Part 39

2.1K 106 10
                                    

Niel dan Nio pun berjalan menuju kelasnya menghiraukan kehadiran Cella dan Cello agar tak ada yang curiga dan untuk mengelabui apabila ada musuh yang mengenal salah satu dari mereka.

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

"Woy... Udah lama nggak keliatan, darimana aja kalian?" Celetuk seorang siswa yang merupakan sahabat mereka, Fairza Yudanial atau biasa dipanggil Irza. Cowok yang ramah, peduli dengan sahabat-sahabatnya, dan tak mudah terpancing emosinya. Ia juga salah satu anggota dari mafia Gold Rose.
Sebenarnya Irza tahu dimana kedua sahabatnya itu namun itu hanya sebagai basa-basi saja agar suasana tak hening. Irza ini anak perantau, ia dulu dari kota terpencil. Namun saat itu ia bertemu Angel dan Al yang sedang menjalankan misi, terus ditawari ke Jakarta untuk pendidikan karena Al dan Angel melihat potensi yang bagus di diri Irza. Akhirnya Irza diajak ke Jakarta dan sekarang ia juga bekerja di salah satu cafe Angel sebagai manager disana.

"Biasa, sibuk" jawab Nio sambil melangkahkan kakinya menuju meja tempat duduknya

"Udah tau gue hehe" cengengesan Irza

"Kalau udah tahu ngapain nanya bego" ucap Nio kesal

"Basa-basi bro biar ada pembahasan gitu lho. Masa kita udah jarang ngumpul tapi waktu ketemu malah diem-dieman apa lagi nih ya waktu kalian nggak masuk, beuh kasihan hambamu ini ya Tuhan... Gue dicuekin mulu tuh sama kulkas dua pintu. Berasa ngomong ama batu gue" jelas Irza sambil menyindir salah satu sahabatnya

"Syukurin loe... Emang kalau kita berangkat Lo juga bakalan nggak dicuekin? Kita kan juga hampir sama sifatnya sama tuh anak" jawab Nio, sedangkan Niel dan salah satu sahabatnya tak menggubris percakapan mereka

"Seenggaknya masih ada loe yang bisa gue ajak bercanda walaupun masih sedikit dingin" ucap Irza

"Hahaha ada-ada aja loe. Gimana kabar loe Nick?" Tanya Nio pada sahabatnya yang dipanggil Nick itu karena selama twins tak masuk, twins jarang sekali bertemu bahkan hampir tak pernah karena walaupun Nick ikut anggota di mafia Gold Rose ia jarang ke markas. Ia lebih sering menjalankan misi di luar kota atau negeri.

"Baik" jawab Nickholas Abra Fernan  singkat dan datar tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Nick ini merupakan sebatang kara. Ia anak yang juga dibantu Angel bersamaan dengan Irza dalam pendidikanng. Nick ke Jakarta untuk mewujudkan cita-citanya sebagai Arsitektur. Nick mempunyai sifat yang dingin dan datar serta cuek terhadap sekitar apalagi ke cewek. Ia juga bekerja di salah satu restoran milik Angel sebagai manager disana.

"Hahaha mampus loe, bener kan kata gue hahaha jawabnya singkat gitu tanpa ekspresi lagi" ucap Irza sambil tertawa sedangkan Nio hanya memutar bola matanya malas

Pembicaraan mereka pun terhenti karena guru yang mengajar sudah masuk ke kelas.

Skip istirahat

Semua murid disana berhamburan ke luar kelasnya tak terkecuali Niel, Nio, Irza dan Nick. Mereka menuju kantin, namun ternyata kantin telah penuh kecuali tempat yang digunakan Cello dkk.

"Disitu aja yuk, daripada kita nggak dapet tempat duduk. Gue udah laper banget nih" ucap Irza menunjuk meja Cello dkk. Disini Irza dan Zack sudah tahu kalau Niel, Nio dengan Cella, Cello itu saudara. Irza dan Zack juga akrab dengan Cella dan Cello, bahkann menganggapnya sebagai adik sendiri.

"Kita gabung ya, soalnya meja udah penuh nih" ucap Irza dan diangguki oleh Cella

"Bang, pura-pura nggak kenal ya. Soalnya satu kantin ngeliatin nih, kita takutnya ada musuh yang mengetahui identitas kita" bisik Cella ke Nick yang ada disebelahnya dan diangguki oleh Nick

Mereka pun seakan saling acuh tak acuh seperti tidak saling mengenal. Zack dkk juga mengenal Irza dan Nick, namun ketika di sekolah mereka sama sekali tak bertegur sapa karena sudah menjadi kesepakatan mereka bersama.

"Bahkan orang yang gue sayang, loe juga rebut. Gue nggak akan biarin loe bahagia dan gue bakalan dapetin semua yang ada di genggaman loe" batin seseorang sambil menuangkan bubuk tabur yang ada di plastik kecil yang dibawanya ke mangkok makanan pesanan seseorang

Aku sempet-sempetin nih hehe
Semoga selalu nungguin cerita aku ya hehe

Aku kemarin baca-baca Comment, ada yang tanya kok di cerita ini nggak ada visualnya?
Hmm... Awalnya aku mau kasih visual untuk ceritaku yang ini tapi dari respons di karyaku yang satunya katanya visualnya banyak yang nggak cocok padahal udah aku tulis disitu "kalau nggak sesuai bisa kalian bayangkan sendiri"... Jadinya untuk yang cerita ini nggak aku kasih visual, daripada ntar kalian nggak nyaman atau malah ngehujat kaya yg di cerita ku satunya jadi lebih baik kalian bayangkan sendiri visualnya ya hehe

Ditunggu vote nya 😊
See you next chapter ❤️

THE TWINS BROTHER MAFIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang