Tavish kini lega. Dia akhirnya berhasil mendapatkan kembali wanitanya. Susah payah meminta kembali hati wanita itu. Kini semua terbayar dengan indah.
Pertunangan tiba-tiba yang diucapkannya ternyata membawa pengaruh baik. Meskipun dia harus mendapatkan kejutekan Sierra selama satu hari. Tak masalah. Asal setelah itu Sierra bisa kembali dalam pelukannya.
Sekarang, hubungan mereka tidak lagi tersembunyi. Seluruh dunia akhirnya tahu siapa wanita yang tepat bisa berada di sampingnya. Hanya Sierra Putri Guntoro.
Cuma wanita itu yang bisa melengkapi hidupnya. Meskipun banyak orang melabelinya pria dengan segala kesempurnaannya. Baginya, Tavish tidak akan bisa sempurna jika tidak memiliki Sierra di hatinya dan di hidupnya.
"Hai, sayang." Tavish mengejutkan Sierra dengan memeluk wanita itu dari belakang. Dia sengaja meminta kunci akses kamar Sierra di apartemen kantornya.
"Daan! Apa-apaan sih! Kamu itu suka banget ngagetin." Sierra menatap Tavish dengan kesal.
Sierra sedang memasak sarapan untuk mereka berdua. Sejak tahu jika dirinya sekarang adalah tunangan Tavish. Pria itu mengatakan jika Sierra harus rutin membuatkannya makanan. Tavish dan segala aturannya yang harus dituruti. Menyebalkan tapi Sierra cinta.
"Jangan marah-marah sayang. Kamu terlihat semakin cantik." Tavish memberikan kecupan singkat di pipi Sierra.
"Ck! Sejak kapan kamu belajar menggoda wanita? Oh! Aku tahu, pasti sejak kamu dekat sama si penulis terkenal itu kan." Balas Sierra dengan nada sedikit kesal.
Tavish terkekeh kecil. Pria itu meletakkan wajahnya di leher Sierra dan mengecup leher jenjang kekasihnya dengan lembut. Tubuh Sierra merinding merasakan halusnya bibir Tavish dan hembusan nafas pria itu. "Aku senang kamu memotong rambut menjadi sependek ini. Karena ini memudahkan ku untuk terus melakukan hal ini." Tavish kembali melakukan aksinya. Leher Sierra yang putih kini memiliki bekas merah yang cukup pekat.
"Daan! Apa-apaan sih! Sakit tau!" Sierra langsung melepas pelukannya dan menatap Tavish dengan garang. Kenapa pria itu semakin kesini kelakuannya semakin mesum.
"Kamu harus tahu betapa beruntungnya aku bisa kembali lagi seperti ini pada mu Ra. Tidak ada kata yang bisa aku ucapkan selain terimakasih karena telah memberikan aku kesempatan kedua."
Melihat tatapan penuh kesungguhan di mata Tavish membuat amarah Sierra mereda. Dia mengalungkan tangannya kee leher Tavish. Mengelus rahang pria itu yang kini sedikit tumbuh rambut halus.
"Aku suka kamu memiliki jenggot kayak gini. Kamu jadi keliatan sexy." Kata terakhir di bisikkan Sierra di kuping Tavish. Sambil dia memberikan kecupan singkat balasan di pipi Tavish.
"Aku senang karena kamu mau berjuang kembali."
Tavish menarik Sierra kedalam pelukannya. "Jangan pernah pergi lagi dari hidup ku Ra. Hanya kamu yang aku butuhkan. Tidak ada lagi yang lain."
Air mata Sierra menetes mendengar kesungguhan Tavish. "Aku tahu ujian kemarin akan membuat kita semakin kuat. Begitupun cinta ku padamu Ra."
"Thank you, Daan."
Melepaskan pelukannya, Sierra membawa Tavish ke arah meja makan sambil menggenggam tangannya. "Kamu masak apa?"
"Kesukaan kamu. Ayam serundeng dan sambal goreng." Senyuman Tavish merekah mendengar hal itu.
Walaupun wajahnya ke barat-baratan. Tapi lidah Tavish adalah lidah orang lokal. Dia sangat suka ayam serundeng bikinan Sierra sejak wanita itu pertama kali memasakkan makanan untuknya. Wanita yang pintar memasak dan selalu mencoba menu baru kesukaan Tavish. Dia akan selalu membuat makanan yang di minta oleh Tavish. Meskipun ada beberapa makanan yang belum pernah di cobanya. Sierra tidak pernah menolak untuk memasakkan makanan yang diinginkan Tavish.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED: He is A Mr. Perfect (Revision)
RomanceA SERIES OF 'COLOR OF LOVE'. 1st Sequel 'RED' 2nd Sequel 'PINK' 3rd Sequel 'GREY' 4th Sequel 'BLACK' Do not copy my works. If you find any similarities in names, places, or situations. It is just inadvertence. Rank: #3 keinginan (16/09/2020)...