Part 25

2.6K 157 10
                                    

"Bantulah adikku, kami tak ingin kehilangannya. Kami akan memberikan apa saja yang kau mau asalkan kamu bisa menyembuhkan adikku seperti sedia kala" ucap Nio dengan memohon. Melihatnya, dokter Alin merasa iba karena ia sendiri juga sudah pernah merasakan apa itu kehilangan

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

"Baik dokter Bagas, saya akan segera menangani pasien di dalam" ucap dokter Alin, membuat semua yang ada di sana merasa sedikit lega

"Saya permisi masuk ke dalam" lanjut dokter Alin dan berlalu saja setelah mendapatkan anggukan dari Nio

Mereka pun menunggu dengan cemas. Setelah beberapa menit menunggu pun dokter Alin keluar ruangan Cello kemudian berlalu ke ruang laboraturium di rumah sakit itu untuk mengobservasi racun yang terkandung dalam darah Cello Dan segera membuatkan penawarnya.
Yang ada di luar pun heran dengan dokter Alin yang ketika keluar dari ruangan Cello langsung berlalu saja tanpa memberikan keterangan apa-apa. Itu lah yang sekarang juga menyebabkan mereka khawatir dengan keadaan Cello.

"Bang, Cello baik-baik aja kan?" Tanya Nio dengan pandangan nanarnya melihat punggung dokter Alin yang terus menjauh berjalan

"Semua akan baik-baik saja. Kita hanya bisa berdo'a" ucap Niel dengan tenang padahal di dalam hatinya perasaan takut dan khawatir mendominasinya namun dia mencoba untuk tenang agar kedua adiknya tidak panik

Sedangkan disisi lain, Nia dan Cella duduk berdampingan. Nia memeluk Cella dari samping sambil menenangkan Cella yang masih terisak di kursi tunggu di depan ruangan. Zack dkk sudah pulang beberapa menit yang lalu karena sudah di cari kedua orangtuanya.

Tak berselang lama, dokter Alin kembali ke ruangan Cello dengan dahi yang terlihat berkeringat dan wajah yang terlihat lelah dengan membawa sebuah botol kaca kecil dengan cairan berwarna orange. Tanpa menghiraukan tatapan orang yang menunggu Cello di luar ruangan, ia langsung masuk ke dalam agar segera memberikan ramuan yang sudah ia buat.

Selang satu jam kemudian

Ceklek

Bunyi pintu ruangan Cello terbuka, dokter Alin dan beberapa perawat pun keluar dengan raut muka yang tak dapat di artikan.

"Bagaimana dok?" Tanya Niel dengan datar

"Gimana Abangku dok?" Tanya Cello sambil melangkah mendekati sang dokter dengan bantuan Nia

"Huft..." Dokter Alin pun terlihat menghela nafasnya pelan untuk mengusir segala lelahnya

"Pasien kondisinya sudah stabil. Racun yang berada di dalam tubuhnya sudah berhasil kami hilangkan. Setelah pasien nanti bangun mungkin dia akan merasakan mual dan pusing, itu efek wajar dari penawar racun itu" jelas dokter Alin membuat semua yang ada di sana bernafas lega

"Jika nanti pasien sudah sadar, saya minta kalian panggil dokter Bagas atau saya agar kami bisa memeriksa ulang keseluruhan kondisinya untuk memastikan lagi apakah ada efek samping lain dari penawar itu" lanjut dokter Alin

"Baik dok, terimakasih. Dan saya minta maaf atas kejadian tadi saat saya meragukan dokter" ucap Nio dengan tersenyum tipis

"Tidak masalah. Kalau begitu saya permisi" ucap dokter Alin sambil tersenyum kemudian berlalu setelah mendapat respons anggukan dari Nio








Apakah masih ada yang nungguin? Hehe
Udah lama nggak up hehe
Habisnya yang baca cuma dikit wkwkw

Maapkan author kalau ceritanya nggak menarik hehe

THE TWINS BROTHER MAFIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang