RED 70

8.4K 416 9
                                    

"Daan!" Tavish yang baru saja penyesuaian karena bangun tidur langsung terkejut begitu ponsel yang sejak tadi bergetar dia jawab. Kupingnya berdengung mendengar teriakan di ujung telpon sana.

"Can you please be more human when you call me, Ken? Kenapa harus berteriak." Sahutnya dengan kesal. Tavish bangkit dari tempat tidurnya. Dia mengacak rambutnya asal dengan mata yang masih setengah menutup.

"Daan, ini berita penting."

Mendengar bahwa jika Kennathan mungkin saja sudah mendapat kabar dari Grandmama mereka membuat kantuk Tavish menghilang.

"Apa yang Grandmama lakukan? Apa dia bilang sesuatu? Katakan pada ku, apa yang dia lakukan pada Duke bodoh itu." Cecarnya ingin tahu.

Kennathan membuang nafasnya dengan kasar di ujung sana. Kenapa sepupu bodohnya ini justru memikirkan hal lain ketika ada sosok penting di hidupnya sedang ada masalah.

"Daan! Stop! Bukan itu masalah penting yang ingin aku sampaikan"

"Ini tentang Anna? Apa sesuatu terjadi padanya?"

"Bukan, bodoh!"

"Huh! Jika bukan, aku tutup. Aku hanya akan mendengar berita tentang Anna dan Grandmama."

"This is about your girlfriend."

"Siapa?" Tubuh Tavish menegang. Tiba-tiba perasaannya tidak enak.

"Siapa lagi pacar mu kalau bukan Sierra." Balas Kennathan dengan kesal. Kenapa justru sepupunya bertanya siapa kekasihnya padanya.

"Apa dia ... Maksud ku, ada apa dengannya?"

Jawaban aneh yang di dengar Kennathan membuatnya bertanya-tanya. Kenapa justru Tavish terlihat tidak peduli. Padahal disini ada kekasihnya yang sedang terjatuh sakit.

"Apa-apaan dengan respon mu itu? Kamu terdengar tidak peduli dengannya."

Tavish menatap dinding apartemen nya dengan pandangan kosong. Dia belum memberi tahu kepada Kennathan dan Joshua jika ia dan Sierra sudah berakhir.

"Tidak ada. Aku hanya sudah putus dengannya."

"Wait! What?!"

"Aku tidak akan mengulanginya. Aku dan dia sudah putus. Dan saat ini aku hanya ingin fokus dengan Anna dan keluarga kita saja."

"Daan, jangan bilang kalau kamu ..."

"Ya, apapun yang ada di pikiran mu itu benar. Dan aku harap kamu tidak perlu menyebutkan namanya lagi di hadapan ku untuk kedepannya."

Di sana, Kennathan menahan rasa kesalnya. Dia mengacak rambutnya dengan kasar. Sepupunya sungguh bodoh. Kennathan berjalan bolak-balik seperti orang gila karena terkejut dengan berita yang baru saja didengarnya.

"Daan, satu hal yang harus kamu tahu. Itu bukan kesalahannya. Dan..."

"Iya. Dan karena aku berhubungan dengannya adik kesayangan ku lepas dari penjagaan ku. Akibatnya, adik ku sekarang sedang terpuruk dan menderita. Dia yang selalu menjadi kesayangan keluarga dan satu-satunya wanita yang harus aku jaga mendapatkan masalah tanpa aku tahu, karena saat dia membutuhkankan ku, aku justru sibuk dengan hubungan tidak jelas dengannya."

"Daan! Kamu keterlaluan! Sierra tidak salah dalam hal ini. Apapun itu bukan salahnya. Kita tidak bisa menjaga Anna seratus persen karena kesibukan kita juga. Dan Anna sudah dewasa Daan. We should let her handle her problems alone."

"Not me! Dia adik ku. Dan aku akan selalu ada untuknya kapan pun itu. Dan jika ada hal yang membuat ku teralihkan dalam menjaga adik ku. Akan aku singkirkan apapun itu."

"Daan! You're crazy! This is nonesense!"

"Aku tidak peduli tanggapan mu. Tapi Anna is my priority. Dia akan selalu jadi nomor satu dalam seluruh pikiran ku."

"Huh! Bodoh! Anna hanya ada di pikiran mu? Terus siapa di hatimu?."

"Lupakan! Aku tidak akan membahas masalah ini lagi. Kedepannya aku harap kamu paham."

"Ya...ya...ya. aku akan paham dengan pikiran kolot mu itu. Tapi satu hal yang harus aku katakan padamu. Sierra, mantan kekasihmu." Tekan Kennathan dengan menyebut kata mantan secara jelas dan tegas.

"Dia sedang berada di rumah sakit ku saat ini. Tubuhnya drop dan sekarang pingsan karena kehabisan cairan. Dan harus kamu tahu, ada seorang pria yang membawanya kesini dengan wajah penuh rasa khawatir dan cemas untuknya. Jadi, karena aku sudah mendengar balasan mu untuk Sierra. Aku harap kamu tidak datang kesini dan membuat wanita malang itu semakin sakit hati dengan melihat mu."

Tut!

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang