak untuk memiliki sesuatu" ucap Tian dengan raut penyesalan yang terlihat tulus

"Saya maafkan. Tapi jika kamu melakukan hal yang melukai Cella ataupun keluarga saya, saya jamin tidak hanya kamu yang hilang dari dunia ini tapi keluargamu juga. Bertemanlah dengan baik dengan anak-anakku tanpa ada rasa iri dan tamak di dalamnya" ucap Angel dengan sorot mata yang tegas dan dingin

"Baik nyonya, terimakasih. Saya permisi" ucap Tian kemudian berlalu bersama beberapa penjaga yang mengantarnya pulang setelah mendapat anggukan persetujuan dari Angel sedangkan yang lain hanya diam memperhatikan

"Abel... Abel... Sepertinya sifat polos dan baik hatimu tertutup oleh sifat tamak dan iri mu terhadap apa yang dimiliki anak-anakku. Ups... Bukan hanya ingin bersama anak-anakku aja yah, tapi dengan suamiku kau juga ingin hahaha" seru Angel setelah melihat Tian sudah tak berada di sana

"Tidak semudah itu, Abel" lanjut Angel sambil tersenyum sinis terhadap Abel

"Hahaha nyonya Angel, anda seharusnya sudah mati sehingga aku bisa menguasai segala hal yang kau miliki" ucap Abel yang sebenarnya juga terkejut melihat Angel masih hidup namun ia berusaha menutupi keterkejutannya itu

"Wow... Yang harusnya akan mati disini itu adalah kau bukan saya, saya takkan semudah itu untuk mati hanya karena hama kecil mirip semut seperti anda" ucap Angel membuat wajahnya pura-pura terkejut

"Sial... Gue harus bisa kabur dari sini. Gue nggak mau mati sebelum mendapatkan apa yang seharusnya gue dapetin" batin Abel sembari berusaha mencari celah untuk kabur walaupun sepertinya tak mungkin

"Jangan berpikiran untuk..."



Hello... I'm comeback 😁

Sebenernya nih aku dapet tawaran untuk nerbitin karya aku dalam bentuk ebook, tapi aku masih kurang ngerasa pede aja soalnya kemarin ada beberapa Comment yang bilang kalau author tuh "nggak ngehargai agama lain" padahal disitu kalimatnya hanya berisi "salam" aja sih tapi ya udahlah ya beda orang beda pendapat hehe

Menurut kalian mending ku terima apa enggak ya? Sebenarnya aku sih minat aja, tapi ya itu 😁

See you next chapter ❤️

THE TWINS BROTHER MAFIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang